Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tempat Wisata di Bali Barat yang Bikin Kamu Ogah Pulang

Potret Jeep Tour Jembrana, Jembrana, Bali Barat
Potret Jeep Tour Jembrana, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Kalau ngomongin liburan ke Bali, pasti yang langsung kebayang itu Kuta, Seminyak, atau Canggu, ya, kan? Pantai, beach club, sunset, dan nuansa tropis yang enggak ada matinya. Gak salah, sih, karena Bali memang sudah lama menjadi destinasi impian, baik buat wisatawan lokal maupun turis mancanegara. Alamnya indah, budayanya kaya, dan suasananya selalu bikin betah.

Namun, tahukah kamu? Karena terlalu banyak orang berfokus ke Bali Selatan, sekarang pulau ini menghadapi tantangan overtourism alias kelebihan wisatawan di satu titik. Sementara itu, wilayah-wilayah lain seperti Bali Barat dan Bali Utara justru masih jarang dilirik. Padahal pesonanya gak kalah indah, bahkan bisa dibilang lebih alami dan autentik.

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia melalui program promosi 3B (Bali Barat, Bali Utara, dan Banyuwangi) mulai mendorong wisatawan untuk mengeksplorasi sisi lain Bali. Salah satunya ke Bali Barat. Wilayah ini cocok banget buat kamu yang suka hidden gem dan pengin liburan jauh dari keramaian.

Nah, IDN Times pun berkesempatan mengikuti trip eksplorasi 3B selama enam hari. Kami menemukan tempat-tempat wisata keren yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya. Penasaran ada destinasi apa saja? Yuk, intip rekomendasi tempat wisata di Bali Barat yang wajib masuk ke dalam wishlist liburanmu berikut ini!

1. Teluk Gilimanuk

Potret Teluk Gilimanuk, Melaya, Jembrana, Bali Barat
Potret Teluk Gilimanuk, Melaya, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Teluk Gilimanuk atau dikenal dengan Secret Bay menjadi salah satu destinasi wisata favorit di kawasan Bali barat. Lokasinya berada di Gilimanuk, Melaya, Jembrana, Bali.

Terletak dengan Pelabuhan Gilimanuk, teluk ini menawarkan suasana yang tenang dan bikin rileks. Ombaknya tenang dan memiliki beberapa panorama menarik, seperti perbukitan Taman Nasional Bali Barat, mangrove, Gunung Argopuro, Guniung Gumitir, hutan mangrove, Pulau Kalong, dan Pulau Burung. Secret Bay menjadi pilihan bagi wisatawan yang mencari ketenangan. 

Tak ada tiket masuk untuk ke sini alias gratis, tetapi kamu membayar sewa perahu untuk menyusuri keindahan Teluk Gilimanuk. Tarifnya Rp170 ribu per kapal dengan kapasitas maksimal 10 penumpang. Perahu di sana bisa kamu sewa mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WITA. Total perjalanan menyusuri Teluk Gilimanuk yakni sekitar satu jam.

Teluk Gilimanuk juga menjadi tempat favorit untuk memancing. Kamu bisa menyewa peralatan memancing dan menangkap beberapa jenis ikan yang ada di perairan sekitarnya. 

2. Desa Wisata Blimbingsari

Potret Gereja PNIEL, Desa Wisata Blimbingsari, Bali Barat
Potret Gereja PNIEL, Desa Wisata Blimbingsari, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Desa Wisata Blimbingsari merupakan salah satu destinasi unik di Bali yang mengusung konsep pariwisata berbasis masyarakat. Terletak sekitar 120 kilometer dari Denpasar dan 15 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk, desa seluas 433 hektare ini menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dari Bali pada umumnya.

Hal yang menjadikan Desa Blimbingsari menarik adalah akulturasi budaya Bali dengan agama Kristen. Desa Blimbingsari merupakan satu-satunya desa Kristen di Bali. Suasana spiritualnya terasa kental, tetapi tetap berpadu harmonis dengan budaya lokal.

