Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Memilih MacBook Pertamamu, Jangan Sampai Salah Beli!

MacBook Pro (pexels.com/AlexLeonardo)
Intinya sih...
  • Tentukan kebutuhan utamamu: kerja, kuliah, atau editing berat? Pilih MacBook Air dengan chip M1 atau M2 untuk tugas kuliah, browsing, atau nonton film. Untuk kerja multitasking, pilih MacBook Pro dengan chip M2 Pro, M3, atau bahkan M4.
  • Kenali perbedaan antara MacBook Air dan MacBook Pro: MacBook Air cocok buat kerja mobile atau kampus. Sementara MacBook Pro dirancang buat tenaga ekstra seperti ngedit video dan desain grafis.
  • Pilih chip yang sesuai: Apple sudah tidak pakai chip Intel lagi di MacBook mereka. Chip M1 sudah cukup buat kebutuhan ringan sampai menengah. Untuk performa lebih cepat dan tahan lama, pilih M2 tanpa harus nambah banyak

Buat kamu yang lagi kepikiran beli MacBook pertama, kini banyak pilihan MacBook bertenaga yang sudah turun harga. MacBook sendiri memang punya performa yang solid dan desain yang premium, tetapi tiap model punya keunggulan dan fungsi yang beda-beda. Jadi, kamu harus pastikan MacBook pertama yang kamu pilih itu sesuai sama kebutuhan, takutnya nanti kamu bayar lebih mahal buat fitur yang gak kamu pakai.

Daripada nyesel di kemudian hari, mending luangkan waktu sebentar buat cari tahu hal-hal penting sebelum membuat pilihan. Mulai dari kebutuhan utama, jenis chip, sampai RAM dan storage, semua itu penting banget untuk pengalaman pakai MacBook yang nyaman dan tahan lama. Seperti apa saja tips memilih MacBook pertama? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!

1. Tentukan kebutuhan utamamu: kerja, kuliah, atau editing berat?

MacBook Pro (pexels.com/Fauxels)

Sebelum buru-buru checkout MacBook incaranmu, coba pikirkan dulu tentang kebutuhan kamu dulu. Kalau cuma buat tugas kuliah, nulis skripsi, browsing, atau nonton film, kamu gak perlu beli yang terlalu mahal. MacBook Air dengan chip M1 atau M2 sudah lebih dari cukup. Tapi, kalau kamu sering kerja multitasking, buka banyak tab, atau pakai aplikasi berat kayak Excel besar atau Zoom terus-terusan, kamu mungkin butuh yang lebih tinggi.

Lain cerita kalau kamu adalah contentcreator, editor video, atau desainer grafis. Kebutuhan seperti render video, ngedit foto high-res, atau coding berat jelas butuh tenaga ekstra. Di sinilah MacBook Pro dengan chip M2 Pro, M3, atau bahkan M4 mulai masuk akal. Jadi, pastikan kamu kenal dulu dengan kebutuhan kamu sehari-hari biar gak overkill, tapi juga gak underpowered, ya!

2. Kenali perbedaan antara MacBook Air dan MacBook Pro

MacBook Air (pexels.com/RomanOdintsov)

Sekilas, MacBook Air dan MacBook Pro memang mirip-mirip, yaitu sama tipis dan elegannya. Tapi, jangan salah, performa, dan fitur keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan. MacBook Air itu lebih ringan, simpel, dan hemat daya, cocok buat kamu yang sering kerja mobile atau butuh laptop buat ke kampus. Sementara MacBook Pro dirancang buat kamu yang butuh tenaga ekstra, seperti ngedit video, desain grafis, atau kerjaan multitasking berat. 

Selain performa, ada juga perbedaan di fitur pendukung. Misalnya, MacBook Pro biasanya punya layar lebih terang dan lebih luas pilihan port-nya, terutama di versi 14 dan 16 inci. Ditambah lagi, MacBook Pro pakai sistem pendingin aktif sehingga performanya bisa stabil walau dipakai kerja berat dalam waktu lama. Sementara MacBook Air tanpa kipas, jadi lebih senyap tapi bisa panas kalau digeber terus. Jadi, kenali dulu gaya kerja kamu sehari-hari sebelum memutuskan pilih Air atau Pro, ya!

3. Pilih chip yang sesuai: M1, M2, M3, atau M4?

MacBook Air M1 (unsplash.com/ThaiNguyen)

Apple, tuh, sudah gak pakai chip Intel lagi di MacBook mereka. Sekarang semuanya pakai Apple Silicon, yaitu chip buatan Apple sendiri. Deretannya adalah M1, M2, M3, sampai yang terbaru M4. buat kamu yang baru pertama kali beli, jangan bingung dulu. Chip M1 sudah sangat cukup buat kebutuhan ringan sampai menengah. Kalau kamu mau performa yang sedikit lebih cepat dan tahan lama, M2 bisa jadi pilihan yang pas tanpa harus nambah banyak budget.

