7 Produk Apple Paling Mengecewakan Rilisan Abad 21

iPod Shuffle mungkin sukses dari segi pendapatan, namun punya banyak faktor yang membuatnya juga bisa dikatakan gagal. iPod Shuffle dirancang sebagai alternatif iPod dengan harga lebih terjangkau. Harga murah tersebut bisa dicapai karena iPod Shuffle menghilangkan layar. Itu artinya dengan tidak adanya layar, pengguna jadi tidak bisa mencari lagu secara individual seperti halnya di iPod. Jika ingin mendengarkan lagu tertentu, mau tidak mau pengguna harus mendengarkan awalan tiap lagu hingga menemukannya.

Alih-alih menghadirkan scroll wheel seperti mouse pada umumnya, melalui Magic Mouse, Apple memutuskan untuk menggunakan input multitouch tidak hanya untuk dukungan scroll atas dan bawah saja, tapi juga kontrol empat arah. Meski menarik, Magic Mouse terbilang gagal karena desain yang terlalu flat sehingga kurang begitu nyaman ketika digunakan. Tidak hanya itu, Apple juga menempatkan port pengisian daya di bagian bawah, membuatnya jadi tidak bisa digunakan sembari mengisi daya.

Ketika Apple mengungkap Mac Pro generasi ke-2 pada 2013 silam, banyak orang yang kaget dengan perubahan desain yang diusungnya. Alih-alih memiliki bentuk “normal”, Mac Pro kala itu justru hadir dengan desain silinder berbeda. Meski menarik dan anti-mainstream dari segi penampilan, Mac Pro tak luput dari masalah. Karena desainnya itu, opsi upgrade komponen seperti CPU dan GPU menjadi sangat terbatas dan mahal. Selain itu, Mac Pro juga kerap kali mengalami masalah seperti overheating yang berdampak pada performa.

Pada 2015, Apple merilis MacBook. Meski laptop dengan layar 12 inci itu hadir dengan desain yang tipis dan ringkas, performa yang dimilikinya tidak sebanding dengan harga yang dibanderol. Kala itu, MacBook ditenagai oleh prosesor Intel Core M yang notabene lebih pas digunakan di tablet alih-alih laptop. Alhasil, performa yang diberikan MacBook kurang begitu maksimal. Meski bisa dengan lancar digunakan untuk browsing atau menulis makalah di Word, MacBook sangat kesusahan terutama untuk menjalankan aplikasi-aplikasi berat.

Apple sering dianggap sebagai brand yang lebih mengutamakan bentuk daripada fungsi dan setelah merilis Siri Remote pada 2015 silam, mudah untuk melihat alasan mengapa banyak yang menganggap Apple seperti itu. Siri Remote memang punya desain ramping dan minimalis, namun sebagai hasilnya, sulit untuk mana sisi atas dan bawah tanpa melihatnya terlebih dahulu. Implementasi trackpad untuk navigasi arah memang patut diapresiasi, namun sayangnya, kurang user-friendly untuk sebagian besar pengguna.

2017 menjadi tahun di mana Apple akhirnya masuk ke dalam pasar smart speaker melalui HomePod. Lewat HomePod, Apple berusaha untuk menyaingi smart speaker lain seperti Amazon Echo, tapi sayangnya, usaha itu tidak berhasil. Salah satu faktor mengapa HomePod gagal adalah asisten digital miliknya yaitu Siri, tidak sepintar Alexa milik Echo. Selain itu, HomePod juga memiliki harga mahal, yang kemudian membuat Echo jadi opsi yang lebih menarik untuk dibeli. Pada 2021 kemarin, Apple resmi menghentikan produksi HomePod.

Secara tampilan, AirPods Max memang terlihat seperti produk yang menarik terlebih dengan kualitas audio yang luar biasa dan adanya fitur seperti noise-cancellation. Namun, brand seperti Sony dan Bose memiliki headphone yang punya kualitas audio lebih baik di harga yang juga lebih murah. Disamping itu, tidak seperti kebanyakan headphone wireless, AirPods Max tidak memiliki tombol power dan hadir dengan case yang tidak menawarkan proteksi apapun.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa produk Apple paling mengecewakan rilisan abad 21. Pernah memiliki atau menggunakan salah satu produk Apple di atas?