Ada Lebih dari 80 ribu Serangan Web di Indonesia sepanjang 2023

- Kaspersky blok lebih dari 400 juta serangan malware di tahun 2023, dengan 100 juta malicious URL unik
- Peluncuran KUMA sebagai respons terhadap meningkatnya serangan siber, dengan program dasar seperti kolektor, korelator, inti, dan penyimpanan
Kementerian Keuangan RI memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 20 persen pada tahun 2021 menjadi USD 146 miliar pada tahun 2025. Proyeksi tersebut diprediksi akan terus meningkat.
Oleh karena itu, penting untuk mendorong mendorong strategi dan kebijakan untuk mengembangkan ekosistem digital Indonesia. Keamanan siber menjadi aspek penting untuk memastikan infrastruktur yang aman, kokoh, dan terintegrasi.
1. Ada lebih dari 400 juta serangan malware

Kaspersky, perusahaan global cybersecurity, memaparkan ada lebih dari 400 juta serangan malware yang mereka blok di tahun 2023.
"Dalam hal keamanan siber, sistem operasi yang paling aman sekalipun dapat disusupi" jelas Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara
di Kaspersky, dalam acara peluncuran Kaspersky Unified Monitoring
and Analysis Platform (KUMA) pada Selasa (27/2/2024).
Selain itu, ia juga menyatakan ditemukan lebih dari 100 juta malicious URL unik atau tatuan jahat yang berpotensi menjadi serangan siber. Di Indonesia sendiri, Yeo menyatakan Kaspersky telah memblok 29.426.930 serangan melalui internet. Diperkirakan, ada sekitar 80.000 serangan setiap harinya.
2. Risiko diretas menjadi lebih tinggi
Dengan banyaknya serangan siber secara global maupun di Indonesia, individu maupun perusahaan diterpa serangan setiap harinya. Hal ini tentunya bisa membuat tim keamanan merasa kewalahan dan kelelahan.
Tak hanya itu, sistem perusahaan juga akan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap serangan siber yang berhasil.
3. Fitur KUMA

Banyaknya serangan siber dan meningkatnya risiko serangan berhasil menjadi latar belakang peluncuran KUMA. Ini merupakan konsol terpadu yang berfungsi untuk memantau dan menganalisis insiden keamanan informasi.
Beberapa program dasar KUMA mencaku:
- Satu atau lebih Kolektor (Collectors) yang menerima pesan dari sumber peristiwa dan menguraikan, menormalkan, dan, jika diperlukan, memfilter dan/atau mengagregasinya.
- Korelator (Correlator) yang menganalisis kejadian yang dinormalisasi yang diterima dari Kolektor, melakukan tindakan yang diperlukan dengan daftar aktif, dan membuat peringatan sesuai dengan aturan korelasi.
- Inti yang mencakup antarmuka grafis untuk memantau dan mengelola pengaturan komponen sistem.
- Penyimpanan, yang berisi peristiwa yang dinormalisasi dan insiden tercatat.
"Para pelaku ancaman siber semakin banyak menggunakan taktik yang beragam untuk melancarkan serangan bertarget yang canggih. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan sistem yang dapat memantau aktivitas jaringan, seperti informasi keamanan dan manajemen insiden," ucap Dony Koesmandarin, Territory Manager untuk Indonesia di Kaspersky.