Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika Selatan

Lebih dari sekadar klub sepak bola

Sepak bola, sebagai olahraga yang paling populer di dunia, telah menjadi simbol identitas nasional bagi banyak negara. Club Deportivo Palestino merupakan salah satu contoh dari identitas masyarakat Palestina yang berada di Chile. Klub ini didirikan pada 1920 oleh komunitas Palestina yang saat itu menjadi diaspora Palestina terbesar di luar Timur Tengah.

Pada awalnya, klub sepak bola ini hanya terdiri dari anggota keturunan Palestina. Namun, seiring berjalannya waktu, klub ini mulai menerima anggota dari berbagai latar belakang. Selain ingin mempertahankan budaya dan identitas mereka, ini juga mencerminkan semangat inklusi dan pluralisme yang menjadi bagian dari nilai-nilai Palestina.

1. Dari komunitas akar rumput Palestina hingga bermain di liga profesional

Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika SelatanDeportivo Palestino era 1950-an (palestino.cl)

Pada 1952, setelah 3 dekade berkompetisi di kompetisi amatir, Deportivo Palestino memasuki arena profesional. Momen tersebut terjadi saat mereka meraih gelar juara di Divisi Primera B yang membawa mereka ke Primera Division Chile bersama para raksasa sepak bola Chile. Penggawa klub awalnya hanya berasal dari Palestina, tetapi seiring dengan transisi ke ranah profesional, klub ini membuka pintunya bagi para pemain dari berbagai latar belakang.

Setelah melakukan investasi besar-besaran dan akuisisi pemain, klub ini sempat mendapat julukan tim jutawan dan mendapatkan gelar Divisi Pertama untuk pertama kalinya pada 1955. Keberadaan klub berjuluk Tino Árabes Tricolor Baisanos di Divisi Pertama hingga 1970, lalu klub terdegradasi ke Divisi Kedua. Namun, mereka mampu kembali lagi ke Divisi Primera setelah 2 tahun di kasta kedua Liga Chile dan memenangi Copa Chile pada 1975.

2. Deportivo Palestino mencapai puncak kejayaan pada 1970-an

Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika SelatanDeportivo Palestino era 1970-an (palestino.cl)

Era 1970-an menjadi puncak kesuksesan Club Deportivo Palestino. Di bawah asuhan Pelatih Caupolican Pena, mereka berhasil meraih tempat ketiga di Divisi Kedua pada 1974. Tahun berikutnya, mereka berhasil meraih posisi kelima di Primera Division Chile dan merengkuh juara Copa Chile serta lolos ke ajang bergengsi Copa Libertadores pada 1976.

Dengan kehadiran pemain legendaris Chile, Elias Figueroa, Deportivo Palestino meraih banyak trofi ke dalam koleksi mereka. Kala itu, klub mampu meraih juara Copa Chile pada 1977 dan Primera Division pada 1978 yang membawa mereka ke Copa Libertadores 1978. Salah satu momen mengesankan terjadi ketika Palestino menumbangkan klub raksasa Amerika Selatan, Sao Paulo FC, dengan skor 2-1.

Dominasi Palestino di Copa Libertadores berlanjut. Mereka berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan Club Olimpia dari Paraguay yang berhasil menjuarai Copa Libertadores 1979. Selain itu, mayoritas pemain Deportivo Palestino tidak hanya menjadi pemain kunci bagi klub, tetapi juga berperan penting dalam keberhasilan Timnas Chile meraih runner-up Copa America 1979.

Baca Juga: Belal Muhammad, Petarung Muslim UFC Keturunan Palestina

3. Jatuh bangun Deportivo Palestino pada era 1980—1990-an

Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika Selatansuporter Deportivo Palestino (facebook.com/Palestino)

Deportivo Palestino mulai paceklik gelar saat era 1980-an, di mana Caupolican Pena mengundurkan diri dari kursi kepelatihan pada 1980. Mereka gagal meraih satu pun gelar hingga 1985. Bahkan prestasi terbaik mereka terjadi pada 1983 ketika klub mencapai final Copa Chile sebelum dikalahkan Universidad Catolica.

Pada 1986, Deportivo Palestino harus puas menjadi runner-up di partai puncak Primera Division Chile melawan Colo-Colo, di mana mereka tumbang dengan skor 2-0. Musim 1988 menjadi musim terburuk bagi Palestino karena harus terdegradasi ke kasta kedua. Namun, mereka berhasil kembali ke Divisi Utama semusim kemudian di bawah kepemimpinan pelatih baru, Fernando Lama. Ia berhasil membawa klub ke dalam jajaran lima tim besar Chile pada era 1990-an.

4. Meski dibayangi kebangkrutan pada awal 2000-an, Deportivo Palestino mampu bangkit

Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika SelatanDeportivo Palestino saat menjuarai Copa Chile 2018. (palestino.cl)

Pergantian milenium membawa klub ke serangkaian kejayaan dan tantangan. Pada awal 2000-an, Deportivo Palestino menikmati masa kesuksesan pada 2000—2003. Namun, pada 2005, masalah finansial membayangi hingga berujung kepada kebangkrutan. Untungnya, keluarga-keluarga Palestina terkemuka di Chile turun tangan untuk memulihkan klub. Mengalami kesulitan pada awalnya, Palestino berhasil mencapai final Liga Clausura Chile meski harus kalah tipis dari Colo-Colo pada 2008.

Pada 2014, Palestino kembali tampil di Copa Libertadores setelah absen selama 36 tahun. Di kompetisi yang sama pada 2015, mereka berhasil lolos kembali dan tergabung bersama Montevideo Wanderers dari Uruguay, Zamora dari Venezuela, dan tim besar Boca Juniors dari Argentina pada penyisihan grup. Sayangnya, mereka gagal lolos fase knockout.

5. Hubungan erat Deportivo Palestina dengan perjuangan Palestina

Deportivo Palestino, Identitas Sepak Bola Palestina di Amerika SelatanPresiden Palestina Mahmoud Abbas ketika mengunjungi markas Deportivo Palestino pada 2018. (anfp.cl)

Deportivo Palestino secara terbuka dikenal mendukung kemerdekaan Palestina. Pada Januari 2014, aksi mereka dalam membela Palestina memicu kontroversi lantaran mengganti angka satu di nomor punggung jersey dengan peta Palestina sebelum 1948. Akibatnya, Palestino dikenakan denda sebesar 1.300 dolar Amerika Serikat (Rp20 juta) oleh Federasi Sepak Bola Chile (ANFP) setelah menerima protes dari komunitas Yahudi di Chile.

Selain itu, beberapa pemain asal Chile memutuskan untuk mewakili tim nasional Palestina di ajang internasional. Salah satunya Jonathan Cantillana yang pernah membela PSIS Semarang dan PSS Sleman di Liga Indonesia pada 2019—2023. Ini menandakan bahwa klub masih membina hubungan yang tulus dengan rekan-rekan senegaranya di Palestina. 

Deportivo Palestino telah menjadi bagian penting dari identitas orang Palestina di Chile selama lebih dari satu abad. Klub ini telah menjadi simbol harapan dan perlawanan bagi rakyat Palestina, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: Mohamed Salah Minta Petinggi Dunia Akhiri Derita Palestina

Widyo Andana Pradiptha Photo Verified Writer Widyo Andana Pradiptha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya