Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PSS Sleman vs Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-10 BRI Liga 1 2023/24 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (26/8/2023). (Dok. PSS)

Jakarta, IDN Times - PSS Sleman tidak tutup mata atas kejadian kacaunya jumpa pers Madura United di Maguwoharjo pada Minggu, 24 September 2023 malam. Mereka pun mengeluarkan permohonan maaf resmi.

Dalam akun Instagram resmi klub, PSS mengakui kesalahan mereka atas kacaunya sesi jumpa pers Madura United. Mereka juga mohon maaf atas adanya kabar bahwa media officer Madura United jadi korban pengeroyokan dalam insiden tersebut.

"Panpel PSS menyatakan permohonan maaf atas insiden terhadap personel media officer Madura United pasca laga PSS Sleman menghadapi Madura United FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (24/9)," tulis pernyataan resmi klub.

1. Menyesal dan siap berkoordinasi bersama pihak kepolisian

Peman PSS Sleman, Tallysson Duarte saat bertanding lawan Persita. PSS kalah 1-2. Instagram/pssleman

Lebih lanjut, PSS mengaku menyesal atas insiden yang menimpa Madura United dalam sesi jumpa pers tersebut. Mereka siap berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menginvestigasi dan mengusut pihak-pihak yang terlibat.

"Kami sudah melakukan koordinasi bersama pihak penegak hukum untuk melakukan investigasi dan mengusut oknum yang terlibat. Harapannya kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak terulang lagi di kemudian hari," tulis pernyataan resmi klub.

2. Kronologi terjadinya kekacauan

Madura United kalahkan Persita, Jumat (1/9/2023). (Dok. Persita).

Dalam unggahan di akun Instagram resmi klub, Madura United menggambarkan situasi kekacauan yang terjadi saat sesi jumpa pers. Usai sekelompok oknum tak ber-ID Card masuk ke ruangan jumpa pers, situasi agak memanas.

"Ada satu oknum yang berupaya melakukan perilaku agresif di meja preskon, tempat pelatih dan pemain kami duduk. Demi alasan keamanan, media officer kami memilih untuk menghentikan preskon dan meminta pemain dan pelatih agar segera masuk ke ruang ganti," ujar manajer Madura United, Umar Wachdin.

Umar mengungkapkan, ketika pemain dan pelatih sudah masuk ruang ganti, media officer tim tertinggal di ruang preskon. Alhasil, dia didekap dan didorong oleh oknum tersebut, kemudian dikeroyok di area pintu masuk pemain.

"Nahasnya media officer kami yang masih tertinggal di ruang preskon didekap dan didorong oleh oknum yang lain dan selanjutnya di seret ke arah pintu masuk pemain, untuk kemudian di keroyok secara bersama-sama oleh beberapa oknum lain yang ada di luar," ujar Umar.

"Mujurnya media officer kami berhasil meloloskan diri untuk kemudian di tolong oleh petugas internal dan di bawa ke ruang medis untuk di lakukan perawatan atas luka yang diderita," lanjutnya.

3. Madura United bakal tempuh jalur hukum

Madura United sukses bungkam Persebaya dengan skor 3-0, Minggu (17/9/2023). (Twitter/@MaduraUnitedFC).

Lebih lanjut, Umar mengatakan bahwa Madura United mengutuk keras kejadian ini. Apalagi, insiden itu terjadi di ruang jumpa pers yang seharusnya menjadi ruang terbatas dan hanya diperuntukkan bagi personel yang terdaftar.

"Kami akan melakukan protes resmi kepada operator liga atas ketidaknyamanan ini, selain kami juga menempuh upaya hukum demi terangnya insiden ini," ujar Umar.

Merunut regulasi Liga 1, PSS selaku tuan rumah berpotensi terkena denda sebesar Rp25 juta, buntut adanya pihak-pihak tak terakreditasi yang bisa masuk ke ruang jumpa pers. Mereka berpotensi melanggar pasal 42, bahkan bisa saja lebih karena ada perilaku agresif terhadap Madura United.

Editorial Team