Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Raih Hasil Imbang, Pelatih Bayern Munich Marah Besar

twitter.com/Bayern_mania

Bayern Munich kembali meraih hasil kurang meyakinkan dimana pada hari Sabtu kemarin, klub yang bermarkas di Allianz Arena ini dipaksa meraih hasil imbang 3-3 atas tim promosi, Fortuna Dusseldorf. Hasil ini membuat pelatih Bayern Munich, Niko Kovac, marah besar dengan lini pertahanan anak asuhnya padahal sempat unggul dengan jarak 2 gol. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kovac merasa dua gol tersebut pantas terjadi karena kesalahan anak asuhnya

twitter.com/FCBayernEN

Dilansir dari Goal.com, Bayern Munich sebelumnya sempat unggul dengan jarak 2 gol atas Fortuna Dusseldorf. Namun, Bayern justru kejebolan dua gol terakhir dari Fortuna Dusseldorf di sisa-sisa menit terakhir. Hal itu yang membuat Kovac geram dengan lini pertahanan anak asuhnya, padahal sebelumnya sudah unggul 3-1 hingga pertengahan babak kedua.

Bermain di markas sendiri tentu hasil kemenangan yang ingin diraih, namun yang pasti Kovac tentunya harus memperbaiki situasi seperti ini agar tidak terulang di pertandingan-pertandingan berikutnya. Kovac mengaku 2 gol terakhir dari kubu lawan pantas terjadi karena kesalahan-kesalahan anak asuhnya.

"Anda dapat membayangkan bagaimana perasaan saya secara internal. Jika anda memiliki permainan di bawah kendali dan memimpin, maka saya sama sekali tidak senang dan saya sangat marah. Tapi yang jauh lebih buruk adalah cara kami menghadapi kebobolan tiga gol. Tidak masalah jika anda bermain melawan tim yang berjuang atau tim Liga Champions, kesalahan-kesalahan seperti ini akan dihukum dengan gol," ungkap Kovac seperti yang dikutip dari Goal.com.

2. Akankah Heynckes kembali keluar dari masa pensiun menggantikan Kovac?

twitter.com/bayernopressor

Situasi seperti ini mirip seperti apa yang terjadi pada Bayern Munich saat awal musim 2017/2018. Ketika itu, Carlo Ancelotti gagal mengembalikan performa Bayern Munich saat itu dan dipecat setelah kekalahan dari Paris Saint Germain di fase grup Liga Champions Eropa musim 2017/2018.

Jupp Heynckes kembali ditunjuk menggantikan Ancelotti untuk membangkitkan Bayern yang sedang terpuruk dan berhasil membawa klub ini juara Liga Jerman saat itu juga. Mungkin saja, Heynckes kembali dipaksa keluar dari masa pensiunnya menggantikan Kovac yang saat ini justru lebih terpuruk jika dibandingkan dengan Ancelotti saat itu. 

Presiden Bayern Munich, Uli Hoeness, memanggil Kovac dalam situasi darurat ini dan di klasemen sementara saja sudah terlempar dari posisi 5 besar. Tak hanya itu saja, Bayern kini kebobolan 17 gol, pemandangan yang tak biasa bagi Bayern dan tertinggal sejauh 9 poin dari pemuncak klasemen sementara, Borussia Dortmund.

Jika situasi seperti ini terus berlanjut, maka impian meraih gelar Liga Jerman di musim ini bisa saja pupus dan mau tak mau petinggi Bayern Munich harus mengambil keputusan tepat.

3. Di Liga Champions, Bayern harus bersaing dengan Ajax

twitter.com/HomeFCB

Setelah pertandingan ini, Bayern Munich kembali tampil di Liga Champions Eropa dengan menghadapi wakil Portugal, Benfica, pada tanggal 28 November 2018. Di kompetisi ini, Bayern Munich harus bersaing dengan Ajax Amsterdam untuk merebut juara Grup E dimana Bayern sendiri baru mendapatkan 10 poin, sedangkan Ajax baru meraih 8 poin. Setelah menghadapi Benfica, Bayern akan menghadapi Werder Bremen pada tanggal 1 Desember 2018.

Pertandingan-pertandingan tersebut bisa jadi merupakan ajang pembuktian bagi Kovac untuk bisa membangkitkan Bayern dari keterpurukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us