Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Masjid Sultan, Simbol Identitas Muslim-Melayu di Singapura

potret bagian luar Masjid Sultan (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Masjid Sultan terletak di 3 Muscat Street dan menjadi pusat distrik Kampong Glam yang bersejarah. Masjid ini diberi nama demikian untuk menghormati Sultan Hussein Shah, penguasa ke-19 Kesultanan Johor.

Masjid Sultan sangat penting bagi masyarakat muslim Singapura dan dianggap sebagai masjid nasional negara tersebut. Pada tahun 1975, masjid ini secara resmi dinyatakan sebagai monumen nasional. Yuk, simak fakta menarik lainnya tentang Masjid Sultan berikut ini!

1. Dibangun pada tahun 1824

potret bagian luar Masjid Sultan (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Pada tahun 1819, Sultan Hussein mengadakan perjanjian dengan Stamford Raffles dari British East India Company, yang mengizinkan Inggris untuk mendirikan pos perdagangan di pulau tersebut, menurut NLB Singapore. Ia kemudian meminta pembangunan masjid di dekat istananya di Kampong Glam. Raffles mendukung gagasan tersebut dan menyumbangkan $3.000, yang menghasilkan penyelesaian pembangunan masjid asli berlantai satu dan bertingkat dua pada tahun 1826.

Pada tahun 1879, masjid ini diberikan tanah oleh Tunku Alam Sultan Alauddin Alam Shah, cucu Sultan Hussein dan Tunku Aleem, seorang dermawan yang identitasnya masih belum diketahui. Tunku Alam juga membentuk komite beranggotakan lima orang untuk mengawasi urusan masjid. Komite ini kemudian digantikan oleh dewan yang terdiri dari 12 orang pengawas pada tahun 1914.

2. Pembangunannya selesai pada tahun 1932

potret bagian luar Masjid Sultan (commons.wikimedia.org/Rainer Halama)

Pada tahun 1924, masjid yang berusia hampir 100 tahun itu perlu diperbaiki. NLB Singapore menginformasikan bahwa para pengurus mengusulkan pembangunan masjid baru yang lebih besar, yang diperkirakan menelan biaya sekitar $200.000. Pembangunan dilakukan secara bertahap, baik untuk mengakomodasi penggalangan dana yang sedang berlangsung maupun untuk meminimalkan gangguan bagi para jemaah.

Saat masjid sedang dibangun, North Bridge Road diperpanjang melewati Arab Street dan harus berbelok di sekitar lokasi masjid. Meskipun bangunan itu baru sekitar dua pertiga selesai, masjid tersebut resmi dibuka pada 27 Desember 1929. Pembangunannya selesai sepenuhnya pada tahun 1932.

3. Desainnya bergaya Indo-Sarasenik

potret kubah Masjid Sultan (commons.wikimedia.org/Bernard Spragg. NZ)

Desain Masjid Sultan, seperti banyak masjid lain di Singapura pada masa itu, termasuk Masjid Hajjah Fatimah, sangat dipengaruhi oleh gaya Indo-Sarasenik, jelas National Heritage Board. Gaya arsitektur ini memadukan tradisi India dan Islam. Gaya ini juga menggabungkan unsur-unsur dari arsitektur Eropa.

Dinding pembatas rendah dengan pagar besi cor mengelilingi masjid. Fasad depan dan belakang, menghadap Muscat Street dan North Bridge Road, dihiasi dengan cetakan arabes yang rumit. Di sepanjang tembok pembatas atap, puncak merlon Islam yang elegan membentang terus menerus, diselingi oleh struktur kecil seperti menara pada beberapa bagian.

4. Ruang salat utamanya mengarah ke Makkah

potret ruang salat utama Masjid Sultan (commons.wikimedia.org/ Dekoelie)

Ruang salat utama Masjid Sultan memiliki tata letak persegi panjang tetapi miring menghadap kiblat, arah Makkah. Kesejajaran ini memastikan orientasi yang tepat untuk salat umat Islam. National Heritage Board menambahkan bahwa ruang salat dua tingkat ini dapat menampung hingga 5.000 jemaah.

Adapun mihrab di Masjid Sultan dikelilingi oleh lengkungan berbentuk lanset yang runcing. Lengkungan ini memiliki elemen dekoratif yang mencolok. Elemen-elemen ini meliputi gulungan arabes, daun, bunga, sulur yang melengkung, dan pola tanaman merambat tradisional.

5. Menjadi tempat pengumuman awal resmi Ramadan setiap tahun

potret Masjid Sultan di malam hari (commons.wikimedia.org/Erwin Soo)

Sebuah bangunan tambahan dengan gaya arsitektur yang senada ditambahkan ke Masjid Sultan pada tahun 1993. Bangunan baru ini melengkapi desain aslinya. Setiap tahun, Masjid Sultan menjadi tempat tradisional di mana dimulainya bulan puasa Ramadan, bulan puasa umat Islam, secara resmi diumumkan, sebagaimana diungkapkan oleh National Heritage Board.

Selama bulan Ramadan, area di sekitar masjid berubah menjadi pasar yang ramai. Hal ini menciptakan suasana yang meriah bagi masyarakat. Masjid Sultan saat ini dikelola oleh Dewan Agama Islam Singapura, yang juga dikenal sebagai MUIS.

Lebih dari sekadar masjid, Masjid Sultan merupakan warisan yang mengakar dalam komunitas Melayu-Muslim Singapura. Kelima fakta ini menjelaskan pentingnya masjid ini dalam masyarakat multikultural negara-kota tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us