Pesona Haft Kul, Rangkaian 7 Danau di Tajikistan

Tajikistan merupakan negara terkecil di Asia Tengah, dimana 93% wilayahnya berupa pegunungan serta memiliki banyak danau, dengan total lebih dari 1.300 buah. Di Tajikistan bagian barat, dekat kota Penjikent, terdapat serangkaian danau pegunungan yang disebut dengan Haft Kul (yang berarti "Tujuh Danau" dalam bahasa Tajik). Rangkaian danau ini merupakan salah satu tempat paling indah di Tajikistan Utara.
Tujuh Danau tersebut berada di Pegunungan Fan, di ngarai Sungai Shing, sering dijuluki sebagai The Seven Diamonds of the Fan Mountains. Terbentuk ribuan tahun lalu akibat gempa bumi yang menciptakan bendungan alami, ketujuh danau ini menyuguhkan gradasi warna air dari biru pirus hingga hijau zamrud, yang berubah seiring musim dan cahaya matahari. Setiap danau memiliki nama dan menyimpan cerita yang menarik. Yuk, simak tujuh danau indah Haft Kul berikut!
1. Danau Nezhigon

Danau Nezhigon (1.640 mdpl) adalah danau terendah, sekaligus danau tujuan pertama. Memiliki luas 0,05 km² dan kedalaman 20 meter, danau ini memukau lewat warna airnya yang berubah-ubah. Di musim panas, kandungan mineral seperti natrium dan kalsium bereaksi dengan sinar UV, menghasilkan kilau biru kehijauan. Saat musim gugur, airnya berubah menjadi ungu kemerahan karena refleksi daun-daun maple di sekitarnya. Namanya terkait dengan kata Tajik untuk bulu mata. Nama lain untuk danau ini adalah Nezhegon, Nezhigok, dan Mizhgon.
2. Danau Soya

Setelah Nezhigon, perjalanan berkelok sejauh 1 km menuju danau kedua, Danau Soya (1.701 mdpl). Memiliki arti "bayangan" karena tebing setinggi 300 meter di sekitarnya menghalangi sinar matahari hampir sepanjang hari. Dalam studi Central Asian Mountain Hub (2020), kondisi ini menciptakan ekosistem lumut jenis Bryum argenteum tumbuh subur di tepian, memberi warna hijau kebiruan pada air. Danau seluas 0,1 km² ini juga menjadi habitat ikan snowtrout (Schizothorax intermedius), spesies endemik Asia Tengah yang hanya bertahan di perairan dingin.
3. Danau Gushor

Danau ketiga, Gushor, hanya berjarak 400 meter dari Soya (1.771 mdpl). Nama gushor berarti "waspada", merujuk pada legenda ular berbisa yang pernah merajalela di sini. Meski jarang terlihat, laporan IUCN (2019) menyebutkan, ular Vipera ursinii, spesies viper langka beradaptasi dengan iklim dingin, masih hidup di celah-celah bebatuan. Danau seluas 0,23 km² ini dikelilingi tebing vertikal dengan air terjun kecil yang memancar dari ketinggian. Arus sungai penghubung Soya-Gushor cukup deras, sehingga disarankan menggunakan pemandu lokal saat menyeberang.
4. Danau Nofin

Danau Nofin (1.820 mdpl) memanjang 2,5 km seperti sungai besar. Nofin merujuk pada tali pusar, karena berada di tengah-tengah tujuh danau dan sangat memanjang, hampir seperti tali pusar. Di ujung danau terdapat sebuah desa kecil dengan wisma tamu yang dikelola oleh masyarakat setempat. Program Community-Based Tourism (CBT) di desa ini didukung UNDP Tajikistan (2021) untuk melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan ekonomi warga. Danau seluas 0,48 km² ini juga menjadi sumber irigasi utama bagi kebun aprikot dan walnut milik penduduk.
5. Danau Khurdak

Danau yang berada di ketinggian 1.870 mdpl, dijuluki "bayi" (khurdak) karena luasnya hanya 0,025 km², menjadikannya terkecil di antara tujuh danau. Di era Soviet, Desa Padrut, terletak di antara Nofin dan Khurdak, memiliki pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang memanfaatkan aliran sungai antara kedua danau. Menurut World Bank (2017), meski kini tak beroperasi, proyek serupa masih dikembangkan di Tajikistan sebagai solusi energi terbarukan untuk desa terpencil. Khurdak juga menjadi spot favorit fotografer karena pantulan puncak Chimtarga (5.489 m) di permukaan airnya yang jernih.
6. Danau Marguzor

Sebagai danau terbesar (1,16 km²), Marguzor (2.140 mdpl) memiliki air bewarna biru giok. Warna ini berasal dari sedimen glasial dan mineral magnesium yang terbawa dari Pegunungan Zeravshan. Menurut Journal of Mountain Science (2019), kedalaman 45 meter dan suhu air rata-rata 8°C menciptakan habitat ideal bagi ikan trout emas (Oncorhynchus mykiss), yang menjadi komoditas nelayan setempat. Di musim dingin, permukaan danau membeku, membentuk lapisan es setebal 50 cm yang bisa dilintasi dengan trekking crampon.
7. Danau Hazorchashma

Hazorchashma (2.400 mdpl) adalah danau tertinggi. Namanya berarti "seribu mata air", merujuk pada aliran bawah tanah yang menyuplai airnya. Penelitian German-Tajik Scientific Cooperation (2020) mengungkap, air danau ini berasal dari lelehan salju Pegunungan Fan yang disaring melalui batuan kapur selama ribuan tahun. Proses alami ini menghasilkan air mineral berkualitas tinggi dengan pH 7,8 yang diyakini warga memiliki khasiat penyembuhan. Memiliki luas 0,92 km², danau ini dikelilingi padang rumput alpin yang dipenuhi bunga edelweis pada musim panas.
Danau-danau tersebut dapat diakses melalui jalan berkelok-kelok yang melewati ketujuh danau dan beberapa desa. Program CBT yang diinisiasi warga menyediakan homestay, pemandu lokal, dan kuliner khas setempat. Waktu terbaik berkunjung adalah Mei–September, saat suhu berkisar 15–25°C. Di musim semi, lereng pegunungan dipenuhi bunga tulip liar, sementara musim gugur menawarkan panorama dedaunan emas. Tertarik untuk menjelajah ke sana?