Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Benar Layar AMOLED Gampang Rusak?

potret Samsung Galaxy S25 (unsplash.com/@amanz)
potret Samsung Galaxy S25 (unsplash.com/@amanz)
Intinya sih...
  • Layar AMOLED pertama kali diperkenalkan Samsung
  • Rentan terhadap burn-in, tapi dapat dicegah
  • Pengguna disarankan menggunakan pelindung layar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Layar AMOLED sering dipuji karena kualitas visual lebih jernih, warna lebih tajam, hitam lebih pekat, dan tampilan lebih hidup dibanding layar LCD. Namun, di balik keunggulan tersebut, muncul anggapan bahwa layar AMOLED lebih rentan rusak. Banyak pengguna mengeluhkan masalah seperti burn-in, lightsaber, atau kerusakan fisik setelah pemakaian dalam waktu tertentu.

Pertanyaannya, apakah anggapan itu benar secara teknis, atau hanya berdasarkan pengalaman pengguna tertentu? Ada berbagai aspek teknis yang mempengaruhi daya tahan layar AMOLED. Melalui pembahasan kali ini, kamu bisa menilai sendiri apakah kekhawatiran soal layar AMOLED gampang rusak apakah nyata atau hanya mitos belaka. Yuk, dibahas lebih lanjut!

1. Layar AMOLED pertama kali diperkenalkan Samsung

Samsung Galaxy Fold (unsplash.com/@onurbinay)
Samsung Galaxy Fold (unsplash.com/@onurbinay)

Layar AMOLED pertama kali dikembangkan pada akhir 1990-an sebagai evolusi dari teknologi OLED (Organic Light Emitting Diode). Teknologi ini mulai populer setelah Samsung memperkenalkannya secara massal pada smartphone Galaxy S pertama pada tahun 2010. AMOLED menggabungkan OLED dengan matriks aktif (active matrix) untuk respons lebih cepat dan efisiensi daya lebih baik. Sejak saat itu, layar AMOLED terus berkembang dengan peningkatan kecerahan, ketahanan, dan akurasi warna.

2. Rentan terhadap burn-in, tapi dapat dicegah

ilustrasi smartphone (unsplash.com/@amanz)
ilustrasi smartphone (unsplash.com/@amanz)

Burn-in terjadi saat elemen gambar statis, seperti ikon navigasi atau status bar terus-menerus tampil di tempat yang sama hingga meninggalkan bayangan permanen. Masalah ini disebabkan oleh ketidakseimbangan usia piksel, karena piksel sering menyala akan menurun lebih cepat. Burn-in tidak langsung muncul, tapi terjadi secara bertahap seiring waktu penggunaan. Meski begitu, teknologi baru sudah menerapkan fitur seperti pixel shifting dan mode gelap untuk meminimalkan risiko ini.

3. Piksel biru AMOLED paling cepat menua

ilustrasi HP layar AMOLED (unsplash.com/@duc154)
ilustrasi HP layar AMOLED (unsplash.com/@duc154)

Piksel biru dalam layar AMOLED memiliki umur lebih pendek dibanding piksel merah dan hijau karena material organiknya lebih cepat terdegradasi. Ini bisa menyebabkan layar terlihat menguning atau tidak seimbang warnanya setelah penggunaan lama. Produsen mencoba mengatasi masalah ini dengan membuat piksel biru lebih besar atau mengatur ulang algoritma warna. Meski sudah ada perbaikan, ketahanan warna biru tetap menjadi tantangan dalam jangka panjang.

4. Pengguna disarankan menggunakan pelindung layar

ilustrasi pelindung layar (freepik.com/vectorpocket)
ilustrasi pelindung layar (freepik.com/vectorpocket)

Layar AMOLED umumnya lebih tipis karena tidak memerlukan lampu latar seperti layar LCD, namun hal ini membuatnya lebih rapuh. Ketika jatuh atau terkena tekanan, layar AMOLED lebih mudah retak atau mengalami garis mati. Selain itu, perbaikan layar AMOLED juga lebih sulit dan sensitif dibanding LCD. Oleh karena itu, penggunaan pelindung layar dan casing sangat disarankan bagi pemilik perangkat dengan layar AMOLED.

5. Harga layar AMOLED lebih mahal dibanding LCD

ilustrasi HP Samsung (unsplash.com/@n3gve)
ilustrasi HP Samsung (unsplash.com/@n3gve)

Jika layar AMOLED rusak, biaya penggantiannya bisa sangat mahal, bahkan hampir setara dengan separuh harga perangkat. Penyababnya adalah teknologinya lebih rumit dan komponen organiknya lebih mahal. Layanan servis resmi juga terkadang harus mengganti seluruh modul layar. Untuk mengatasinya, kamu dapat membeli asuransi perlindungan layar, namun sayangnya tidak mudah menemukan layanan asuransi HP terpercaya.

6. Memakai wallpaper gelap membuat layar AMOLED lebih awet

ilustrasi layar dengan dark mode (unsplash.com/@khodzinskyi)
ilustrasi layar dengan dark mode (unsplash.com/@khodzinskyi)

Untuk merawat layar AMOLED, kamu bisa gunakan mode gelap dan wallpaper hitam agar piksel tidak terus-menerus menyala terang. Hindari menampilkan gambar statis terlalu lama untuk mencegah burn-in, seperti menonton video dengan elemen tetap. Selain itu, selalu gunakan tempered glass dan case pelindung agar layar tetap aman dari benturan dan goresan.

Meski memiliki kelemahan seperti burn-in dan harga perbaikan lebih mahal, layar AMOLED gampang rusak adalah mitos jika perangkat tersebut digunakan dan dirawat dengan baik. Faktanya, lebih dari 50 persen smartphone premium saat ini menggunakan AMOLED, karena kualitas visual dan efisiensi dayanya semakin baik dari tahun ke tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us