[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan Repetitif

Bakal disukai oleh penggemar Marvel dan game kartu

Firaxis Games mungkin sudah menjadi developer yang lekat dengan game berbasis strategi, macam Civilization, XCOM, dan serial Sid Meier's. Nah, pada 2 Desember 2022 lalu, Firaxis dan 2K sudah merilis sebuah game besar dengan judul Marvel's Midnight Suns yang ramai dan cukup menghibur untuk akhir tahun.

Game ini sudah lama diantisipasi oleh gamer karena bakal menyajikan mekanisme yang berbeda dari biasanya. Bahkan, beberapa pengulas game di luar negeri juga sudah mengapresiasi demo gameplay dari karya arahan Jake Solomon dan Chad Rocco ini. Dengan begitu banyaknya karakter di Marvel, sepertinya game ini bakal memuaskan dahaga penggemar Marvel.

Namun, bagaimana ulasan dari penulis kali ini? Mampukah Marvel's Midnight Suns menjadi karya andalan di akhir tahun? Yuk, simak review Marvel's Midnight Suns ini sampai selesai, ya.

 

1. Crossover yang menarik untuk diikuti

[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan RepetitifMarvel’s Midnight Suns memiliki latar belakang cerita yang menarik untuk diikuti. (dok. Firaxis Games/Marvel's Midnight Suns)

Dunia Marvel itu dinamis dan gak akan pernah sama dari masa ke masa. Layaknya produk komik hiburan buatan Paman Sam lainnya, Marvel juga diisi oleh segudang sosok superhero dengan latar belakang ceritanya masing-masing. Nah, kekuatan utama inilah yang berhasil dilakukan oleh Firaxis ketika mereka mendapatkan izin lisensi untuk menggarap Marvel's Midnight Suns.

Kendati tidak mudah, mereka sudah dianggap berhasil menciptakan suasana yang ramai dan penuh dengan persilangan cerita dari hampir semua karakter yang ada. Di sini, kamu sebagai gamer akan merasakan bahwa narasi dan alur cerita akan terikat satu sama lain. Di satu sisi, pihak antagonis Hydra berhasil membangkitkan sosok kuat bernama Lilith.

Lalu, di sisi lainnya, kamu akan muncul sebagai Hunter dan tugasmu adalah mengatasi Lilith. Sesimpel dan sesederhana itulah cerita utama dalam game ini. Namun, jangan salah, nyatanya Firaxis mampu mengikat dan menghubungkan jalinan cerita menjadi jauh lebih kompleks dan masif di luar dugaan kita. Premis yang hadir dalam game ini juga bakal menghubungkan sebuah jalinan relasi besar.

Kamu bisa terikat dengan berbagai kelompok superhero di dalamnya, dimulai dari X-Men, The Avengers, Runaways, dan sebagainya. Gak hanya itu, berbagai macam misi dan tugas pun bakal kamu jalankan dengan tantangan unik yang ada. Itu sebabnya, keputusanmu dalam menempatkan superhero terkait dengan misi tertentu menjadi salah satu cara agar kita dapat memenangkan setiap babak yang disediakan.

Gaya cerita macam ini sebetulnya bukanlah hal baru di semesta Marvel atau DC. Jika pernah memainkan beberapa game bertema sama pada masa lalu, kamu juga bakal menemukan banyak elemen yang sama persis. Kerja sama dan crossover macam inilah yang sudah sangat ditonjolkan oleh Marvel sejak dulu.

Dari segi cerita, tentunya Marvel's Midnight Suns berada di level yang menarik untuk diikuti. Terlibat pertarungan epik di kelompok The Avengers dan X-Men saja sudah bakal memukau gamer dan penggemar Marvel secara keseluruhan. Banyaknya cerita sampingan yang dapat kita ikuti juga menjadi nilai lebih dalam game ini.

Kalau bosan dengan kisah yang lambat dan bertele-tele, kamu juga bisa fokus hanya di alur utama saja. Firaxis Games sudah menampilkan Marvel's Midnight Suns dengan narasi apik yang ramai dan pas buat dimainkan di akhir tahun. Meski tidak semua cerita sampingannya menarik, memainkan game ini akan membawa kedekatan emosional gamer dengan deretan karakter di dalamnya.

2. Permainan kartu yang agresif, tapi berpotensi membosankan

[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan RepetitifInti dari mekanisme game Marvel’s Midnight Suns adalah permainan kartu. (dok. Firaxis Games/Marvel's Midnight Suns)

Patut diingat bahwa game ini bergerak di atas fondasi strategi bergaya permainan kartu. Ini memang sangat lekat dengan ciri khas dari Firaxis yang sejak dulu doyan mengembangkan game berbasis strategi turn-based. Jadi, kalau ekspektasimu sejak awal beranggapan bahwa game ini adalah murni aksi, hal itu gak bakal terjadi di sini.

