Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Shakhtar Donetsk, Keajaiban di Tengah Perang Ukraina

Shakhtar Donetsk pada 2021 (asmonaco.com)
Shakhtar Donetsk pada 2021 (asmonaco.com)

Jakarta, IDN Times - Paripurna sudah kembalinya sepak bola ke Ukraina. Setelah gelaran Liga Ukraina dihelat pada 23 Agustus 2022 lalu, sekarang klub-klub Ukraina akan memulai perjalanannya kembali di kompetisi Eropa, tak terkecuali Shakhtar Donetsk.

Shakhtar Donetsk jadi satu-satunya wakil Ukraina yang mentas di Liga Champions 2022/23. Mereka memang sudah langganan mentas di kompetisi kasta tertinggi Eropa itu. Namun, khusus musim ini, situasi Shakhtar sedikit runyam.

Perang yang berkecamuk membuat sepak bola di Ukraina sempat terhenti. Sejak Februari 2022 lalu, tidak ada kompetisi sepak bola di Ukraina. Hal tersebut memberikan pengaruh besar bagi Shakhtar.

Alhasil, kembalinya kompetisi Liga Ukraina, plus Shakhtar mentas di Liga Champions, terasa jadi sesuatu yang spesial. Alhasil, kemenangan atas RB Leipzig pada Rabu (7/9/2022) dini hari WIB terasa begitu heroik bagi mereka.

1. Shakhtar Donetsk ditinggal banyak pemain

Shakhtar Donetsk. (Twitter.com/Squawka)
Shakhtar Donetsk. (Twitter.com/Squawka)

Jelang musim 2022/23, Shakhtar ditinggal banyak pemain kunci. Marlon, Vitao, Ismailu, Tete, dan Marcos Antonio, semua hengkang ke luar Ukraina, seiring situasi yang tidak menentu. Alhasil, Shakhtar sekarang banyak diperkuat pemain-pemain lokal.

Kini, hampir 80 persen skuad Shakhtar berisikan pemain lokal. Kolumnis The Athletic, Adam Crafton, mengibaratkan tim ini bak kumpulan "para pemain yang terluka, karena baru saja kehilangan atau ditinggalkan keluarga yang berjuang".

Dengan situasi yang serba sulit ini, Shakhtar memulai Liga Ukraina dengan bersua Metalist 1925. Mereka juga harus bertandang ke Jerman untuk bersua Leipzig. Diprediksi akan tumbang, Shakhtar justru mempertontonkan permainan yang prima.

2. Kemenangan psikologis bagi Shakhtar Donetsk

skuad Shakhtar Donetsk pada 2012 (pesmitidelcalcio.com)
skuad Shakhtar Donetsk pada 2012 (pesmitidelcalcio.com)

Bersua Leipzig yang main aktif sepanjang laga, Shakhtar memeragakan permainan spartan. Mereka bertahan serapat mungkin, terorganisir, dan tak segan melancarkan serangan balik cepat. Model permainan ini rupanya merepotkan Leipzig.

Sama seperti Real Madrid beberapa musim lalu, Leipzig kelabakan bersua Shakhtar. Alhasil, Leipzig harus menelan kekalahan dengan skor 1-4 dari Shakhtar, gara-gara gol-gol dari Marian Shved, Mykhaylo Mudryk, dan Lassina Traore.

Kemenangan ini pun membawa Shakhtar memuncaki klasemen sementara Grup F. Namun, Crafton melihat kemenangan atas Leipzig memiliki makna yang lebih. Apa yang ditunjukkan Shakhtar ini lebih bermakna psikologis, ketimbang kemenangan taktik dan skema belaka.

"Kemenangan di Jerman lebih dari sekadar taktik dan teknik semata. Lebih jauh, ada kemenangan psikologis yang didapatkan Shakhtar," ujar Crafton.

3. Shakhtar Donetsk akan melanjutkan perjalanan di Liga Champions

potret skuad Shakhtar Donetsk(en.africatopsports.com)
potret skuad Shakhtar Donetsk(en.africatopsports.com)

Ke depannya, Shakhtar akan melanjutkan perjalanan mereka di Liga Champions. Namun, mereka dipastikan tidak akan mentas di kandang kebanggaan mereka, Donbass Arena. Mereka harus menggelar laga di Lviv, dengan kesiapsiagaan yang lebih tinggi.

Meski sudah bisa menggelar laga sepak bola, tentu ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan Ukraina. Laga sepak bola wajib dihelat tanpa penonton, dan setiap stadion akan dijaga oleh anggota militer dalam skala besar.

Radius 500 meter dari stadion, akan disediakan tempat-tempat perlindungan, jikalau ada serangan mendadak dari Rusia. Tempat perlindungan ini akan jadi tempat pengamanan bagi para pemain dan pelatih yang terlibat di laga sepak bola nantinya.

Terlepas dari situasi sulit ini, kemenangan Shakhtar Donetsk atas Leipzig setidaknya jadi penanda, sepak bola Ukraina sudah bergeliat kembali. Mereka siap menunjukkan diri sebagai negara yang kuat, di tengah perang yang terjadi.

Share
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us