Ikon utama di desa ini adalah Gereja PNIEL, yakni gereja Protestan yang bentuk bangunannya menyerupai pura Bali. Arsitekturnya khas, cenderung terbuka dan menyatu dengan alam. Menurut Pengurus Pariwisata Blimbingsari, I Wayan Murtiyasa, konsep bangunan gereja seperti ini menjadi simbol pemulian terhadap Tuhan dan seluruh ciptaannya, mulai dari matahari, udara, hingga kupu-kupu. Relief-relief di gereja ini bahkan dibuat oleh seniman asli Bali dari Ubud.

Setiap ibadah diiringi gamelan Bali, sehingga menciptakan atmosfer religius yang unik dan sarat budaya. Desa ini juga sering dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk melayani tamu yang datang, sudah dibentuk Komite Pariwisata Desa Blimbingsar sejak 2005. Komite ini bertugas mengatur akomodasi, konsumsi, dan kegiatan selama wisatawan berada di desa.

Menariknya, konsep pariwisata di Blimbingsari tidak mengandalkan hotel berbintang. Sebagai gantinya, penduduk lokal menawarkan rumah mereka sebagai homestay. Saat ini ada banyak homestay yang dikelola keluarga masing-masing. Seiring meningkatnya jumlah wisatawan, dilakukan pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas layanan, termasuk di bidang housekeeping, food and beverage, hingga manajemen wisata.

Desa Blimbingsari resmi ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Provinsi Bali, mewakili wilayah Bali Barat pada 2011. Sejak saat itu, desa ini terus berbenah dan mengikuti perkembangan zaman, termasuk mengembangkan strategi digital marketing untuk menjangkau lebih banyak wisatawan.

Untuk berkunjung ke Desa Wisata Blimbingsari, kamu bisa datang langsung atau melakukan reservasi terlebih dahulu melalui Komite Pariwisata. Hal ini penting, agar pihak desa bisa menyesuaikan tujuan dan kebutuhan kunjungan kamu.

Saat ini tersedia 11 paket wisata menarik, mulai dari wisata religi, village tour, trekking wisata alam, bird watching, hingga paket wisata menginap selama 2-3 hari.

3. Jeep Tour Jembrana

Potret Jeep Tour Jembrana, Jembrana, Bali Barat
Potret Jeep Tour Jembrana, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Kalau kamu mau menjelajah desa-desa di Bali Barat dengan cara yang seru dan beda, cobalah Jeep Tour Jembrana ini! Trip ini menawarkan pengalaman off road yang menantang dan seru banget. 

Kamu akan diajak naik mobil jeep berukuran 4x4 untuk melintasi berbagai medan, mulai dari jalur berbatu vulkanik, ladang pertanian, hamparan sawah, hutan kecil, sampai ke spot-spot pandang tanpa perlu capek mendaki.

Selama sekitar tiga jam perjalanan, kamu akan diajak berpetualang di alam terbuka, sekaligus mampir ke tempat-tempat unik. Salah satunya berkunjung ke rumah warga lokal yang memproduksi air nira.

Sebagai informasi, air nira merupakan cairan manis alami yang diambil dari bunga pohon keluarga palma, seperti pohon aren atau kelapa. Rasanya legit dan segar. Biasanya dijadikan bahan untuk bikin gula aren, tuak, atau cukup diminum langsung sebagai minuman alami yang menyegarkan.

Perjalanan berlanjut ke Agro Wisata Lembah Permai. Di sini, kamu bisa jalan-jalan keliling kebun sambil lihat dan petik buah naga, pepaya california, dan buah-buahan lainnya langsung dari pohonnya. Seru banget, kan?

Trip ditutup dengan kunjungan ke Pura Ulun Danu Beji Taman Sari Yeh Panes di Desa Berangbang. Buat kamu yang berkenan, bisa sekalian melakukan melukat, yakni tradisi umat Hindu di Bali untuk membersihkan diri secara spiritual. Tujuannya untuk membersihkan pikiran dan jiwa, sehingga lebih tenang dan positif. Harga trip ini Rp750 ribu per jeep untuk satu kali perjalanan berdurasi sekitar tiga jam.

