5 Maskapai yang Paling Melarang Penggunaan Powerbank saat Penerbangan

Apa kamu masih ingat pesawat Airbus A321 yang dioperasikan oleh Air Busan tujuan Hong Kong terbakar di Bandara Gimhae, Korea Selatan? Dilansir The Strait Times, kejadian serupa juga dialami pesawat Hong Kong Airlines pada Kamis (20/03/2025). Kejadian tersebut diduga berasal dari powerbank yang menyebabkan kebakaran di kabin pesawat.
Alhasil, sejumlah maskapai penerbangan pun memperketat aturan mereka terkait membawa dan penggunaan powerbank selama penerbangan. Tentunya untuk tujuan keselamatan. Bahkan maskapai yang tergolong baru seperti Starlux Airlines sudah memberlakukan larangan penggunaan powerbank saat penerbangan sejak 2018.
Di antara deretan maskapai yang memperbarui aturannya, berikut ini lima yang paling melarang penggunaan powerbank saat penerbangan. Kamu harus benar-benar memperhatikan powerbank yang dibawa saat menggunakan jasa dari maskapai berikut ini. Jika tidak sesuai dengan aturan, maka powerbank dapat disita saat pemeriksaan.
1. Korean Air

Korean Air yang mengakuisisi Air Busan dari Asiana Airlines telah memberlakukan larangan penggunaan powerbank saat penerbangan mulai 1 Maret 2025, selang satu bulan setelah Air Busan memberlakukannya pada 5 Februari 2025. Aero Time melansir, semua maskapai penerbangan Korea Selatan kini telah mengadopsi kebijakan serupa.
Powerbank termasuk baterai lithium cadangan dan berada dalam daftar barang yang diperiksa terbatas. Kamu tetap boleh membawa powerbank, tapi tidak dapat didaftarkan sebagai bagasi dan harus dibawa ke kabin bersama penumpang. Tidak semua powerbank diperbolehkan, sebab ada ketentuan besarnya daya dibatasi.
Mengutip laman resmi Korean Air, berikut ini aturan yang harus dipenuhi oleh penumpang yang membawa powerbank atau baterai lithium cadangan.
- Baterai cadangan harus kurang dari 160Wh dan dikemas secara terpisah untuk mencegah korsleting.
- Baterai kurang dari 100Wh, maksimal 5 per orang.
- Baterai antara 100Wh dan 160Wh, maksimal 2 per orang. Namun, kamu harus meminta persetujuan maskapai saat check-in.
- Barang-barang tersebut tidak boleh dibawa, jika baterainya melebihi batas maksimum atau tidak dapat dikonfirmasi. Tidak diizinkan dalam barang bawaan maupun bagasi terdaftar.
- Baterai lithium cadangan, termasuk powerbank, bagian terminal harus ditutup dengan isolasi atau dibawa dalam kantong plastik, satu baterai per kantong.
- Dilarang keras meletakkannya pada kompartemen atas kursi penumpang. Kamu dapat meletakkannya di kantong kursi atau di bawah kursi.
- Penerbangaan yang berangkat dari luar negeri, peraturan yang lebih ketat mungkin berlaku pada bandara atau negara tertentu.
2. Asiana Airlines

Masih dari maskapai Korea Selatan, Asiana Airlines memiliki aturan serupa terkait larangan penggunaan powerbank selama penerbangan. Mereka memiliki aturan yang lebih ketat, terutama untuk penumpang yang berangkat dari Republik China dan Jepang. Asiana Airlines pun memberikan aturan lebih spesifik terkait jenis baterai lithium yang serupa dengan powerbank, seperti lithium-ion dan lithium-metal.
Baterai lithium, termasuk powerbank, masuk dalam Peraturan Barang Berbahaya IATA (International Air Transport Association) yang diadopsi oleh Asiana Airlines. Namun, baterai lithium berukuran kecil diperbolehkan Beberapa aturan di bawah ini perlu kamu perhatikan, sebelum menggunakan jasa maskapai asal Korea Selatan itu.
- Baterai cadangan lithium-ion 100Wh atau kurang dan lithium-metal 2g atau kurang, maksimal 5 per orang.
- Baterai cadangan lithium-ion lebih dari 100Wh hingga 160Wh atau kurang, diperlukan persetujuan maskapai, maksimal 2 per orang.
- Lithium-metal lebih dari 2g hingga 8g atau kurang hanya untuk peralatan medis portabel dengan persetujuan maskapai.
- Baterai lithium-ion lebih dari 160Wh dan lithium-metal lebih dari 8g dilarang.
- Baterai lithium cadangan dan baterai ekstra untuk pengisian daya dilarang dibawa dalam bagasi terdaftar. Haram dibawa ke dalam kabin.
- Baterai harus diisolasi dengan selotip atau dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan (satu per baterai) dan harus dibawa sendiri. Dilarang keras menyimpannya di kompartemen atas.
- Untuk barang-barang yang memerlukan persetujuan maskapai, silakan kunjungi konter check-in dan ikuti instruksi yang diberikan.
- Untuk penerbangan yang berangkat dari Jepang, produk pemanas nirkabel dengan baterai yang tidak dapat dilepas, tidak diperbolehkan dalam tas jinjing maupun bagasi terdaftar.
- Untuk penerbangan yang berangkat dari Republik China, seperti Guangzhou dan Beijing, secara ketat membatasi baterai lithium dalam bagasi terdaftar (termasuk baterai cadangan dan baterai terpasang pada peralatan). Pengangkutan dapat ditolak jika kapasitasnya tidak disebutkan atau tidak dikonfirmasi.
3. Air China

