Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Setahun YouTube Shopping, Waktu Tonton Naik 400 Persen di Indonesia

ilustrasi YouTube di smartphone (unsplash.com/@collabstr)
ilustrasi YouTube di smartphone (unsplash.com/@collabstr)
Intinya sih...
  • YouTube Shopping mencatat lonjakan waktu tonton konten belanja hingga 400% di Indonesia.
  • Gen Z Indonesia mengandalkan kreator YouTube untuk melakukan riset dan memutuskan pembelian.
  • Dewi Vanow merasakan langsung dampak YouTube Shopping dengan pendapatan meningkat hingga 50% setelah menandai produk di videonya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam satu tahun sejak diluncurkan, YouTube Shopping mencatat lonjakan waktu tonton konten belanja hingga 400% di Indonesia. Angka fantastis ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menunjukkan antusiasme tertinggi terhadap video commerce.

Menurut Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, tren ini bukan sekadar kebiasaan baru, tapi mencerminkan perubahan besar dalam perilaku konsumen digital. “Ini fenomena yang sangat menarik dan Youtube melihat hal ini sebagai sesuatu yang penting untuk terus kita dukung, karena salah satu prinsip bagi kami di Google adalah bagaimana kita bisa menciptakan ekosistem yang terbuka. Selama satu tahun ini kami melihat antusiasme masyarakat dan potensinya yang besar, serta tentunya membantu ekonomi para kreator dan memberi dampak bagi brand,” jelasnya. YouTube kini tak hanya jadi tempat hiburan, tapi juga ruang transaksi yang menumbuhkan ekonomi kreator di Indonesia.

Gen Z Jadikan YouTube Sebagai Panduan Belanja Utama

ilustrasi YouTube
ilustrasi YouTube (unsplash.com/Zulfugar Karimov)

Generasi Z tampaknya jadi motor utama tren ini. Berdasarkan data internal YouTube, 90% Gen Z Indonesia mengandalkan kreator YouTube untuk melakukan riset dan memutuskan pembelian. Mereka lebih percaya dengan review jujur dari kreator dibandingkan iklan tradisional.

Hal ini juga membuat jumlah kanal YouTube dengan lebih dari satu juta subscriber meningkat pesat, menjadi lebih dari 3.000 channel hanya dalam setahun. Format konten pun makin beragam, dari Shorts yang cepat dikonsumsi hingga video panjang yang mendalam. Pendekatan multi-format ini menjadikan konten terasa lebih personal dan autentik bagi audiens.

Kisah Sukses Kreator: Dari Hobi Jadi Sumber Penghasilan

Salah satu kreator yang merasakan langsung dampak YouTube Shopping adalah Dewi Vanow. Awalnya, ia tidak menyangka fitur ini bisa mengubah arah kariernya. Namun, setelah mulai menandai produk di videonya, pendapatannya meningkat hingga 50%.

“Saat pertama kali mengenal YouTube Shopping, saya sempat merasa, ‘sepertinya ini bukan saya deh’, karena saya bukan tipe orang yang berjualan atau affiliate. Tapi setelah saya coba dan tekuni, ternyata respons audiens luar biasa. Banyak yang sering bertanya, ‘beli di mana, Kak?’ atau ‘produk yang dipakai apa?’ Dari situ saya mulai menandai (tag) toko atau produk yang saya gunakan agar penonton bisa dengan mudah menemukannya. Ternyata langkah kecil itu membawa dampak yang sangat besar," ujar Dewi.

Video sederhana seperti “MESIN MINUMANKU RUSAK” bahkan mampu menarik perhatian besar dan meningkatkan penjualan produk terkait. Keberhasilan YouTube Shopping juga didorong oleh kolaborasi dengan platform besar seperti Shopee dan kini Lazada. Dalam sembilan bulan, jumlah video dengan penandaan produk meningkat 5 kali lipat, sementara jumlah produk yang direkomendasikan naik 4 kali lipat.

Kategori yang paling banyak diminati meliputi fashion muslim, perlengkapan bayi, perangkat mobile & tablet, serta perlengkapan rumah. Semua konten ini dipantau dengan ketat di bawah YouTube Partner Program (YPP), sehingga pengguna bisa berbelanja dengan aman dan nyaman.

AI dan Fitur Baru Buka Peluang Kreator

ilustrasi YouTube (pexels.com/Joshua Miranda)
ilustrasi YouTube (pexels.com/Joshua Miranda)

Untuk memperkuat ekosistem kreator, YouTube kini menghadirkan berbagai fitur berbasis AI, seperti Gemini dan Veo, yang membantu pembuatan konten menjadi lebih efisien. Selain itu, ada fitur Stickers on Shorts yang memungkinkan kreator menambahkan elemen interaktif pada video pendek mereka.

““Filosofi YouTube jelas: kami hanya berhasil jika kreator kami berhasil.,” ujar Veronica. Dengan pendekatan ini, YouTube bukan sekadar platform hiburan, tetapi juga menjadi pilar penting dalam ekonomi digital Indonesia, membantu kreator mengubah kreativitas mereka menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan.

Satu tahun perjalanan YouTube Shopping menunjukkan bahwa era video commerce telah benar-benar dimulai. Dari konten otentik kreator lokal hingga kolaborasi besar dengan e-commerce ternama, semuanya membentuk ekosistem yang saling mendukung.

Dengan peningkatan waktu tonton hingga 400% dan kepercayaan tinggi dari pengguna muda, YouTube Shopping kini bukan hanya tempat menemukan inspirasi, tapi juga ruang transaksi yang mengubah cara orang Indonesia berbelanja secara digital.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

Konektivitas Jadi Kunci Utama dalam Membanung Smart City

06 Nov 2025, 12:27 WIBTech