Alami Perubahan Signifikan, 7 Seri Game Ini Tak Sama Seperti Dulu

- God of War: Berganti mitologi dan karakter, membawa perubahan total pada gameplay.
- The Legend of Zelda: Breath of the Wild mengubah dunia game menjadi tempat bermain yang terbuka.
- Final Fantasy: Beralih ke sistem combat real-time tanpa kehilangan identitas aslinya.
Sesekali, keluar dari zona nyaman menjadi langkah terbaik untuk diambil. Ada banyak seri game yang nyaman dengan formula yang disukai para pemain, tapi ada masanya formula itu mulai terasa basi. Ketika momen itu tiba, pilihan paling masuk akal adalah melakukan rombak total atau memulai seri baru.
Ketika perubahan signifikan itu berhasil, entah dengan berganti genre, tema atau mekanisme gameplay, gaya lawasnya pun ikut pamit dan kecil kemungkinan untuk serinya kembali ke bentuk semula. Berikut 7 seri game yang tak lagi sama seperti dulu.
1. God of War
Trilogi God of War langsung meledak di kalangan pemain PS2 berkat momen-momen epik dan sistem combat hack-and-slash yang brutal. God of War 2 memaksimalkan kemampuan PS2 sebagai penutup era konsol itu, sementara God of War 3 sempat jadi game paling impresif secara teknis di PS3. Setelah beberapa game spin-off di PSP, serinya vakum selama lima tahun sebelum akhirnya comeback di 2016 lewat God of War. Alih-alih di mitologi Yunani, game tersebut memperkenalkan Kratos yang lebih kalem dan kebapakan bersama anaknya Atreus dengan latar mitologi Nordik.
2. The Legend of Zelda
Selama puluhan tahun, mulai dari A Link to the Past di 1991 hingga A Link Between Worlds 2013, seri The Legend of Zelda selalu mengandalkan formula yang sama. Formulanya adalah pemain menjelajahi dunia dengan jalur terbatas, masuk dungeon untuk mendapat item khusus, menggunakan item itu untuk kalahkan musuh bos, lalu gunakan item yang sama untuk membuka akses area baru menuju dungeon berikutnya. Namun, semua itu berubah total ketika Breath of the Wild diumumkan. Dunianya bukan lagi sekadar jembatan antar dungeon, melainkan “tempat bermain” itu sendiri.
3. Final Fantasy
Seperti The Legend of Zelda, Final Fantasy sudah puluhan tahun setia pada formula klasiknya dengan party yang solid, sistem job yang mendalam, summon yang epik, dunia imajinatif dan sistem combat berbasis giliran. Namun setelah tren menurun di Final Fantasy 13 dan perilisan Final Fantasy 14 yang mengecewakan, Square Enix merasa perlu angin segar dan itu mereka wujudkan lewat Final Fantasy 15. Game tersebut akhirnya menjadi game pertama di seri utamanya yang beralih ke sistem combat real-time yang lebih cepat, namun tetap berhasil menarik pemain baru tanpa kehilangan identitas Final Fantasy.
4. Fallout
Dua game pertama Fallout sangat berbeda dari game-game selanjutnya. Meski latar retro-futuristik dan elemen RPG-nya masih ada, keduanya mengusung perspektif kamera isometrik seperti seri Diablo dan sistem combat-nya berbasis giliran. Setelah Bethesda mengambil alih, mereka mengubahnya menjadi game FPS dengan konsep open-world berbasis eksplorasi. Stat, dialog dan sistem build masih ada, tapi combat-nya jauh lebih aktif dan lebih terasa seperti game FPS pada umumnya. Melihat kesuksesan formula sekarang, kemungkinan besar formula lama akan tetap jadi kenangan masa lalu dan tidak akan kembali.
5. Warcraft
Dulu, Warcraft berdiri sebagai salah satu seri game RTS andalan Blizzard bersama Starcraft. Tapi jika dibandingkan sekarang, kejayaan game tersebut terasa kecil. World of Warcraft sebagai awal mula peralihan formula justru menjadi fenomena global yang bahkan membuat game MMO lain tidak berani bersaing langsung. WoW yang sudah berumur lebih dari 20 tahun hingga kini masih memiliki banyak pemain setia dan menjadi game paling sukses Blizzard. Sepertinya Blizzard hanya akan kembali ke era RTS jika mereka bosan dengan formula sekarang karena kondisi saat ini jauh lebih menguntungkan dibanding masa lalu.
6. Resident Evil
Capcom sepertinya punya pola baru untuk seri Resident Evil. Game remake mengadopsi perspektif kamera over-the-shoulder ala Resident Evil 4, sementara game lanjutan di seri utama memadukan perspektif third-person dan first-person, seperti yang terlihat di Biohazard dan Village. Padahal dulunya, seri Resident Evil dikenal dengan kontrol kaku dan kamera fixed yang tentunya kini terasa ketinggalan zaman. Perubahan tersebut tidak hanya merevolusi serinya, tapi industri gaming secara keseluruhan. Kini, Capcom berfokus mendorong inovasi ke depan, terutama lewat Requiem yang rilis tahun depan.
7. Rainbow Six
Rainbow Six dulunya punya tempat khusus di hati para penggemar game FPS. Seri game ini dulunya mengajak pemain untuk mengatur dan ngekomando pasukan khusus untuk infiltrasi di berbagai lokasi berbahaya sembari menghabisi target. Setelah Vegas 2, serinya vakum lumayan lama dan ketika kembali lewat Siege (kini ganti nama jadi Siege X), formatnya sudah berubah total. Game tersebut memang masih berbasis tim tapi sepenuhnya PvP ala Counter-Strike, di mana pemain menjadi yang menyerang atau yang bertahan dengan elemen menghancurkan lingkungan menjadi kunci penting untuk menang.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa seri game yang sudah tak lagi sama seperti dulu karena alami perubahan signifikan. Ada seri game favoritmu?


















