Masa Depan Kesehatan Digital, Telehealth Makin Populer

- 69% anak muda Indonesia manfaatkan layanan telehealth
- 43% rutin periksa ke dokter, 55% gemari konsultasi online
- Layanan kesehatan digital melampaui fungsi konsultasi medis tradisional
Meningkatkannya proses digitalisasi telah mengubah banyak aspek dari kehidupan kita, termasuk layanan kesehatan. Telehealth atau layanan kesehatan secara daring menjadi salah satu industri yang sangat berkembang di Indonesia.
Sebuah survey terbaru menunjukkan bahwa 69 persen anak muda Indonesia kini memanfaatkan layanan telehealth, dengan sebagian besar dari mereka menggunakan lebih dari satu aplikasi.
Melihat tren ini, GDP Venture menyelenggarakan acara Power Lunch dengan tema “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi” pada Rabu (22/1/2025).
1. Anak muda semakin sadar untuk memprioritaskan kesehatan

Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kesehatan meningkat pesat, terutama setelah pandemi.
“Sebanyak 43 persen anak muda Indonesia rutin memeriksakan diri ke dokter setidaknya sekali dalam setahun. Mereka juga aktif menggunakan aplikasi telehealth untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan cepat," ungkapnya.
Generasi muda kini juga semakin memahami pentingnya pencegahan dini sebagai langkah vital untuk menjaga kesehatan. Ini tidak hanya untuk menangani penyakit tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Survei ini dilakukan pada 30 November hingga 7 Desember 2024 oleh SurV, dengan jumlah responden 1.762 untuk mengetahui tren aplikasi digital kesehatan yang digunakan oleh anak muda.
2. Layanan telehealth yang paling digemari
Lebih lanjut, survei tersebut memperlihatkan layanan apa saja yang paling digemari dari telehealth. Konsultasi online menjadi fitur yang paling digemari dengan persentase sebesar 55 persen.
Layanan ini diikuti dengan konsultasi dokter, pemantauan pasien, konsultasi gizi, edukasi hidup sehat, layanan pengiriman obat, pemeriksaan diagnosis, membuat janji, dan perawatan gawat darurat.
"Telehealth kini telah melampaui fungsi konsultasi medis tatap muka tradisional, dengan menawarkan layanan holistik seperti pemantauan pasien, pengiriman obat, telediagnostik, hingga penanganan darurat," jelas Suwanda.
3. Peran pemerintah dalam mendukung digitalisasi layanan kesehatan

Untuk mendukung digitalisasi layanan kesehatan, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) pada Februari 2025.
Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular, dengan target melayani hingga 60 juta orang pada tahun pertama dan 200 juta warga dalam lima tahun ke depan.
"Program ini dirancang untuk mencakup semua lapisan masyarakat, mulai dari bayi hingga lansia, dengan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan alat pemeriksaan yang memadai," ungkap Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menginisiasi sandbox pada tahun 2023 untuk memberikan perlindungan kepada pasien pengguna layanan telehealth. Platform yang memenuhi standar bisa menggunakan logo Kementerian Kesehatan untuk menjamin bahwa layanan tersebut aman dan terpercaya.
Survei menunjukkan bahwa anak muda semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara-cara preventif. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan terjadinya akselerasi layanan kesehatan digital.