7 Cara Korea Utara Batasi Teknologi di Negaranya, Coba Cari Celahnya!

Dilansir dari Business Insider, warga Korea Utara memang terbiasa dengan teknologi-teknologi semacam hp, laptop, tv, hingga radio. Namun, meskipun mereka memiliki alat-alat tersebut, Korut membuat akses dari teknologi-teknologi itu menjadi terbatas, salah satunya adalah dengan membuat tidak semua orang bisa menikmati internet.

Jadi, orang-orang Korut ini hanya bisa menikmati siaran atau berita yang ada di dalam negeri saja. Apalagi semua yang warga lakukan dipantau oleh Bureau 27, salah satu lembaga negara di Korut.

Korut rupanya tidak sepenuhnya tertutup kepada dunia luar. Contohnya adalah mereka tetap mengimpor hp dari Tiongkok. Meski demikian, hape impor yang kemudian dibeli warganya itu terlebih dahulu dipasang spyware khusus oleh pemerintah.

Dengan demikian, Korut tetap bisa mengawasi aktivitas warganya yang masing-masing hpnya sudah disusupi "mata-mata." Kendati begitu, warganya bisa tetap membandel dengan cara membeli hape secara ilegal sehingga bebas dari pengawasan.

Untuk menjaga warganya dari terpaan dunia luar, para insinyur di Korut menciptakan software yang bisa memberikan tanda pada file seperti film dari luar negeri. Ketika seseorang membuka film yang sudah ditandai itu di hapenya atau bahkan menyebarkannya, maka pemerintah akan tahu.

Kekangan yang Kim Jong-un berikan tentu membuat warganya tidak betah. Oleh karena itu, banyak pula warga Korut yang kabur ke Tiongkok, Jepang, atau Korea Selatan. Bagaimana tidak, menurut pengakuan salah satu orang yang dulu tinggal di Korut, jika kamu ketahuan menonton video porno, kamu akan kena hukuman yaitu dibunuh.

Tidak hanya video porno saja, kalau kamu ketahuan menonton film-film yang mengkritik keluarga Kim Jong-un, kamu juga akan mendapatkan hukuman yang sama. Lebih-lebih, seluruh warga di kota tersebut akan dipanggil untuk menyaksikan proses eksekusinya.

Biasanya, warga Korut membeli radio melalui pemerintah. Nah, rupanya radio ini tidak memiliki saluran atau frekuensi yang sembarang, hanya yang disetujui oleh pemerintah saja. Sebab, jika kamu membeli radio yang ada saluran asingnya dan kemudian kamu mendengarkannya, kamu kemungkinan besar akan digrebek dan kena hukuman.

Kendati begitu, masyarakat Korea Utara juga bisa membandel. Banyak dari mereka yang memiliki dua radio, yang satu radio tanpa saluran asing, yang satu lagi radio dengan saluran asing. Dengan begitu, ketika terjadi penggerebekan mereka hanya tinggal menyembunyikan radio ilegal tersebut dan menunjukkan radio legal kepada petugas.

Saking tidak mau ruginya, Korut menciptakan gamenya sendiri. Jadi, mereka membuat game yang dapat membuat warganya kecanduan hingga berani menghamburkan uangnya ke dalam game itu yang nantinya akan masuk ke kas pemerintah, demikian dilaporkan oleh BBC. Dengan begitu, maka warga Korut tidak akan kecanduan game dari luar negeri yang dianggap berpotensi membuat negara tersebut untung.

Untuk membuat warganya tetap bisa menikmati internet, Korut menyediakan WiFi miliknya sendiri. Namun, orang-orang yang menggunakan jaringan ini tidak bisa mengakses internet secara global, melainkan hanya intranet di Korea Utara saja. Segitu kerasnya ya upaya pemerintah Korut dalam membatasi internet kepada masyarakatnya.

Demikianlah langkah-langkah yang Korut lakukan untuk membatasi teknologi di negara mereka. Mau pindah ke sana gak buat ngerasain?