LinkedIn Luncurkan Fitur Chatbot Mentor Karier Cerdas Berbasis AI

18 Jun 2024, 10:22 WIB

Leo Manik

Tampilan aplikasi LinkedIn. (unsplash.com/Souvik Banerjee)

Intinya sih...

LinkedIn meluncurkan fitur chatbot karier dengan teknologi AI untuk memberikan saran karier yang personal langsung dari para ahli di bidangnya.
Pengguna LinkedIn dapat mendapatkan rekomendasi terkait jenjang karier selayaknya berkonsultasi dengan mentor pribadi berdasarkan data profesional pengguna di LinkedIn.
Para instruktur ahli LinkedIn Learning berperan besar dalam menyediakan pengetahuan bagi chatbot dan akan mendapatkan kompensasi setiap kali saran atau rekomendasi mereka diakses pengguna melalui chatbot.

Mencari pekerjaan yang sesuai minat dan kemampuan seringkali tidak mudah. Kamu kerap membutuhkan bimbingan dari mentor karier atau pakar profesional agar bisa menemukan arah yang tepat. Sayangnya, tidak semua orang punya akses ke layanan konsultasi karier, baik karena keterbatasan koneksi maupun kendala finansial.

Sebagai solusinya, LinkedIn kini meluncurkan inovasi terbaru, yaitu fitur chatbot karier dengan teknologi AI. Lewat fitur ini, pengguna LinkedIn berkesempatan untuk mendapatkan saran karier yang personal langsung dari para ahli di bidangnya kapan pun dan di mana pun. Platform profesional terkemuka ini berharap bisa membantu lebih banyak orang untuk mengoptimalkan potensi kariernya dengan bantuan kecerdasan buatan.

Penasaran dengan fitur chatbot mentor karier berbasis AI dari LinkedIn? Yuk, simak artikel ini sampai habis!

1. Chatbot karier LinkedIn hadirkan panduan karier personal

mentor karir berbasis AI di LinkedIn. (linkedin.com)

Dengan fitur chatbot karier AI terbaru LinkedIn, pengguna bisa mendapatkan rekomendasi terkait jenjang karier selayaknya berkonsultasi dengan mentor pribadi. Chatbot cerdas ini akan memberikan saran yang disesuaikan dengan data profesional pengguna di LinkedIn, seperti posisi saat ini, tujuan karier, serta skill yang ingin dikembangkan. Misalnya, jika kamu adalah seorang manajer pemasaran yang ingin meningkatkan kemampuan analisis data, chatbot akan menyarankan kursus LinkedIn Learning yang relevan atau tips praktis untuk mengasah kompetensi tersebut.

Saran-saran ini didasarkan pada keahlian para instruktur profesional LinkedIn Learning yang menjadi sumber pengetahuan bagi chatbot. Tak hanya itu, kamu juga bisa mengajukan pertanyaan spesifik seputar karier kepada chatbot, seperti "bagaimana cara menegosiasikan kenaikan gaji?" atau "skill apa yang perlu dikuasai untuk menjadi product manager?". Dengan ini kamu bisa mendapatkan panduan berharga untuk menavigasi perjalanan kariermu dengan lebih optimal.

2. Inovasi skema royalti bagi instruktur LinkedIn Learning

tampilan fitur AI di LinkedIn. (linkedin.com)

Di balik pengetahuan yang dibagikan chatbot, terdapat peran besar dari para instruktur ahli LinkedIn Learning. Merekalah yang menyediakan materi pembelajaran dan panduan praktis agar chatbot dapat memberikan rekomendasi karier yang akurat dan bermanfaat. Sebagai wujud apresiasi, LinkedIn pun menghadirkan skema royalti baru bagi para instruktur yang berkontribusi.

Setiap kali saran atau rekomendasi dari seorang instruktur diakses pengguna melalui chatbot, sang instruktur akan mendapatkan kompensasi dari LinkedIn. Langkah ini tidak hanya memberikan pengakuan yang layak bagi para kreator konten, tetapi juga mendorong semakin banyak profesional berbakat untuk membagikan keahliannya di platform LinkedIn Learning. Dengan begitu, ke depannya akan semakin banyak pengguna yang bisa mendapatkan akses ke wawasan dan kiat-kiat berharga untuk pengembangan karier.

3. Perkembangan ekosistem AI di platform LinkedIn

Ilustrasi logo LinkedIn. (unsplash.com/Alexander Shatov)

Fitur chatbot karier dengan AI ini melengkapi rangkaian fitur cerdas lain yang telah dikembangkan LinkedIn. Sebelumnya, LinkedIn juga telah meluncurkan AI-Powered Coaching yang memungkinkan pengguna mendapatkan bantuan instan saat menempuh kursus di LinkedIn Learning. Bantuan yang diterima dapat berupa ringkasan materi ataupun jawaban akan pertanyaan dari pengguna.

Tak berhenti di situ, LinkedIn juga mengintegrasikan AI ke dalam berbagai fitur yang mempermudah proses pencarian kerja, mulai dari rekomendasi lowongan yang dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna hingga alat bantu untuk menyusun resume dan surat lamaran yang menarik perhatian recruiter. Meski begitu, tidak bisa dimungkiri bahwa integrasi AI dalam proses rekrutmen juga memunculkan kekhawatiran seputar potensi bias algoritma dan dampaknya terhadap kesetaraan kesempatan.

Terlepas dari itu, kehadiran fitur-fitur cerdas ini patut diapresiasi sebagai upaya LinkedIn menghadirkan solusi karier yang lebih komprehensif dan personal di era digital. Ke depannya, kamu bisa berharap akan semakin banyak terobosan yang memudahkan para profesional untuk meraih karier impiannya. Nah, apakah kamu sudah mencoba fitur chatbot karier AI terbaru dari LinkedIn ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.