Kalau kamu tipe yang ingin MacBook kamu future-proof dan siap diajak kerja berat, chip M3 atau M4 bisa jadi pilihan terbaik. Mereka punya kecepatan lebih tinggi, grafis lebih mulus, dan lebih efisien daya juga. M3 cocok buat multitasking atau kerja kreatif, sedangkan macOS dan aplikasi-aplikasi masa depan. Tapi ingat, semakin baru chip-nya, biasanya semakin mahal juga harganya. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan dan dompet kamu, ya!

4. Perhatikan RAM dan penyimpanan internal

MacBook Air M2 (unsplash.com/TaanHuyn)

Banyak orang lupa atau asal-asalan waktu milih RAM dan storage pas beli MacBook, padahal ini penting banget. Soalnya, MacBook itu gak bisa di-upgrade setelah dibeli. Jadi, kalau kamu beli yang RAM-nya kecil, bisa-bisa nanti lemot pas dipakai multitasking atau buka aplikasi berat. Untuk penggunaan sehari-hari kayak browsing, ngetik, dan streaming, RAM 8GB sudah cukup. Tapi, kalau kamu sering buka banyak tab, pakai aplikasi desain, atau suka edit video, mending langsung pilih yang 16GB.

Hal yang sama juga berlaku buat penyimpanan internal. MacBook sekarang sudah pakai SSD yang kecepatannya kencang. Karenanya kamu harus pikirin kapasitasnya sesuai kebutuhan, misalnya 256GB buat kamu yang kerja ringan. Tapi, kalau kamu sering simpan foto, video, atau proyek kerjaan berat lainnya, 512GB bisa jadi pilihan lebih aman. Intinya pikirkan kebutuhan jangka panjang, jangan cuma mikir hari ini saja!

5. Beli resmi, biar aman garansi dan after-sales-nya

MacBook Air M2 (unsplash.com/JamesYarema)

Godaan harga miring dari toko gak resmi memang besar, apalagi kalau selisihnya bisa ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah. Tapi, sebelum kamu tergoda, ingat satu hal penting, yaitu beli MacBook dari jalur resmi itu jauh lebih aman. Kamu dapat garansi resmi Apple dan kalau ada masalah teknis, kamu bisa langsung klaim ke Apple Authorized Service Provider tanpa ribet. Selain itu, beli di toko resmi juga memastikan kamu dapat produk original, bukan refurbish atau barang rekondisi yang dibungkus ulang.

Beberapa tempat beli resmi yang bisa kamu pertimbangkan antara lain iBox, Digimap, Erafone, atau toko online yang punya label “Apple Authorized Reseller”. Kalau kamu belinya online, pastikan juga cek reputasi tokonya dan lihat review pembeli. Harga boleh beda sedikit, tapi kalau itu menjamin ketenangan pikiran dan perlindungan barangmu, rasanya sepadan banget, kan?

6. Pertimbangkan beli bekas, tapi harus jeli!

MacBook Pro (pexels.com/AlexLeonardo)

Kalau budget kamu terbatas tapi tetap ingin punya MacBook yang powerful, beli bekas bisa jadi solusi yang masuk akal. Banyak, kok, MacBook second yang kondisinya masih bagus dan performanya tetap kencang, apalagi seri-seri Apple Silicon seperti M1 yang terkenal awet itu. Tapi ingat, beli barang bekas itu butuh ketelitian ekstra. Jangan asal tergiur harga murah, cek dulu layar sampai baterainya. Pastikan juga MacBook-nya gak terkunci iCloud karena itu bisa bikin perangkatnya gak bisa kamu pakai.

Selain itu, usahakan beli dari penjual terpercaya, baik itu individu dengan reputasi bagus di forum jual beli atau toko yang memang khusus jual laptop second. Kalau bisa, minta juga hasil pengecekan hardware, bisa lewat Apple Diagnostics. Lebih aman lagi kalau masih ada sisa garansi resmi. Intinya, beli bekas boleh banget, asal jangan nekat dan tetap teliti. Jangan sampai niat irit malah merugikan kamu, ya!

Memilih MacBook pertama itu ibarat investasi jangka panjang. Karena harganya yang cenderung gak murah, kamu tentu ingin produk yang awet, nyaman dipakai, dan sesuai sama gaya hidup kamu. Makanya, penting banget buat gak asal ikut tren, tapi benar-benar paham kebutuhan dan spesifikasi yang kamu butuhkan. Semoga deretan tips di atas membantu kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us