Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kecerdasan buatan (pexels.com/Tara Winstead)
ilustrasi kecerdasan buatan (pexels.com/Tara Winstead)

Intinya sih...

  • CEO global ramal lonjakan investasi agentic AIMenurut studi IBM Institute for Business Value tahun 2025, para CEO di seluruh dunia tengah menaruh perhatian besar pada adopsi Agentic AI. Sebanyak 61% di antaranya menyatakan bahwa mereka sudah mulai mengadopsi agen AI dan sedang mempersiapkan penerapan teknologi ini dalam skala luas.

  • Data agentic AI di Asia TenggaraDi kawasan Asia Tenggara, adopsi Agentic AI menunjukkan tren positif. Sebanyak 57% CEO menyatakan telah mulai mengintegrasikan agen AI ke dalam operasional mereka dan bersiap untuk memperluas penerapannya secara lebih luas.

  • Agentic AI di IndonesiaDi Indonesia, para pem

Dalam forum media virtual bertajuk “Supercharging ASEAN’s Growth with Agentic AI” yang digelar pada Selasa (24/6), IBM mempertemukan sejumlah pemimpin bisnis untuk membahas peran teknologi kecerdasan buatan yang bersifat otonom dan adaptif, yaitu Agentic AI.

Agen ini digadang bisa menjadi tulang punggung transformasi industri masa depan. Forum ini menyoroti potensi Agentic AI dalam mempercepat efisiensi operasional dan mendorong produktivitas bisnis di berbagai sektor.

Agen AI mengacu pada sistem atau program yang mampu melakukan tugas secara mandiri atas nama pengguna atau sistem lain. Ia akan merancang alur kerjanya sendiri dan memanfaatkan perangkat yang tersedia. Fungsionalitas Agen AI mencakup pengambilan keputusan, pemecahan masalah, hingga pelaksanaan tindakan secara otomatis.

1. CEO global ramal lonjakan investasi agentic AI

ilustrasi kecerdasan buatan (Pixabay.com/tungnguyen0905)

Menurut studi IBM Institute for Business Value tahun 2025, para CEO di seluruh dunia tengah menaruh perhatian besar pada adopsi Agentic AI. Sebanyak 61% di antaranya menyatakan bahwa mereka sudah mulai mengadopsi agen AI dan sedang mempersiapkan penerapan teknologi ini dalam skala luas.

Mereka memproyeksikan bahwa dalam dua tahun ke depan, tingkat pertumbuhan investasi untuk AI akan lebih dari dua kali lipat.

Optimisme terhadap teknologi ini tercermin dari ekspektasi jangka menengah para pemimpin bisnis. Pada 2027, sebanyak 85% CEO berharap investasi AI yang diterapkan secara menyeluruh akan menghasilkan return on investment (ROI) positif dalam bentuk efisiensi.

Sementara itu, 77% lainnya juga meyakini bahwa Agentic AI akan memberi kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan ekspansi bisnis mereka.

2. Data agentic AI di Asia Tenggara

Di kawasan Asia Tenggara, adopsi Agentic AI menunjukkan tren positif. Sebanyak 57% CEO menyatakan telah mulai mengintegrasikan agen AI ke dalam operasional mereka dan bersiap untuk memperluas penerapannya secara lebih luas. Bahkan, 60% CEO mengaku telah mempersiapkan karyawan mereka menghadapi perubahan budaya dan operasional yang dibawa oleh teknologi ini.

Dalam setahun ke depan, para pemimpin bisnis di Asia Tenggara memprioritaskan peningkatan akurasi perkiraan (44%), inovasi produk dan layanan (40%), serta penguatan ekosistem dan kemitraan strategis (39%).

Namun, langkah menuju inovasi ini tidak lepas dari hambatan. Kurangnya keahlian dan kemampuan tercatat sebagai dua tantangan utama yang masing-masing disebut oleh 44% responden.

3. Agentic AI di Indonesia

ilustrasi kecerdasan buatan (unsplash.com/@cgower)

Di Indonesia, para pemimpin bisnis menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemanfaatan teknologi AI generatif, termasuk Agentic AI. Sebanyak 63% CEO meyakini bahwa keunggulan kompetitif perusahaan mereka di masa depan akan sangat bergantung pada kemampuan mengadopsi teknologi AI.

Sebanyak 61% CEO di Indonesia mengaku tengah mengadopsi agen AI dan siap untuk mengembangkannya dalam skala yang lebih besar di dalam organisasi mereka.

Meski demikian, perjalanan menuju transformasi digital ini masih menghadapi sejumlah hambatan. Tantangan utama yang dirasakan adalah kurangnya keahlian (57%), kekhawatiran terhadap risiko (44%), serta infrastruktur teknologi yang belum memadai (50%).

Dengan adopsi Agentic AI yang terus berkembang di tingkat global dan nasional, tantangan dan peluang muncul berdampingan. Kedepannya, bisnis bisa sangat ditentukan oleh kesiapan organisasi dalam mengadopsi teknologi AI secara strategis.

Editorial Team