Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kontroversi yang Melibatkan HP Samsung, Bikin Heboh Dunia Teknologi

HP Samsung
HP Samsung (samsung.com)
Intinya sih...
  • Menghilangkan jack audio 3.5 mmSamsung menghilangkan audio jack agar bodi HP jadi lebih tipis, memasukan komponen lebih banyak, dan memperbesar kapasitas baterai.
  • Kasus meledaknya Samsung Galaxy Note 7Samsung Galaxy Note 7 mengalami masalah baterai yang parah sehingga meledak dan membahayakan pengguna.
  • Membedakan chipset di seri flagshipSamsung membedakan chipset yang dipakai di beberapa HP mereka, hal ini cukup kontroversial dan konsumen tidak menyukainya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat ini, Samsung menjadi salah satu merek HP terbesar dan paling populer di dunia. Sejak tahun 1980-an, perusahaan asal Korea Selatan tersebut sudah melanglang buana di pasar HP, entah itu pasar HP lokal hingga pasar HP internasional. Namun, sepak terjang Samsung di pasar HP tak selamanya mulus. Justru, ada banyak hal kontroversial yang melibatkan HP Samsung.

Contohnya, ada kasus di mana salah satu produk andalan Samsung meledak di pasaran. Tak cuma itu, Samsung juga sempat diprotes karena menghilangkan hal penting di paket penjualannya. Pengguna Samsung juga sempat kecewa lantaran Samsung menyuntik mati salah satu seri legendaris mereka.

1. Menghilangkan jack audio 3.5 mm

HP Samsung
HP Samsung (samsung.com)

Dulu, semua HP Samsung memiliki audio jack atau headphone jack 3.5 mm. Jadi, pengguna bisa mendengarkan musik dengan mencolok headphone atau earphone langsung ke HP. Sayangnya, pada 2019 saat perilisan Samsung Galaxy Note 10 series Samsung mulai menghilangkannya. Kemudian, tren tersebut terus berlangsung hingga kini. Bahkan, kelas HP murah Samsung juga mulai kehilangan audio jack.

Dilansir CNBC dan Gizmochina, Samsung menghilangkan audio jack agar bodi HP jadi lebih tipis agar bisa menambahkan lebih banyak komponen sekaligus memperbesar kapasitas baterai. Tercatat, kapasitas baterai di Samsung Galaxy Note 10 series meningkat hingga 100 mAh. Karena itu, hilangnya audio jack memaksa pengguna untuk membeli TWS atau adapter 3.5 mm sehingga cukup merepotkan.

2. Kasus meledaknya Samsung Galaxy Note 7

Samsung Galaxy Note 7
Samsung Galaxy Note 7 (news.samsung.com)

Pada 2017, Samsung merilis Samsung Galaxy Note 7 yang digadang-gadang memiliki baterai jumbo dengan bodi yang tetap tipis. Sebenarnya, hal tersebut tidak salah. Sebab, Samsung Galaxy Note 7 memiliki bodi dengan ketebalan 7.9 milimeter, bobot 169 gram, dan baterainya punya kapasitas 3500 mAh. Di masanya, baterai tersebut tergolong jumbo dan tak bisa ditiru oleh HP lain

Sayangnya, HP tersebut mengalami masalah baterai yang parah. Dilansir Samsung Newsroom US, baterai Samsung Galaxy Note 7 mengalami masalah di sirkuit dan elektrodanya. Alhasil, masalah tersebut membuat Samsung Galaxy Note 7 mengalami overheat dan tak jarang meledak. Ledakan tersebut membahayakan pengguna dan membuat Samsung Galaxy Note 7 dilarang dibawa ke bandara.

3. Menghilangkan charger di paket penjualan

HP Samsung
HP Samsung (samsung.com)

Mengikuti jejak Apple medio 2020, pada 2021 Samsung menghilangkan charger di paket penjualan HP mereka. Secara spesifik, Samsung melakukannya di HP flagship, yaitu Samsung Galaxy S21 series. Sayangnya, tren tersebut terus berlanjut dan sekarang hampir semua HP Samsung tidak menyertakan charger. Mau itu Galaxy A atau Galaxy M semuanya tidak menyertakan charger.

Misal pun menyertakan charger, biasanya charger tersebut merupakan bagian dari promo dan disediakan di luar paket penjualan. Tentunya, hal tersebut sangat merepotkan. Sebab, harga charger original Samsung cukup tinggi, yaitu sekitar Rp200--Rp400 ribuan. Langkah tersebut juga ironis karena sebelumnya Samsung sempat mengejek Apple karena Apple manghilangkan charger di paket penjualan iPhone.

4. Menghentikan produksi Samsung Galaxy Note

Samsung Galaxy Note
Samsung Galaxy Note (samsung.com)

Samsung Galaxy Note merupakan seri HP flagship andalan Samsung. Performa terbaik, layar besar, baterai jumbo, dan kehadiran S-Pen menjadi fitur andalan Samsung Galaxy Note. Sayangnya, laman Android Police menjelaskan kalau produksi Samsung Galaxy Note dihentikan oleh Samsung pada 2021. Dalam hal ini, Samsung Galaxy Note 20 series jadi seri terakhir.

Tentunya, hal ini membuat banyak pengguna kecewa dan menjadi salah satu langkah yang paling kontroversial. Uniknya, setelah produksi Samsung Galaxy Note dihentikan, semua fitur dan ciri khasnya diambil oleh Samsung Galaxy S Ultra. Jadi, bisa dibilang kalau Samsung Galaxy S Ultra merupakan Samsung Galaxy Note yang baru. Pada 2025 sendiri, semua update software untuk Samsung Galaxy Note sudah dihentikan.

5. Membedakan chipset di seri flagship

HP Samsung
HP Samsung (samsung.com)

Umumnya, satu HP akan memiliki chipset yang sama di mana pun ia dijual. Namun, hal yang berbeda terjadi pada Samsung. Dalam banyak kesempatan, Samsung membedakan chipset yang dipakai di beberapa HP mereka. Sebenarnya, tak ada yang tahu pasti mengapa Samsung melakukan hal tersebut. Tapi, yang pasti strategi tersebut cukup kontroversial dan konsumen tidak menyukainya.

Dilansir GSMArena, Samsung Galaxy S21 Ultra versi Cina dan Amerika Serikat menggunakan chipset Snapdragon 888. Di sisi lain, versi global dari HP tersebut justru menggunakan chipset Exynos 2100. Hal yang sama juga terjadi pada Samsung Galaxy S22 Ultra, di mana versi global menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 1 sementara versi Eropa menggunakan chipset Exynos 2200.

Sejak dulu, ternyata Samsung sering membuat keputusan yang cukup berbau kontroversial. Bagi konsumen semua hal tersebut cukup merepotkan dan membuat minat mereka terhadap HP Samsung kian menurun. Meski begitu, Samsung masih berjaya sekaligus merajai pasar HP hingga kini. Sebab, Samsung terus berbenah dan berusaha menyajikan produk terbaik bagi konsumen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Tech

See More

6 Fitur Kolaborasi Microsoft 365 yang Bikin Kerja Lebih Mudah

27 Nov 2025, 20:52 WIBTech