Kamu akan dibekali dengan setidaknya tiga buah kartu atau lebih untuk melancarkan serangan. Pola permainan dilakukan secara bergantian hingga semua musuh yang dihadapi dapat kamu atasi. Dalam banyak kasus, musuh-musuh yang sudah tewas bisa digantikan dengan sosok antagonis baru yang jumlahnya bahkan lebih banyak dari sebelumnya.

Jumlah kartu bergantung dari berapa banyak karakter yang kamu mainkan. Ambil contoh, ketika memainkan sebagai Iron Man dan Doctor Strange, gamer akan dibekali dengan tiga kartu utama dari kedua karakter tersebut. Kartu-kartu inilah yang sangat memegang peranan jalannya pertandingan. Dalam setiap kartu yang disediakan, ada berbagai macam elemen aksi yang cukup mudah diakses.

Entah kamu menyerang, bertahan, mengeluarkan jurus, melempar barang, dan memanipulasi musuh, semuanya dilakukan secara bergantian dengan deretan kartu yang ada. Apakah cara macam ini bisa membangkitkan kesenangan kita dalam bermain? Well, kalau itu, sih, tergantung selera masing-masing gamer. Permainan turn-based berbasis card game macam ini bisa dirasa mengasyikkan meski berpotensi membosankan.

Ketika kita mengaktifkan kartu serangan, misalnya, masing-masing superhero akan memiliki gerakan dan animasi yang berbeda. Jelas hal ini dapat menjadi elemen yang keren dan menyegarkan untuk dilihat. Namun, bukannya tanpa sisi buruk. Ketika memainkannya terus-menerus dan hal itu mengalami pengulangan yang cukup masif, kamu bakal merasa bahwa mekanisme gameplay di sini terasa sangat repetitif.

Alih-alih selalu menikmati adegan pertarungan kartunya, penulis lebih sering merasa tak sabar dan ingin cepat-cepat melewatinya begitu saja. Yup, bukankah dalam game ini, narasi ceritanya jauh lebih penting untuk ditonjolkan ketimbang permainan kartunya? Akan tetapi, mau tak mau, kita harus mengikuti apa yang ditawarkan oleh Firaxis karena itu sudah menjadi ciri khas mereka.

Ketika bicara soal kualitas strategi dan elemen turn-based yang ada, tak ada keraguan dari penulis kepada Firaxis karena mereka sudah sangat senior dalam hal ini. Namun, berharap game ini bakal menampilkan aksi memukau secara langsung? Sayangnya, itu gak akan kita dapatkan di sini. Tampilan serangan superhero Marvel yang heboh dan masif hanya akan ada pada animasi yang sudah tersedia secara default.

Developer sebetulnya sudah cukup banyak memasukkan berbagai animasi dan gerakan karakter yang tentunya membuat game ini bisa terus dimainkan secara asyik. Bisa dikatakan bahwa Marvel's Midnight Suns merupakan game dengan elemen-elemen yang cukup menghibur. Hingga pada satu titik, ia akan membangkitkan perasaan bosan kita akibat intensitas pengulangan gameplay yang begitu masif.

Baca Juga: 7 Karakter Video Game Paling Terkenal Sepanjang 2022, Ikonik!

3. Kualitas grafik dan audio biasa saja

[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan RepetitifMarvel’s Midnight Suns memiliki tampilan visual dan audio biasa saja. (dok. Firaxis Games/Marvel's Midnight Suns)

Untuk PC, Marvel's Midnight Suns membutuhkan spesifikasi yang cukup tinggi. RAM 16 GB, VGA setara RTX 2060, prosesor Intel Core i7 generasi baru, dan kapasitas penyimpanan sebesar 70 GB adalah sederet syarat dari developer. Selain Microsoft Windows (PC), game ini dapat dimainkan di konsol terbaru, macam PS5 dan Xbox Series X/S.

Tentunya penulis berharap bahwa game ini sanggup menampilkan kualitas visual apik, memesona, dan megah layaknya banyak game besar saat ini. Namun, di mata penulis, grafik yang dihadirkan dalam game ini masih terkesan standar dan biasa saja. Untungnya, bug dan eror dalam game ini dirasa sangat minim dan tampilan yang ada sudah stabil pada angka fps tinggi.

Hadirnya berbagai potongan animasi dan adegan apik dalam game ini bisa menjadi nilai lebih tersendiri. Pasalnya, hal-hal macam itulah yang dapat menjadikan karya rilisan 2K ini masih terasa layak dan gak selalu berpotensi membosankan. Oh, ya, mirip seperti game dan film Marvel pada umumnya, Marvel's Midnight Suns juga disuntikkan dengan adegan-adegan yang penuh dengan warna mencolok.

