Newcastle United Resmi Diakuisisi Konsorsium Arab Saudi

Newcastle United siap bersaing di papan atas Premier League

Jakarta, IDN Times - Proses akuisisi itu akhirnya rampung sudah. Newcastle United sekarang resmi dimiliki oleh konsorsium Arab Saudi, yang terdiri dari Public Investment Fund (PIF), PCP Capital Partners, serta RB Sports and Media. Nilai akuisisi diperkirakan mencapai 300 juta poundsterling (setara Rp5,8 triliun).

Kabar peresmian akuisisi ini diumumkan Premier League lewat pernyataan resmi mereka. Operator kompetisi sepak bola level tertinggi Inggris itu sudah memberi lampu hijau soal akusisi ini. Kepastian ini juga mengakhiri rezim 14 tahun Mike Ashley di Newcastle.

"Premier League, Newcastle United, dan St. James Holdings Limited telah menyelesaikan proses akuisisi klub kepada konsorsium yang terdiri dari PIF, PCP Capital Partners, dan RB Sports and Media," tulis pernyataan resmi Premier League.

Baca Juga: 5 Rekrutan Terbaik Newcastle United di Era Kepelatihan Steve Bruce

1. Newcastle tidak akan diatur oleh Arab Saudi

Newcastle United Resmi Diakuisisi Konsorsium Arab SaudiGoal.com

Dengan kepastian ini, polemik kepemilikan Newcastle yang sudah berlangsung sejak tahun lalu pun tuntas. Mereka resmi menjadi milik dari konsorsium perusahaan asal Arab Saudi. Namun, Premier League menjamin, Newcastle tidak akan diatur oleh pihak Kerajaan Arab Saudi.

"Premier League juga telah menerima jaminan legal bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak akan mengontrol Newcastle United. Semua pihak sudah merasa puas, setelah proses akuisisi ini selesai, sehingga memberikan kepastian dan kejelasan kepada Newcastle dan fans," tulis pernyataan resmi Premier League.

Baca Juga: 5 Pemain Baru Klub Premier League yang Dibeli dari Klub Terdegradasi

2. Masalah Premier League dan Arab Saudi selesai

Newcastle United Resmi Diakuisisi Konsorsium Arab Saudihttps://www.premierleague.com/news/1235540

Rampungnya proses akuisisi Newcastle ini dipercaya terjadi setelah masalah antara Premier League dan Arab Saudi tuntas. Sebelumnya, Arab Saudi dianggap membajak siaran Premier League dari beIN Sports, yang memang memiliki hak siar Premier League di wilayah Timur Tengah.

Sekarang, masalah tersebut tuntas. Arab Saudi tidak lagi memutus dan membajak siaran Premier League di wilayah mereka dari beIN Sports, sehingga hubungan mereka dengan Premier League membaik.

3. Proses akuisisi sempat terganggu oleh kondisi Arab Saudi

Newcastle United Resmi Diakuisisi Konsorsium Arab SaudiPesepak bola Newcastle United Emil Krafth (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Chelsea Marcos Alonso dalam laga lanjutan Liga Inggris, di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, Senin (15/2/2021). Chelsea berhasil mengalahkan Newcastle United 2-0. ANTARA FOTO/Pool via Reuters--Paul Childs

Selain karena pembajakan dan penghentian siaran yang dilakukan Arab Saudi, lamanya proses akuisisi Newcastle United ini terjadi lantaran status dari Arab Saudi. Mereka dianggap sebagai negara yang kerap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), terutama dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Amnesty International juga sempat mengingatkan Premier League akan proses akuisisi ini. Mereka takut, dengan mengakuisisi Newcastle, Arab Saudi ingin berlindung di balik glamornya Premier League untuk menutupi kasus HAM di negara mereka.

"Sejak proses ini pertama kali dibicarakan (akuisisi Newcastle United oleh konsorsium Arab Saudi), kami sudah menduga bahwa ini adalah upaya Arab Saudi untuk menutupi kasus HAM di negara mereka dengan kemewahan Premier League. Hal ini harus dipikirkan betul-betul," ujar Sacha Deshmukh, Ketua Amnesty International Britania Raya.

Baca Juga: 5 Transfer Terbaik Scottish Premiership ke Premier League, Siapa Saja?

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya