Bagaimana Media Sosial Membuat Penggunanya Kecanduan?

- Warna merah pada notifikasi media sosial dirancang untuk menstimulasi pikiran pengguna agar lebih cepat mengklik atau mengecek.
- Fitur infinite scroll membuat pengguna melihat ponsel lebih lama dan terus meng-scroll tanpa henti, karena otak tidak mendapat waktu untuk mengejar impuls.
- Notifikasi recapture dan peningkatan jumlah follower di media sosial dapat memicu produksi dopamin di otak, yang membuat pengguna kecanduan untuk terus menggunakan aplikasi tersebut.
Berniat hanya ingin sebentar scroll media sosial seperti Instagram atau TikTok, tetapi tak tersadar berjam-jam malah sudah terbuang begitu saja? Pengalaman ini mungkin pernah dirasakan sebagian pengguna medsos saat ini.
Bahkan, kejadian ini kadang bisa saja terus terulang atau bukan hanya sekali saja. Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi? Berikut beberapa inspirasi yang mungkin secara tidak sadar juga telah bikin kamu ketagihan dengan media sosial!
1. Warna merah pada notifikasi

Bukan sembarangan, pemberian warna merah, seperti titik pada notifikasi media sosial ternyata punya makna di baliknya. Warna ini diberikan agar dapat menstimulasi pikiran. Dikutip blog logic wind, merah mempunyai visibilitas yang tinggi yang dianggap sebagai tanda bahaya atau sesuatu yang butuh perhatian cepat. Dengan kata lain, warna merah dibuat agar pengguna lebih cepat mengklik atau mengecek setiap kali ada notifikasi masuk.
2. Infinite scroll (scroll tanpa henti)

Infinite scroll adalah sebuah hasil rancangan dari seorang insinyur teknologi terkemuka, Aza Raskin, yang dibuat pada 2006. Fitur ini berfungsi agar penggunanya bisa gulir layar ke bawah sebebasnya lewat konten tanpa mengkliknya. Inovasi yang dipakai pada banyak aplikasi ini juga dianggap bisa membuat penggunanya melihat ponsel jadi lebih lama dibanding seharusnya. Aza mengatakan, jika tidak memberikan waktu bagi otak untuk mengejar impuls, pengguna akan terus menggulir layar.
3. Recapture notifications

Notifikasi yang muncul dari aplikasi yang setelah sekian lama tidak dibuka dan biasanya tidak terlalu penting disebut dengan recapture notifications atau ‘menangkap kembali’. Fitur pada media sosial ini seakan bisa memunculkan rasa FOMO pada penggunanya dan merasakan seperti sudah ketinggalan banyak hal. Akibatnya, pengguna akan buru-buru kembali ke aplikasi untuk mengeceknya. Cara kerja recapture notifications ini mirip seperti saat berbelanja di marketplace, tetapi hanya ditinggal di keranjang. Lambat laun, segudang pemberitahuan akan bermunculan yang mengatakan barang tersebut misal promo hanya hari ini.
4. Menggunakan media sosial bisa menstimulasi dopamin

Dilansir halodoc, dopamin atau hormon yang dapat membuat bahagia bisa muncul saat menggunakan sosial media. Hal ini bisa berupa seperti jumlah follower yang meningkat atau ketika ada orang yang like atau berkomentar pada unggahan yang dibuat. Jadi, setiap kali hal ini terjadi, dopamin akan terproduksi di otak dan menganggap itu adalah aktivitas yang baik dan bisa terus untuk menggunakan sosial media.
Max Fisher, seorang reporter New York Times pada buku barunya, The Chaos Machine, menjelaskan dopamin membuat orang mengulangi kebiasaan yang terasa menyenangkan. Tapi, kalau sistem ini disalahgunakan—misalnya oleh judi, alkohol, atau media sosial—kamu bisa jadi kecanduan hal-hal yang sebenarnya merugikan karena otak tetap menganggapnya menyenangkan, seperti dikutip dari HARVARD BUSINESS REVIEW.
Dopamin juga akan paling aktif saat kamu menunggu sesuatu yang menyenangkan. Hal ini bisa dilihat saat pengguna yang terus melakukan scroll, me-refresh atau buka DM berkali-kali. Harapannya, ada ‘kejutan’ yang bikin hati senang. Nah, ketika 'kejutan' itu tidak ada? Otak akan ke-trigger buat coba lagi dan lagi.
Beberapa aspek di atas bisa membuat pengguna kecanduan dengan media sosial. Selain itu, mungkin masih ada hal lain yang secara tidak sadar bikin kamu ketergantungan dengan aplikasi bersosialisasi ini. Sang penemu sebagian dari fitur ini awalnya tidak berniat membuat penggunanya kecanduan. Awalnya, mereka hanya membuat ini agar pengguna bisa lebih dekat dengan keluarga, teman atau hal lain yang disayangi.