Logam, Plastik atau Kaca: Mana Bahan Baku Terbaik Bodi Smartphone?

Bahan baku logam campuran ramai digunakan ketika iPhone dirilis pada awal-awal dulu. Umumnya material ini akan diusahakan untuk sebisa mungkin dibuat tipis dan seringan mungkin agar pengguna tidak berat membawanya. Adapun smartphone yang memakai bahan ini adalah Nokia 7 Plus.

Kelebihan dari logam adalah memberikan tampilan premium kepada smartphone. Estetika modernitas dicapai lewat bahan ini, membuat mereka yang menyukai barang-barang eksklusif umumnya akan memilih smartphone dengan bahan ini. Selain itu logam campuran juga baik menghantarkan panas. Rasakan saja bagaimana smartphone dengan bahan ini selalu terasa lebih dingin ketimbang lain.

Perlu diketahui, ada informasi dari Android Central bahwa frekuensi radio lebih susah mengirimkan sinyal lewat bahan logam. Ini membuat smartphone berbahan baku tersebut harus memiliki tambahan bagian antena untuk memberikan sinyal yang kuat. Tentu saja hal ini menaikkan harga smartphone tersebut.

Selain itu bahan baku logam juga mudah bengkok apabila terkena benturan dan mudah panas jika mesin smartphone bekerja terlalu keras. Hasilnya ada saat-saat smartphone ini menjadi alat komunikasi yang tidak nyaman digunakan. Bagi mereka yang merasa suka gegabah, baiknya tidak mengambil smartphone bermaterial ini.

Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat smartphone adalah plastik. Ada alasan khusus mengapa perusahaan banyak memakai bahan ini: plastik bisa memangkas harga yang cukup signifikan.

Bahan baku plastik tidak susah dibentuk seperti logam. Dengan kemudahan tersebut, perusahaan bisa memangkas harga produksi dengan menggunakan peralatan perakitan yang jauh lebih murah.

Jangan mempertanyakan ketangguhan plastik. Seperti kekuatan helm kendaraan, plastik bisa melindungi bagian dalam smartphone dari benturan. Selain itu plastik juga mudah menghantarkan sinyal frekuensi dan memiliki banyak varian warna.

Ada bayaran dari harga yang murah dan bahan yang tangguh tersebut. Menggunakan plastik akan membuat genggaman smartphone di tanganmu tidak terasa benar-benar nyaman, terutama secara sugesti, walaupun ada juga yang merasa secara fisik.

Ada kesan murahan di baliknya. Padahal itu saja sudah menggunakan plastik yang berkualitas. Bayangkan jika menggunakan plastik yang jelek.

Warna dari bahan plastik tersebut juga dapat luntur. Iya, luntur, berubah warna menjadi pucat. Mungkin mereka yang menggunakan Nexus 5 pernah merasakan ini ketika smartphone tersebut basah. Tak hanya merusak warna smartphone, kelunturan tersebut bisa juga merusak pakaianmu.

Bisa terbilang kaca adalah pengganti bahan baku logam untuk smartphone premium saat ini. Rasa nyaman di tangan dan tampak mulus membuat smartphone apapun yang menggunakan bahan ini bisa menjadi sangat berkelas lewat kilauannya.

Kaca juga memberikan fitur khusus kepada sebuah smartphone: wireless charging. Kamu bisa menggunakan teknologi pengisian daya baterai tanpa kabel, lewat bahan dasar kaca yang tidak bisa diperoleh material lainnya. Contoh smartphone pengguna kaca bisa dilihat dari flagship Samsung Galaxy.

Pertimbangkan sekali lagi memilih smartphone berbahan kaca, jika kamu termasuk orang yang ceroboh. Layaknya penggunaan di objek lain, kaca sangatlah mudah pecah. Satu benturan bisa meretakkannya dan itu membuat smartphone-mu tampak jelek. Sekalinya rusak, maka kamu harus menggantinya dan itu butuh biaya besar.

Kaca juga membuat genggaman smartphone ini menjadi cukup licin. Jika tanganmu mudah berkeringat atau basah, memegang sebuah smartphone kaca dapat terasa seperti memegang es batu yang licin dan mudah terpeleset dari genggaman. Berhati-hatilah dengan ini.

Samsung Galaxy S10+ mengganti bahan baku kacanya menjadi sesuatu yang lebih premium, yaitu keramik. Secara kelebihan dan kelemahan, keramik tidaklah berbeda jauh dengan kaca. Ia memberikan kesan premium, namun mudah pecah dan genggamannya licin. Nilai lebih keramik ketimbang kaca adalah sisi premium yang lebih tinggi.

Banyak perusahaan yang mendapat peringatan dari pencinta lingkungan jika smartphone yang diproduksi memberikan banyak limbah dan tidak baik untuk alam. Menanggapi isu tersebut, beberapa perusahaan memberikan sebuah opsi, yaitu membuat smartphone menggunakan bahan baku daur ulang.

Bahan baku tersebut berbeda-beda. Bisa plastik, bisa logam, tergantung yang didaur ulang itu apa. Pro dan kontranya tidak berbeda dari bahan utamanya, namun yang menjadi sisi menarik adalah setidaknya bahan baku daur ulang jauh lebih baik untuk lingkungan.

Tiap material smartphone memiliki plus minus sendiri-sendiri. Bagaimana dengan kamu? Lebih cocok dengan material manakah kamu? Bagaimana pengalaman yang kamu rasakan menggunakan bahan tersebut? Bagi pengalamanmu di kolom komentar ya.