5 Fakta tentang Kampung Adat Waru Wora di Sumba yang Ludes Terbakar

Kampung Adat Waru Wora di Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, selama ini menjadi salah satu destinasi budaya menarik di Pulau Sumba. Suasananya tenang dan udaranya sejuk.
Namun, musibah kebakaran besar mengubah semuanya. Sebanyak 28 rumah adat hangus terbakar pada Jumat, 5 Desember 2025. Sebanyak 41 kepala keluarga atau 139 jiwa kehilangan tempat tinggal dalam sekejap.
Meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian material mencapai ratusan jutaan rupiah. Warga kini mengungsi dan tinggal sementara di rumah kerabat mereka. Sebelum kebakaran terjadi, Kampung Adat Waru Wora dikenal lewat budaya, arsitektur, dan lanskap alamnya. Berikut beberapa fakta unik kampung adat Waru Wora di Sumba yang perlu kamu tahu.
1. Desa wisata rintisan
Kampung Adat Waru Wora termasuk desa wisata rintisan. Artinya, kampung ini baru mulai mengembangkan kegiatan wisata dalam skala terbatas. Pengelolaannya belum maksimal dan masih membutuhkan pendampingan.
Meski demikian, kampung ini sudah lama menjadi situs budaya dan sering menggelar upacara adat. Aktivitas adat menjadi daya tarik utama para wisatawan liburan ke sana.
2. Berada di atas bukit

Kampung ini berdiri di atas bukit. Leluhur memilih lokasi tersebut sebagai strategi untuk menghindari serangan musuh pada masa lalu. Lokasinya dikelilingi hutan rindang dengan suasana yang sejuk dan tenang.
Dari sini, kamu bisa melihat panorama pantai selatan Sumba dan hamparan hutan bakau yang luas. Akses menuju ke kampung cukup menantang karena jalannya tidak rata. Kamu bisa datang dengan mobil atau motor sewaan. Tidak ada transportasi umum menuju Kampung Situs Waru Wora.
3. Dekat dengan garis pantai selatan
Kampung ini berdekatan dengan deretan pantai, seperti Pantai Palamoko, Pantai Kerewe, Pantai Watu Bella, Pantai Marosi, dan Pantai Dassang. Ada juga kawasan hutan mangrove yang berada dekat dengan muara sungai. Lanskap pesisir ini menjadi pelengkap ketika kamu berkunjung ke kampung adat.
4. Arsitektur rumah adat khas Sumba

Warga Waru Wora memiliki rumah adat Sumba yang dikenal sebagai Uma Bokulu atau Uma Mbatangu. Uma Bokulu berarti rumah besar. Sedangkan, Uma Mbatangu berarti rumah menara. Keduanya menggambarkan bentuk rumah adat Sumba yang berukuran besar dan memiliki menara tinggi hingga 30 meter.
Rumah rumah tersebut berdiri mengelilingi kubur batu peninggalan zaman Megalitikum. Rumah adat Sumba sarat nilai filosofis.
Uma Mbatangu terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama menjadi loteng untuk menyimpan benda keramat yang mewakili Marapu. Lapisan kedua adalah ruang aktivitas penghuninya. Lapisan ketiga adalah bagian bawah yang digunakan sebagai kandang hewan.
5. Sumber penghasilan masyarakatnya
Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai nelayan, petani, dan berternak. Perempuan di kampung ini juga membuat kain tenun ikat dan melakukan pewarnaan alami untuk menambah penghasilan. Tenun menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari hari dan tradisi adat.
Itu dia fakta unik Kampung Adat Waru Wora yang menyimpan sejarah, budaya, dan lanskap alam yang menawan. Meski kini dilanda musibah, semangat warganya untuk bangkit tetap kuat dan tak padam. Kampung ini layak mendapat perhatian, agar bisa kembali berdiri dan menjadi destinasi budaya.
Semoga para penduduknya selalu diberi kekuatan dan pemerintah berperan aktif dalam pemulihan Kampung Adat Waru Wora ini, ya!

