4. Puri Agung Negara Djembrana

Potret Puri Agung Negara, Jembrana, Bali Barat
Potret Puri Agung Negara, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Puri Agung Negara di Jembrana bukan sekadar destinasi bersejarah. Tempat ini merupakan rumah dari Anak Agung Bagus Sutedja, Gubernur pertama Bali yang pernah menjabat selama dua periode. Kalau kamu tertarik dengan wisata spiritual atau sejarah, tempat ini wajib masuk bucket list liburanmu

Di dalam kompleks puri, kamu bisa menemukan Gedongan, yakni bangunan simbolis yang dulunya merupakan tempat tinggal raja. Di sana, kamu akan melihat berbagai koleksi foto bersejarah. Mulai dari dokumentasi bangunan kuno di sekitar pura, foto-foto raja Bali, hingga interaksi mereka dengan orang-orang Belanda pada masa kolonial.

Kamu juga bisa belajar tentang silsilah keluarga kerajaan Bali hingga generasi ke-31 di papan khusus yang tersedia di area puri. Salah satu guide yang akan menemani kunjunganmu adalah Agung Bagus Hendra, keturunan ke-31 dan penjaga tradisi keluarga ini.

Puri ini sudah ada sejak 1830 dan masih aktif hingga sekarang. Meski buka setiap hari, kamu tetap harus reservasi dulu sebelum datang. Kabar baiknya, masuk ke sini gratis, lho.

5. Cocoa Tour

Potret Kebun Cokelat, Jembrana, Bali Barat
Potret Kebun Cokelat, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Di sudut Jembrana lainnya, ada salah satu destinasi pengalaman wisata yang berbeda dari yang biasa kamu temukan di kawasan Bali Selatan. Kamu bisa menyusuri kebun kakao organik sambil menikmati cita rasa cokelat asli dari alami, yakni Cocoa Tour Jembrana.

Kebun ini berdiri di atas lahan seluas tiga hektare. Satu hektarnya dijadikan demoplot, yakni area khusus untuk edukasi dan praktik budidaya kakao. Pohon-pohon kakao ditanam rapi dengan jarak teratur 3x4 meter atau 4x4 meter, supaya bisa tumbuh optimal.

Di kebun ini, kamu akan mengenal delapan jenis klon kakao yang ditanam berdampingan. Mulai dari Klon MCC01, yang buah mudanya berwarna hijau dan berubah menjadi kuning saat matang. Selain itu, ada Klon MCC02, dengan warna ungu yang berubah oranye kemerahan saat siap panen. 

Uniknya, pohon-pohon kakao di sini telah diremajakan, dibuat lebih pendek agar lebih mudah dipetik dan dirawat. Ini bukan kebun biasa, tetapi hasil pemikiran bertahun-tahun dari para petani lokal yang memilih cara bertani alami dan berkelanjutan.

Ketut Sudomo, pemilik kebun, memulai menanam kakao sejak 1986. Bersama koperasi kakao Kerta Semaya Samaniya, ia kini mengelola sekitar 2.000 pohon kakao. Semua pengelolaan dilakukan dengan prinsip zero waste dan ramah lingkungan.

Di sini, kakao tidak ditanam sendirian. Ada sistem tumpangsari, di mana tanaman lain seperti kelapa dan pisang digunakan sebagai naungan alami bagi kakao yang masih kecil. Konsep ini disebut juga simple agroforestry, membuat ekosistem kebun terasa lebih hidup.

Untuk pupuk, mereka menggunakan kotoran kambing lokal yang difermentasi selama dua pekan. Urin kambing juga digunakan sebagai cairan penyemprot tanaman, dan daun-daunan kering dikumpulkan untuk dijadikan kompos. Bahkan, limbah dari tanaman seperti kulit kelapa sawit dijadikan pakan kambing. Semua kembali ke tanah, tak ada yang terbuang sia-sia.

