Ketika internet melawat dunia, maka bisnis-bisnis pun mau tidak mau harus ikut menerapkannya. Apalagi, saat ini dunia tengah memasuki masa Revolusi Industri 4.0. Saat itulah, tergagas istilah Internet of Things (IoT), keadaan di mana seluruh perangkat tersambung dengan koneksi internet.
Salah satu bidang yang paling terdampak adalah bidang gaming. Sadarkah kalian, gim masa kini mengandalkan internet lebih dari sebelumnya, lho.
Tidak percaya? Inilah jejak-jejak IoT pada dunia gaming masa kini.
Coba sebutkan, apa saja gim terkenal di negeri ini?
Mobile Legend? PUBG? Free Fire?
Semuanya benar. Seluruh gim yang tersedia secara mobile ini diharuskan tersambung dengan internet, lho! Dengan perkembangan ponsel cerdas serta sambungan internet yang semakin mutakhir, perusahaan pengembang gim ikut menikmati manfaatnya.
Lebih dari satu dekade yang lalu, mayoritas perangkat gaming tidak memerlukan internet, sama halnya dengan cikal bakal gim mobile masa kini.
Kini, perangkat gaming, baik di komputer, konsol, atau mobile, seluruhnya seperti “wajib” tersambung dengan internet.
Jika sebelumnya para pengembang gim ini memiliki akses terbatas dalam memasarkan gim mereka, kini mereka justru yang paling diuntungkan dibanding pengusaha gim konsol dan komputer.
Bayangkan saja, menurut survei yang dikumpulkan oleh situs Techjury, terhitung pada 2019, tersebar 2,1 miliar mobile gamers di seluruh dunia, dengan persentase 60 persen. Angka tersebut mengalahkan PC dan konsol, masing-masing dengan 52 dan 49 persen.
Tidak aneh jika Techjury pun meramalkan bahwa pada 2020, mobile gaming akan memasok 41 persen keuntungan gaming skala global.
Internet dan gim mengusung satu visi yang sama: “Menyatukan para penggunanya”.
Oleh karena itu, para pengembang gim mobile ikut mengembangkan gim-gim yang lebih berfokus pada multiplayer. Bukan hanya terbatas pada ponsel cerdas, dengan IoT para pemain platform konsol dapat berinteraksi satu dengan yang lain dengan mudah.
Selain menyatukan, gim-gim ini juga lebih cepat terjual karena disebarkan dari mulut ke mulut. Namun, hal tersebut kembali lagi ke kualitas gim.
Salah satu contoh paling terkenal dari gim multi-platform ini adalah Fortnite. Mencakup berbagai platform, Fortnite laris manis dengan keuntungan hingga 400 juta dolar AS pada 2018!
Selain hiburan, kesehatan juga diuntungkan lewat gaming dengan IoT.
Lho, gim kan biasanya bikin sakit. Dari mana sehatnya?
Iya. Mari kilas balik ke "Pokemon GO", gim ponsel cerdas dengan realitas tertambah (AR) yang dirilis pada 2016. Saat mengembangkan gim ini, Niantic dan The Pokemon Company berharap agar para penggunanya dapat jalan-jalan keluar rumah. Benar saja, untuk menangkap Pokemon, para pemain diharuskan berjalan-jalan mengitari berbagai daerah.
Hal yang jarang terlihat saat Pokemon masih tertanam pada Nintendo GameBoy hingga Switch.
Tapi, kan dengan fake GPS, tidak perlu susah-susah. Ups.
Ya, itu sih tergantung dari pemainnya yang jujur atau suka ngecheat. Lagipula, pengembang Pokemon GO mengutuk penggunaan fake GPS hingga dapat di-ban secara permanen dari gim.
Bagus, kan?
Contoh kedua kolaborasi mobile gaming dan kesehatan adalah aplikasi “Zombies, Run!” yang dikembangkan di Inggris oleh studio Six to Start.
Sesuai judulnya, gim ini membuat para pemainnya merasa seperti dikejar zombie, sehingga mereka harus terus berlari untuk menyelesaikan misi. Tenang saja, tidak ada zombie betulan yang mengejarmu, kok.
Terlihat seperti gim biasa, aplikasi ini ternyata tersambung dengan perangkat fitness tracker dan ponsel cerdas penggunanya.
Zombies, Run! hadir untuk ponsel cerdas Android dan iOS. Agar jogging-mu semakin menantang, yuk, unduh aplikasi ini!
