5 Penyebab Kegagalan Nintendo Wii U, Kalah Telak oleh PS4

Pada 2012 lalu, Nintendo Wii U yang merupakan konsol generasi kedelapan resmi diluncurkan. Peluncuran Wii U setahun lebih cepat dibandingkan dengan PlayStation 4 dan Xbox One. Namun, Wii U justru gagal menuai kesuksesan karena kalah bersaing dengan kedua konsol game tersebut.
Padahal, Wii U dirancang sebagai penerus Wii yang sebelumnya sukses besar. Wii U merupakan salah satu kegagalan dalam bisnis Nintendo selain Virtual Boy yang dirilis pada era 90-an. Lalu, apa penyebab kegagalan Wii U dalam hal penjualan? Lantas, mengapa Nintendo Switch yang kemudian menebus kegagalan itu?
1. Kesalahpahaman pasar

Ketika Wii U pertama kali diluncurkan, banyak yang mengira kalau konsol ini adalah konsol hybrid portable. Alasannya karena gamepad Wii U mirip sekali dengan konsol handheld yang bisa dibawa ke mana saja dengan layar yang cukup besar. Padahal, Wii U sebenarnya bukanlah konsol handheld karena gamepad tersebut harus terhubung dengan konsol Wii U yang terkoneksi dengan TV. Jika pemain terlalu jauh jaraknya dengan TV, maka sinyal ke gamepad juga akan hilang.
Dengan kata lain, gamepad tidak berfungsi sebagai perangkat standalone yang dapat digunakan untuk bermain game di luar rumah atau tanpa perangkat utama. Namun, promosi awal Wii U dan penjelasan yang kurang jelas dari Nintendo menyebabkan beberapa konsumen dan pengamat pasar menganggap Wii U sebagai konsol portable. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebingungan konsumen dan kurangnya minat yang berkontribusi pada kegagalan penjualan konsol Wii U.
2. Konten yang terbatas

Jumlah game Wii U terbilang sangat sedikit. Bahkan, beberapa tahun setelah diluncurkan, jumlah gamenya tidak bertambah banyak. Wii U hanya mengandalkan game-game eksklusif Nintendo yang jumlahnya terbatas. Para developer game pun akhirnya lebih memilih mengembangkan game untuk PS4 dan Xbox One. Game-game yang hadir untuk Wii U juga dianggap kurang menarik dan hanya merupakan versi peningkatan grafis dari game-game yang sebelumnya sudah ada di Wii.
3. Spesifikasi yang kalah bersaing

Harus diakui kalau Wii U kalah telak dalam hal spesifikasi jika dibandingkan dengan PS4 dan Xbox One. Para konsumen lebih memilih kedua konsol tersebut karena mampu menghadirkan grafis yang lebih baik dari Wii U. Hal Ini juga menyebabkan kekurangan dukungan pihak ketiga dan keterbatasan dalam menghadirkan pengalaman gaming superior.
4. Kurangnya inovasi

Setelah kesuksesan revolusioner Wii, di mana Nintendo memperkenalkan kontrol gerakan yang inovatif, Wii U tidak memberikan inovasi sebanding yang bisa memikat minat konsumen. Ini mengakibatkan kehilangan daya tarik yang diharapkan serta kurangnya alasan bagi konsumen untuk memilih Wii U sebagai platform utama mereka. Wii U nyaris tidak ada bedanya dengan Wii selain peningkatan spesifikasi untuk menghasilkan grafis game lebih baik.
5. Strategi pemasaran yang buruk

Nintendo kurang berhasil memasarkan Wii U secara efektif. Pesan dan manfaat unik dari konsol ini tidak terkomunikasikan dengan jelas kepada konsumen. Kampanye pemasaran yang kurang kuat juga menyebabkan kesadaran yang rendah dan kurangnya minat dari konsumen potensial.
Setelah kegagalan Wii U, Nintendo langsung bergerak cepat dengan langsung mengembangkan Switch yang meluncur pada 2017. Nintendo Switch datang dengan inovasi unik menggabungkan fungsi konsol rumahan dan handheld secara bersamaan. Nintendo benar-benar belajar dari pengalaman kegagalan Wii U yang konsepnya kurang jelas. Switch pun segera menjawab semua kebutuhan para penggemar Nintendo dengan semua inovasi yang ditawarkan.
Terlepas dari kegagalan penjualannya, Wii U sebenarnya tetap punya kelebihan. Hanya saja, saat itu Nintendo tidak memperhitungkan dengan cermat tentang inovasi dan spesifikasi yang dihadirkan pada produk buatannya tersebut. Mereka membutuhkan waktu beberapa tahun untuk meningkatkan teknologi dan inovasi agar bisa menyaingi para kompetitornya hingga upaya itu akhirnya berhasil lewat Nintendo Switch.