Kebun ini benar-benar bebas bahan kimia. Pengendalian hama dilakukan dengan larutan organik dari bahan-bahan sederhana seperti air kelapa, belimbing wuluh, dan lidah buaya. Bahan-bahan ini difermentasi selama sepekan, lalu disemprotkan ke tanaman. Bukan untuk membunuh hama, tapi cukup untuk membuat mereka merasa tak nyaman, sehingga tanaman tetap sehat tanpa merusak lingkungan.

Setelah melihat proses panjang dari kebun ke biji kering, kamu bisa langsung mencicipi berbagai jenis cokelat dari masing-masing klon. Setiap jenis punya karakter rasa yang berbeda, mulai dari Panter, MCC02, RTNJ, dan IKRI09.

Di Jembrana, karena kakao ditanam dekat pohon pisang dan kelapa, rasa cokelatnya cenderung fruity. Di daerah lain seperti Papua, cokelatnya bisa terasa woody karena dekat hutan.

Kamu juga bisa mencoba cokelat kental yang dibuat dari 65 persen kakao, brown sugar, dan susu. Rasanya tidak terlalu manis, tapi justru terasa autentik dengan karakter kakao yang kuat.

Selanjutnya, kamu bisa memetik buah kakao sendiri, membawa pulang, dan belajar bagaimana cara mengolahnya. Kamu akan diajari cara menyimpan biji kakao, berapa lama bisa disimpan, dan bisa diolah menjadi apa saja selain minuman.

6. Kurma Asih Sea Turtle

Potret penyu-penyu di Kurma Asih Sea Turtle
Potret penyu-penyu di Kurma Asih Sea Turtle, Jembrana, Bali Barat (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Kurma Asih Sea Turtle merupakan pusat konservasi penyu laut yang terletak di Perancak, Jembrana, Bali. Destinasi ini menjadi surganya para pencinta alam dan satwa liar. Fokus utamanya adalah rehabilitasi penyu laut, sebelum akhirnya dilepaskan kembali ke habitat aslinya. 

Tempat ini ada karena pada masa lalu, penyu sisik banyak diburu dan kulitnya yang dianggap bernilai tinggi. Kini, lewat upaya konservasi, mereka dilindungi bersama dua spesies lainnya, yakni penyu lekang dan penyu belimbing. Dari ketiganya, penyu belimbing termasuk yang paling langka.

Kurma Asih telah membantu melepaskan lebih dari 60.000 tukik atau anak penyu ke laut sejak awal berdirinya. Setiap musim bertelur, seekor penyu bisa menghasilkan hingga 300 butir telur. Telur-telur itu disimpan di kedalaman 40-50 cm, agar tetap aman hingga waktunya menetas. Kurma Asih pernah mencatat adanya 525 sarang dalam satu musim.

Proses penetasan biasanya terjadi pada malam hari. Jadi, saat pagi hari, tukik-tukik kecil itu mulai keluar dari sarangnya. Dari satu lubang bisa muncul sekitar 100 tukik, tergantung kondisi sarang.

Setelah menetas, tukik-tukik tersebut dipindahkan ke dalam wadah khusus untuk diamati dan dipersiapkan sebelum akhirnya dilepas ke laut. Spesies yang paling sering dilepas di sini adalah penyu lekang.

Kurma Asih membuka kesempatan untuk donasi publik, mulai dari Rp500 ribu. Hasilnya akan digunakan untuk perlindungan dan perawatan penyu.

Selain itu, pengunjung juga bisa ikut dalam kegiatan pelepasan tukik, yang dilakukan setiap pagi dan siang hari. Ini bukan hanya pengalaman seru, tapi juga menjadi cara nyata untuk mendukung kelangsungan hidup satwa laut yang terancam punah.

Itu dia enam rekomendasi tempat wisata di Bali Barat yang bisa jadi pilihan seru selain destinasi mainstream di Bali Selatan. Selain pemandangannya masih alami dan jauh dari hiruk-pikuk turis, tempat-tempat ini juga menawarkan pengalaman yang lebih autentik dan dekat dengan budaya lokal.

Jadi, kapan mau liburan ke Bali Barat?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us