Sebelum IoT benar-benar merambah dunia gaming, para perusahaan pengembang gim harus membutuhkan alpha dan beta testers untuk menguji gimnya sebelum layak uji.
Walaupun hal tersebut dibutuhkan untuk memastikan gim tersebut layak rilis, tidak ada hubungan yang terjalin antara pengembang dan konsumen mereka. Mengapa? Konsumen seolah-olah tidak diberi kesempatan untuk mengutarakan di mana kurangnya gim tersebut.
Hal tersebut berubah dengan munculnya IoT. Para konsumen bisa mengambil peran alpha dan beta testers dengan melaporkan berbagai galat dalam gim tersebut. Dengan koneksi IoT yang mumpuni, perusahaan pengembang dapat melihat komentar konsumen secara waktu nyata dan memperbaiki gimnya.
Beberapa gim bahkan memiliki forum berisi para pemain yang dikelola oleh petugas dari pengembang gim tersebut agar aspirasi para pemain dapat ditampung.
Ingat dengan film “Ready Player One”? Film ini menceritakan bagaimana gim sudah mencapai tahap mutakhir hingga dapat dinikmati melalui realitas virtual (VR) dan baju sensor yang mengkaliberasikan pergerakanmu dengan gim.
Itulah masa depan gaming. Tidak hanya terbatas pada ponsel cerdas atau joystick, melainkan juga merambah ke seluruh inderamu.
Ah, masih lama. Saya masih ingin bermain dengan yang ada saja.
Jangan salah. Ternyata, hal tersebut ternyata juga ada di dunia nyata! Selain Oculus Rift, perangkat VR yang dapat membuatmu "masuk" ke dalam gim, terdapat juga versi pakaiannya.
Malah, kedua teknologi inilah yang menjadi inspirasi film tahun 2018 besutan Steven Spielberg tersebut.
Perkenalkan ARAIG, baju yang membuatmu sekeren tokoh dalam gim. Dengan kepanjangan “As Real As It Gets”, baju ini dilengkapi dengan berbagai sensor yang membuat penggunanya dapat merasakan sensasi seperti berada di dalam gim.
Kalau tertembak di gim, bagaimana? Tentu saja, kamu tidak akan merasakan sakitnya, hanya sedikit tekanan pada area tersebut.
Lebih nyata, kan?
Berikut video promo dari baju ARAIG. Ternyata, baju ARAIG juga dapat dikaliberasikan dengan film!
IoT memang menciptakan sebuah jalur koneksi yang lebih luas dan cepat dari sebelumnya. Akan tetapi, hal tersebut juga memaparkan para pemain dengan bahaya terbesar dari internet: privasi.
Jangan main asal "allow" saja.
Saat para pemain masuk menggunakan akun Google mereka, mereka mendapat pilihan untuk mengizinkan gim-gim ini untuk mengakses file, termasuk yang rahasia juga! Tentu saja, para pemain bisa menolak.
Tetapi, tidak mau repot-repot, para pemain langsung mengizinkan saja. Memang, akses menjadi lebih mudah dengan akun Google. Akan tetapi, hal tersebut membuat para pemain harus lebih berhati-hati dalam mengelola informasi mereka.
Sedikit lebih “gelap”, IoT juga turut membantu perkembangan gim-gim kasino daring. Bukan rahasia, beberapa orang meluangkan waktu senggangnya mencoba peruntungan mereka dengan bermain poker, blackjack, pachinko, dan semacamnya di dunia maya.
Kilas balik saat internet masih hal yang baru, para pemain judi daring ini sering kali mengalami kendala, terutama dalam hal koneksi. Begitu tersambung, eh, sudah rugi bandar!
Dengan berkembangnya IoT, kasino daring sudah menanggulangi masalah ini. Malahan, berkat IoT, gim-gim ini dapat menjangkau lebih banyak peminat. Koneksi yang super cepat juga membuat grafik gim kasino terasa lebih nyata, sehingga kasino fisik sudah mulai ditinggalkan penggemarnya.
Itulah hal-hal seputar gaming yang berhasil diselesaikan (atau malah diperburuk) melalui koneksi cepat IoT. Meskipun cepat, ada baiknya kamu waspada terhadap kecepatan IoT, terlebih pada privasimu.
Tidak mau wajahmu tiba-tiba diperjualbelikan di deep web kan? Stay safe.