Berkeliling Dunia Melalui Game Assassin's Creed

Jika kamu mendengar tentang seri game Assassin's Creed, pastinya kamu tidak pernah bisa lupa dengan aspek sejarah dalam game tersebut. Waralaba game Assassin's Creed dirayakan karena perpaduan mekanisme permainan yang unik dan interpretasi atas sejarah yang menarik.
Melalui berbagai seri dari game-nya, para pemain dapat menjelajahi monumen-monumen bersejarah yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Setiap seri game-nya, para pemain diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai bangunan, ruangan, sudut-sudut kota di masa yang berbeda dengan pengalaman yang imersif dan intens. Berikut ini adalah tiga seri game Asassin's Creed yang telah menceritakan ulang berbagai peristiwa sejarah yang tragis sekaligus mencekam, namun begitu menawan dan indah.
1. Assassin's Creed II, Florence dan Venesia

Periode Reinasans di Florence dan Venesia menjadi tempat utama yang disorot dalam Assassin's Creed II dan para pemain bermain sebagai Desmond Miles di masa sekarang dan Ezio Auditore di masa lalu. Para pemain dapat mengeksplorasi Florence dan Venesia, lengkap dengan bangunan ikonik seperti Katedral Florence dan Istana Doge.
Perpaduan mekanik game berupa parkour dan stealth adalah ciri khas yang sangat kuat dari game Assassin's Creed. Para pemain dapat memanfaatkan mekanik tersebut untuk mengeksplorasi bangunan-bangungan tinggi ataupun menyelinap ke dalam gang sempit di antara pemukiman. Jika kamu semakin mahir dalam bermain, mereka dapat memanfaatkan mekanik tersebut untuk mendapatkan sudut yang pas dalam menyelesaikan misi assassination. Game ini dengan sangat baik menangkap kemegahan arsitektur dan intrik politik pada masa Renaisans. Perhatian Ubisoft terhadap detail membuat setiap sudut kota-kota ini terasa hidup dan menciptakan dunia yang siap dijelajahi oleh Ezio.
2. Assassin's Creed Origins, Mesir kuno

Di Assassin’s Creed Origins, para pemain melakukan perjalanan waktu ke masa Mesir kuno dan mengikuti cerita dari Bayek, anggota The Hidden Ones yang berusaha melindungi kaumnya dari ancaman invasi para tentara kerajaan Roma. Seri game ini tentunya masih mengandalkan keunggulan waralaba Assassin's Creed dengan genre open-world yang diisi dengan berbagai bangunan mesir kuno, padang pasir dan lautan yang luas.
Meski masih mempresentasikan peristiwa dan interpretasi sejarah yang menarik, namun kali ini proyek Assassin's Creed Origins, bukan hanya tentang game, tetapi juga membangun simulasi. Jika tidak ingin terlibat dalam pertarungan di dalam gamenya, kamu bisa mencoba menjelajahi mesir kuno melalui mode Discovery.
3. Assassin's Creed Unity, Revolusi Perancis

Assassin's Creed Unity membawa para pemain untuk melintasi waktu menuju revolusi Perancis pada akhir abad 18. Beberapa bangunan ikonik seperti katedral Notre-Dame dan istana Versailles dirancang dengan teliti, dan berhasil merepresentasikan kemegahan sekaligus kekacauan yang terjadi pada masa itu.
Pengarah artistik Ubisoft Montreal, Caroline Miousse menegaskan bahwa para desainer hanya menggunakan foto, cetak biru, dan Google untuk membangun ulang Notre-Dame untuk memastikan visual yang koheren. Lebih jauh dari itu, ketika mereka membutuhkan ukuran yang presisi dari sebuah desain, mereka bekerja sama dengan para insinyur dan analis data.
Waralaba Assassin's Creed terus memikat para pemain dengan menghidupkan kembali peristiwa sejarah melalui mekanik dan dunia dalam game yang imersif. Jika kita cukup menjelajahi dunia dalam game, selain berkesempatan berwisata menuju tempat dan bangunan sejarah, kita juga dapat sekaligus mempelajari berbagai budaya dan menyaksikan kembali momen penting dalam sejarah. Sebuah cara paling mungkin untuk melakukan perjalanan waktu ke masa lalu.