Pernah Menyerah di Bisnis Smartphone, Polytron Pede Jualan Laptop

- Polytron kembali ke dunia teknologi lewat penjualan laptop setelah mundur dari pasar smartphone pada 2017.
- Sejarah Polytron di pasar smartphone ditandai dengan kesulitan bersaing akibat pergantian chipset yang cepat, namun kondisi berbeda di pasar laptop.
- Laptop Polytron unggul dalam penggunaan material premium, harga kompetitif, layanan perlindungan ekstra, dan dukungan layanan purnajual yang luas.
Setelah mundur dari persaingan sengit pasar smartphone pada 2017, Polytron kembali mencoba peruntungannya di dunia perangkat teknologi—kali ini lewat lini laptop. Dulu, kecepatan pergantian chipset dan keterbatasan pengembangan software membuat Polytron kewalahan bersaing dengan merek global.
Namun kini, mereka melihat ceritanya berbeda. Dengan siklus produk yang lebih stabil di segmen laptop, pengalaman puluhan tahun, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan konsumen Indonesia, Polytron mantap melangkah. Lewat material premium, harga kompetitif, dan layanan purnajual yang tersebar luas, mereka yakin bisa merebut hati pengguna lokal.
Sejarah smartphone Polytron
Polytron memang pernah terjun ke pasar smartphone tahun 2011. Namun, mereka akhirnya memutuskan untuk mundur pada 2017 karena tidak mampu bersaing dalam industri yang sangat cepat berubah.
Saat itu, pergantian chipset terjadi dalam waktu singkat. Untuk setiap chipset baru, perusahaan lokal ini membutuhkan waktu sekitar enam bulan hanya untuk mengembangkan software-nya. Begitu siap diluncurkan, produk itu hanya punya masa jual sekitar satu bulan sebelum digantikan oleh perangkat dari merek lain yang sudah menggunakan chipset generasi terbaru.
"Kemampuan kami belum sampai ke sana," ungkap Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron. Namun, menurutnya, kondisi ini berbeda dengan pasar laptop saat ini, di mana perkembangan chipset tidak secepat industri smartphone zaman dulu. Bahkan sekarang, siklus inovasinya cenderung lebih lambat dan stabil, memberi ruang bagi Polytron untuk bermain lebih leluasa.
Keunggulan mereka dibanding merek lain

Salah satu keunggulan utama laptop Polytron dibanding merek lokal lainnya adalah penggunaan material premium. Mereka memilih material magnesium sebagai bahan bodi—logam kelas atas yang biasanya hanya ditemukan di perangkat high-end. Material ini memungkinkan desain laptop menjadi lebih tipis dan ringan, tanpa mengorbankan kekuatan.
"Untuk produk dengan material seperti ini, umumnya konsumen harus membayar cukup mahal. Tapi kami menawarkan dengan harga yang kompetitif," ujar Tekno.
Tak hanya itu, Polytron juga menyertakan layanan perlindungan ekstra berupa Accidental Damage Protection (ADP) selama dua tahun, yang menjadi nilai tambah dibanding pemain lain di pasar. Dukungan layanan purnajual juga menjadi prioritas, dengan jaringan servis yang sudah menjangkau 68 titik di seluruh Indonesia.
Kombinasi kualitas produk, harga menarik, dan layanan yang andal, Polytron optimistis dapat membangun awareness dan bersaing di tengah dominasi merek global.
Bagaimana cara mereka bersaing?
Menanggapi tantangan bersaing dengan merek-merek global maupun lokal yang sudah lebih dulu besar di pasar laptop, Polytron mengandalkan strategi yang sederhana namun relevan dengan memahami kebutuhan konsumen Indonesia.
"Yang utama bagi kami adalah menyiapkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan menjaga kualitasnya," kata Tekno.
Soal hasil akhir—apakah bisa bersaing atau tidak—mereka menyerahkan pada rezeki masing-masing pelaku industri. Namun, yang terpenting bagi Polytron adalah sudah berusaha maksimal dengan menawarkan produk yang lahir dari insight konsumen lokal.
"Dan satu hal yang perlu diingat, Polytron sendiri sudah berdiri selama 50 tahun. Secara brand, kami sudah punya basis penggemar di Indonesia. Dari situ saja, kami cukup percaya diri bahwa kami bisa berhasil di segmen ini," lanjutnya.