Lalu, bagaimana dengan audionya? Masih terdengar bagus, tapi gak sampai luar biasa. Bahkan, untuk game besar sekelas Marvel, audio yang ditampilkan dalam game ini masih terasa biasa saja. Ia riuh dengan berbagai suara musik, efek, percakapan receh, dan jurus-jurus hebat dari semua superhero. Namun, ada banyak karakter yang suaranya tidak diisi dengan maksimal.

Bahkan, pada beberapa kasus, percakapan antarkarakter terasa datar dan tidak memiliki penjiwaan yang maksimal. Mungkin saja developer memang berfokus pada adegan pertempuran yang masif dan penuh warna, di samping juga permainan kartunya yang unik. Jadi, ketika bicara soal kualitas visual dan audio di game ini, jangan lambungkan ekspektasi setinggi langit, ya.

4. Elemen teknis yang bekerja cukup baik

[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan RepetitifMarvel’s Midnight Suns masih mempunyai elemen teknis yang bagus untuk dimainkan. (dok. Firaxis Games/Marvel's Midnight Suns)

Ketika memainkan Marvel's Midnight Suns secara keseluruhan, kita akan segera memahami bahwa game ini sebetulnya memiliki hal teknis yang cukup brilian untuk dimainkan. Terlepas apakah kamu akan bosan atau tidak, game ini masih mampu menampilkan segala hal yang dianggap berbeda dibandingkan game sejenis.

Fakta bahwa kita hanya akan diajak untuk menggerakkan karakter melalui kartu yang ada, itu gak akan mengurangi sensasi taktis yang ditawarkan oleh Firaxis. Mulai dari pemilihan karakter hingga menggerakkannya melalui mouse dan keyboard, semua bisa berpadu begitu cepat dan mulus.

Game ini jelas dapat dijalankan menggunakan stik game, seperti milik PS5 atau Xbox Series X/S. Itu semua bisa diaplikasikan dengan cukup baik bagi pengembang. Sebetulnya, sisi teknis inilah yang membuat penulis cukup dilema terhadap game ini. Mekanisme permainan kartunya agresif dan atraktif, tapi bisa membosankan. Lalu, di sisi lain, ada elemen teknis dengan taktik yang kuat bakal membuat kita enggan keluar dari game.

Jika menyukai Marvel dan sosok superhero di dalamnya, kamu gak boleh melewatkan game ini. Namun, kembali lagi, jika tidak menyukai gameplay bergaya permainan kartu, Marvel's Midnight Suns bisa terbilang cukup membosankan ketika kamu memainkannya selama berjam-jam.

5. Menghibur dan bisa mengisi liburan akhir tahun

[REVIEW] Marvel’s Midnight Suns—Menghibur, tapi Terkesan RepetitifUntuk mengisi libur akhir tahun, game Marvel’s Midnight Suns bisa dijadikan pilihan. (dok. Firaxis Games/Marvel's Midnight Suns)

Semuanya berkumpul di sini. Mulai dari Iron Man, Wolverine, Doctor Strange, Ghost Rider, Blade, Spider-Man, Captain America, hingga Captain Marvel, semua bakal hadir untuk memuaskan dahaga penggemar Marvel. Berdiri di atas narasi sederhana, game ini mampu berkembang menjadi lebih ramai, kompleks, dan rumit.

Mekanisme permainan yang disuntikkan developer juga wajib menjadi bahan pertimbangan sebelum kamu membelinya. Kalau tidak suka mekanisme permainan kartu berbasis turn-based, game ini jelas bukan untukmu. Namun, kalau suka dengan Marvel ditambah tak akan keberatan bermain dengan gaya strategi ala Firaxis, Marvel's Midnight Suns bisa dijadikan salah satu pilihan tepat untuk akhir tahun.

Oh, ya, jangan lupakan juga pertimbangan selanjutnya yang berkenaan dengan kualitas visual dan audionya. Mungkin hal ini bakal terdengar relatif. Secara umum, penulis menilai bahwa petualangan kita di Marvel kali ini tidak terasa maksimal karena grafik dan audio yang disuntikkan tidak begitu memukau. Tampilannya terkesan standar dan bahkan lebih condong ke visualisasi PS4 ketimbang konsol terbaru.

So, gimana kesimpulannya? Penulis memberikan skor 3,5/5 untuk Marvel's Midnight Suns. Di Steam dan PlayStation Store, game ini dijual dengan harga Rp600—700 ribuan untuk versi standarnya. Adapun, untuk versi Legendary Edition, penerbit menjualnya pada angka Rp1 jutaan. Bagaimana menurutmu? Apa harga yang ditawarkan masih terlampau mahal? Semoga ulasan ini bisa dijadikan pertimbangan, ya!

https://www.youtube.com/embed/kTHMbNo4-n8

Baca Juga: 6 Game MMORPG Android yang Gak Ada Fitur Auto

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya