6 Hal Unik yang Hanya Dirasakan Gamer era 90-an

Rental PS adalah salah satu sumber kebahagiaan gamer zaman dulu. Harga konsol PS yang cukup mahal membuat tidak semua anak–anak bisa memilikinya. Maka dari itulah rental PS menjadi solusinya. Saat itu, rental PS menjamur di mana-mana dan selalu dipenuhi oleh anak-anak hingga remaja. 

Terkadang para gamer saat itu harus rela antre untuk bermain PS karena membludaknya jumlah pengunjung. Di sisi lain, gamer zaman sekarang tentunya bisa bermain kapan saja di mana saja hanya dengan smartphone. Bahkan, kini smartphone bisa memainkan game konsol klasik dengan bantuan emulator. 

Untuk menamatkan game di zaman dulu terbilang cukup sulit. Hal itu tak jarang membuat para gamer menjadi kesal dan frustrasi. Solusi untuk bisa menamatkan game PS1 atau PS2 adalah dengan menggunakan cara curang atau cheat. Salah satu cheat paling terkenal saat itu adalah menggunakan Game Shark. 

Game Shark adalah sejenis alat cheat yang berguna untuk memanipulasi segala nilai yang ada di video game, seperti membuat peluru atau nyawa tidak terbatas, membuka karakter tersembunyi, dan lain sebagainya. Game Shark hadir dalam bentuk CD untuk PS1 dan DVD untuk PS2. Selain Game Shark, alat cheat lainnya yang terkenal adalah Action Replay dan Code Breaker. 

Di masa kejayaan rental PS, para gamer menyimpan progress permainan pada Memory Card yang berkapasitas beberapa MB saja. Memory Card adalah aksesori yang dijual terpisah oleh Sony pada era PS1 dan PS2. Beberapa gamer saat itu lebih memilih untuk membeli Memory Card sendiri agar tidak berebut dengan pemain yang lain di rental. Ya, berebut Memory Card di rental PS adalah hal yang menyebalkan. Apalagi kalau file Memory Card milik kita ditimpa oleh orang lain. 

Ketika bermain di rental atau mabar di rumah teman, tak sedikit gamer zaman dulu yang menyalahkan stik ketika kalah dalam permainan, khususnya dalam game sepak bola. Oknum seperti ini biasanya mengkambinghitamkan stik sebagai penyebab kekalahan dengan cara menuduh stik yang digunakan sudah rusak atau error. Padahal, bisa saja stik tersebut baik-baik saja. Itu hanya akal-akalan untuk mencari alasan kekalahan. 

Game zaman sekarang kebanyakan adalah game online yang bisa mabar dengan banyak pemain dari jarak jauh. Sedangkan zaman dulu untuk bisa bermain multiplayer ya harus bermain berdampingan. Game-game balapan mengharuskan layar televisi dibagi menjadi 2 atau bahkan 4 yang disebut sebagai split screen. Mode split screen ini ada yang mendukung sampai empat pemain seperti pada game CTR di PS1. 

Selain kelima hal di atas, gamer zaman dulu juga mengalami berbagai hal lainnya seperti mengikuti turnamen Winning Eleven di rental PS yang diikuti oleh banyak pemain. Mungkin hal tersebut bisa menjadi salah satu cikal bakal esports di Indonesia. Bagi kamu gamer generasi era 90-an, apakah kamu pernah mengalami berbagai hal unik tersebut?