Selanjutnya ada maskapai dari China, hampir semua maskapai asal Negeri Tirai Bambu memiliki regulasi paling ketat terkait powerbank dibanding maskapai lain di Asia. Otoritas penerbangan China (CAAC) sangat memperhatikan risiko kebakaran baterai lithium-ion, sehingga aturannya bisa lebih ketat dari standar IATA. Demikian pula dengan pemeriksaan di bandara, seperti Beijing Capital dan Shanghai Pudong, petugas sering memeriksa powerbank secara acak.
Secara umum, Air China memiliki peraturan serupa dengan dua maskapai sebelumnya. Mulai dari larangan penggunaan dan pengisian powerbank selama penerbangan, termasuk saat landing maupun take off. Powerbank tanpa merek, merek dan kapasitas tidak jelas, atau sudah usang pun sering disita karena dianggap tidak aman.
Penumpang yang membawa powerbank harus menempatkannya pada kemasan asli atau kotak pelindung terpisah. Powerbank harus dimatikan selama penerbangan dan tidak boleh diletakkan di kompartemen atas. Bagi penumpang yang melanggar peraturan, akan dituntut dan dihukum berat.
4. Cathay Pacific

Cathay Pacific menjadi maskapai berikutnya yang melarang penggunaan dan pengisian daya powerbank melalui stop kontak selama penerbangan. Mereka mengikuti regulasi Departemen Penerbangan Sipil Hong Kong yang diumumkan pada Senin (24/03/2025). Peraturan ini akan secara efektif diberlakukan oleh semua maskapai asal Hong Kong, termasuk Cathay Pacific, HK Express, dan Hong Kong Airlines mulai 7 April 2025.
Peraturan yang mereka terapkan cenderung lebih ketat, mengingat sebelumnya serangkaian kecelakaan penerbangan diduga terkait dengan powerbank. Januari lalu, kebakaran terjadi pada penerbangan Air Busan yang menuju Hong Kong. Kemudian pada Kamis (20/03/2025), Hong Kong Airlines sedang dalam perjalanan dari Hangzhou ke Hong Kong terpaksa dialihkan dan melakukan pendaratan darurat di Fuzhou, akibat kebakaran di kompartemen atas sekitar 15 menit setelah penerbangan.
Sebagai maskapai utama Hong Kong, Cathay Pacific melarang penumpang menyimpan powerbank di kompartemen atas. Penumpang harus menyimpannya di bawah tempat duduk atau kantong kursi. Terminal powerbank harus ditutup dengan isolasi atau disimpan dalam kantong pelindung untuk menghindari kontak dengan logam.
Melalui laman resminya, Cathay Pacific pun mengingatkan bahwa mereka hanya terbang ke bandara yang melakukan pemeriksaan keamanan menyeluruh, barang penumpang akan disita jika tidak memenuhi persyaratan. Selain itu, Bandara Hong Kong yang menjadi markas maskapai tersebut memberlakukan aturan yang ketat terkait powerbank. Pastikan powerbank memiliki label kapasitas (Wh atau mAh dan Volt) yang terbaca jelas.
5. China Airlines

China Airlines, salah satu maskapai utama Taiwan yang sudah memberlakukan aturan baru dan memperbarui imbauan perjalanan terkait penumpang yang membawa powerbank mulai 1 Maret 2025. Peraturan tersebut tidak jauh berbeda dari keempat maskapai sebelumnya. Namun, memberikan imbauan dan perhatian lebih kepada penumpang yang berangkat dari Bandara Incheon, Korea Selatan.
Seperti dilansir Travel and Leisure Asia, Penumpang yang berangkat dari Bandara Incheon harus menutup lubang powerbank dengan isolasi dan penutup pelindung atau menaruhnya di dalam tas atau kantong ziplock transparan. Powerbank dan baterai lithium cadangan dilarang dibawa dalam bagasi terdaftar, harus dikemas dengan aman dalam bagasi kabin. Tidak dapat digunakan atau diisi daya selama penerbangan. Dianjurkan menyimpannya di dalam tas atau kantong kursi dan dilarang menyimpannya di kompartemen atas.
Kelima maskapai yang paling melarang penggunaan powerbank saat penerbangan tersebut didominasi dari Asia Timur, terutama China. Otoritas pemerintah setempat maupun maskapai memberlakukan peraturan yang lebih ketat dan rinci dari sebelumnya. Sebagai gantinya, mereka memiliki fasilitas stop kontak untuk pengisian daya gawai saat penerbangan.
Selain dilarang menggunakan maupun mengisi powerbank selama penerbangan, mereka juga memperhatikan cara pengemasan untuk mengurangi risiko kontak dengan logam maupun bahan lain yang memicu kebakaran. Dilarang pula meletakkannya di kompartemen atas supaya lebih mudah diawasi dan ditangani ketika terjadi sesuatu.