Prediksi Tren dan Ancaman Siber 2025, AI Makin Masif Digunakan

- AI akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari pada 2025, terintegrasi dalam sistem operasi dan membawa tantangan deepfake yang semakin canggih.
- Perhatian terhadap privasi semakin ditingkatkan dengan hak untuk memonetisasi data pribadi dan teknologi penyimpanan yang terdesentralisasi.
- Penjahat dunia maya akan menargetkan game, konsol, dan film terkemuka, meningkatnya perundungan siber, penipuan langganan palsu, serta pembatasan akses media sosial bagi anak-anak di bawah 16 tahun.
Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sementara masalah privasi seputar data biometrik dan teknologi canggih akan menjadi pusat perhatian pada tahun 2025, menurut laporan Kaspersky.
Laporan ini tertuang dalam "Kaspersky Security Bulletin", seri tahunan yang memberikan gambaran tentang tren dan ancaman keamanan siber yang diperkirakan akan memengaruhi konsumen di tahun mendatang.
AI jadi hal yang biasa
AI diprediksi akan terintegrasi sepenuhnya ke dalam kehidupan sehari-hari pada tahun depan, menjadi utilitas standar alih-alih teknologi baru.
Sistem operasi seperti iOS dan Android yang meluncurkan fitur-fitur berbasis AI akan semakin diandalkan pengguna untuk komunikasi, alur kerja dan tugas-tugas kreatif.
Namun, tren ini turut membawa tantangan, terutama karena deepfake yang dipersonalisasi menjadi semakin canggih tanpa adanya alat deteksi yang andal.
Peningkatan privasi

Perhatian terhadap privasi akan semakin ditingkatkan yang mengarah pada peratutan baru guna memperkuat kontrol pengguna atas data pribadi. Pada 2025, individu dapat memperoleh hak untuk memonetisasi data mereka, mentransfernya dengan mudah di seluruh platform dan mendapatkan manfaat dari proses persetujuan yang disederhanakan.
Kerangka kerja global, seperti GDPR Uni Eropa dan CPRA California, terus menginspirasi reformasi di seluruh dunia. Sementara teknologi penyimpanan yang terdesentralisasi dapat semakin memperkuat otonomi pengguna atas informasi mereka.
Tren kejahatan semakin berkembang
Penjahat dunia maya diperkirakan akan menargetkan peluncuran game, konsol dan film terkemuka di tahun depan.
Judul-judul seperti Mafia: The Old Country, Civilization VII dan Death Stranding 2 serta NIntendo Switch 2, kemungkinan akan dimanfaatkan untuk tujuan yang negatif dengan melibatkan pra-pemesanan palsu, rootkit dan unduhan berbahaya.
Ancaman ini termasuk pada film blockbuster seperti Spiderman dan Jurrasic World Rebirth yang dapat memicu kampanye phishing dan penipuan barang dagangan palsu.
Perundungan siber karena politik

Polarisasi politik yang meningkatkan diperkirakan semakin memperburuk perundungan siber pada tahun 2025,
Ketersediaan alat AI ayng semakin luas untuk membuat deefake dan posting yang direkayasa, kemungkinan akan mengintensifkan pelecahan berbasis internet.
Perundungan siber lintas batas juga dapat meningkat karena platform global memfasiliasi penargetan individu berdasarkan keyakinan politik.
Tingginya risiko penipuan
Seiring dengan semakin bergesernya ekonomi global ke model berbasis langganan, peningkatan penipuan terkait promosi langganan palsu diperkirakan semakin marak terjadi.
Penjahat dunia maya akan membuat layanan palsu yang meniru platform asli, bertujuan menipu pengguna agar memberikan informasi pribadi dan keuangan, yang mengakibatkan pencurian identitas dan kerugian finansial.
Selain itu, pertumbuhan sumber daya tidak resmi yang menyediakan akses diskon atau gratis ke layanan berlangganan diperkirakan menjadi vektir ancaman yang signifikan, membuat pengguna rentan terhadap serangan phishing, malware dan pelanggaran data.
Larangan media sosial untuk remaja

Usulan undang-undang Australia tentang pelarangan akses media sosial bagi anak-anak di bawah 16 tahun dapat menjadi preseden global.
Jika berhasil diterapkan, pembatasan tersebut dapat membuka jalan bagi pembatasan akses yang lebih luas untuk demografi lainnya.
Platform seperti Instagram telah mulai mengadopsi sistem verifikasi usia bertenaga AI, menandakan pergeseran ke arah tata kelola ruang daring yang lebih ketat,
"Menjelang tahun 2025, dampak paling signifikan terhadap konsumen diperkirakan akan muncul dari persimpangan antara inovasi dan regulasi. Kemajuan AI, perlindungan privasi dan kerangka kerja kepemilikan data akan mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi dan mengelola kehidupan digital mereka," ujar Anna Larkina. pakar privasi Kaspersky.
Perkembangan ini memiliki potensi yang sangat besar tetapi juga membutuhkan pengawasan yang cermat untuk memastikan kepentingan konsumen terpenuhi dengan tepat.