Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Tiket Kereta di Jepang Lebih Mahal saat Musim Gugur?

ilustrasi kereta di Jepang saat musim gugur
ilustrasi kereta di Jepang saat musim gugur (commons.wikimedia.org/MaedaAkihiko)
Intinya sih...
  • Lonjakan wisatawan membuat jalur populer padat
  • Tarif musiman dan strategi harga dinamis diterapkan
  • Keterbatasan kursi dan waktu perjalanan favorit mempengaruhi ketersediaan tiket
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim gugur di Jepang jadi salah satu periode paling sibuk untuk wisataan. Daun-daun yang berubah warna di Kyoto, udara sejuk di Nikko, sampai panorama pegunungan di Hokkaido membuat banyak orang rela datang jauh-jauh hanya untuk melihatnya langsung. Hampir setiap kota di Jepang punya pesona sendiri sepanjang Oktober–November.

Namun, bagi banyak traveler, ada satu hal yang sering bikin kaget yakni tiket kereta mendadak mahal. Kenapa harga tiket kereta di Jepang lebih mahal saat musim gugur, ya? Supaya perjalananmu tetap aman di dompet, pahami dulu alasan di balik kenaikan harga ini.

1. Lonjakan wisatawan bikin jalur populer padat

Nozomi Shinkansen
Nozomi Shinkansen (commons.wikimedia.org/MaedaAkihiko)

Saat musim gugur tiba, jalur wisata utama, seperti Tokyo–Kyoto, Osaka–Kanazawa, dan Tokyo–Nikko jadi rute favorit para pelancong. Banyak wisatawan berburu pemandangan daun momiji di Arashiyama, Kiyomizudera, atau Lake Chuzenji, yang semuanya bisa dijangkau dengan kereta. Karena permintaan meningkat tajam, harga tiket terutama untuk Shinkansen ikut naik. Misalnya, tiket Tokyo–Kyoto dengan Nozomi Shinkansen yang biasanya sekitar 13.000 yen bisa melonjak hingga 15.000 yen pada akhir pekan puncak musim gugur.

Untuk traveler pemula, penting untuk tahu bahwa kenaikan harga ini biasanya terjadi di awal hingga pertengahan November. Solusinya, kamu bisa pesan tiket lebih awal lewat situs resmi JR (Japan Railways) atau gunakan Japan Rail Pass yang memungkinkan perjalanan tanpa batas dalam periode tertentu. Meski harga pass-nya sekitar 50.000 yen untuk 7 hari, nilainya tetap lebih hemat kalau kamu berencana berpindah kota lebih dari dua kali.

2. Tarif musiman dan strategi harga dinamis

JR East
JR East (commons.wikimedia.org/T. Hanami)

Operator kereta di Jepang, terutama JR East dan JR Central, menerapkan sistem tarif musiman yang fleksibel. Mereka menghitung harga berdasarkan volume penumpang dan waktu perjalanan. Jadi, di bulan-bulan ramai, seperti Oktober–November, harga tiket bisa naik 10–20 persen. Ini mirip dengan sistem peak season di maskapai. Misalnya, rute Tokyo–Nagano, jalur populer ke kawasan pegunungan dan spot momiji, biasanya 8.000 yen, tapi bisa naik jadi 9.500 yen pada akhir pekan.

Kalau kamu ingin tetap hemat, coba pilih kereta ekspres lokal, seperti Ltd. Express Azusa (Tokyo–Matsumoto) atau Ltd. Express Thunderbird (Osaka–Kanazawa). Memang lebih lama sekitar 30–60 menit dibanding Shinkansen, tapi harganya bisa setengah lebih murah. Kamu tetap bisa menikmati pemandangan lembah dan gunung selama perjalanan, malah terasa lebih travel experience-nya.

3. Keterbatasan kursi dan waktu perjalanan favorit

Hokuriku Shinkansen
Hokuriku Shinkansen (commons.wikimedia.org/MaedaAkihiko)

Selain harga, faktor keterbatasan kursi juga berpengaruh besar. Banyak orang Jepang sendiri memanfaatkan long weekend musim gugur untuk domestic trip, sehingga tiket cepat habis terutama di waktu favorit, seperti Jumat sore atau Sabtu pagi. Misalnya, kereta Hokuriku Shinkansen tujuan Kanazawa sering penuh tiga minggu sebelum keberangkatan di pertengahan November.

Kalau kamu fleksibel soal waktu, coba pilih perjalanan pagi hari sebelum pukul 07.00 atau malam di atas pukul 20.00. Tiket di jam-jam ini biasanya lebih murah dan lebih mudah didapat. Alternatif lain, gunakan bus malam antarkota, seperti Willers Express atau JR Bus. Rutenya lengkap (Tokyo–Kyoto, Osaka–Nagoya, Tokyo–Kanazawa) dan harga tiketnya mulai 4.000–6.000 yen, yang mana  jauh lebih ramah di kantong.

4. Pengaruh cuaca dan kondisi alam yang nyaman untuk bepergian

Limited Express Super Ozora
Limited Express Super Ozora (commons.wikimedia.org/Suikotei)

Musim gugur di Jepang berlangsung sekitar akhir September—awal Desember. Suhunya berkisar 10—20 derajat Celsius, sehingga sangat nyaman untuk jalan-jalan. Cuaca stabil membuat banyak jalur wisata dibuka kembali setelah musim panas yang lembap. Misalnya, Oirase Gorge di Aomori dan Hakone di Kanagawa jadi incaran karena rute hiking-nya bersebelahan dengan jalur kereta.

Karena kondisi ini, lebih banyak wisatawan memilih bepergian jarak jauh dibanding sekadar keliling kota besar. Permintaan tiket di jalur pedesaan otomatis meningkat. Contohnya, tiket Limited Express Super Ozora menuju Kushiro di Hokkaido yang biasanya longgar, bisa penuh dalam seminggu. Maka dari itu, buat kamu yang ingin berwisata alam, pesan tiket minimal 2 minggu sebelum berangkat agar tidak kehabisan tempat.

5. Pengaruh tren media sosial dan rekomendasi travel blogger

Shinkansen Kagayaki
Shinkansen Kagayaki (commons.wikimedia.org/東京メトロ中心の鉄道ファンの1人)

Media sosial punya pengaruh besar dalam menentukan arah wisata orang Jepang dan turis asing. Setiap tahun, foto-foto momiji di Tofukuji Temple Kyoto atau Eikando Zenrinji viral di platform, seperti Instagram dan TikTok. Begitu spot tertentu naik daun, lonjakan wisatawan langsung terasa. Jalur kereta ke arah Kyoto dan Osaka pun ikut padat, sehingga menyebabkan sistem dynamic pricing otomatis menyesuaikan harga.

Jika kamu ingin menikmati musim gugur tanpa keramaian dan biaya tinggi, coba eksplor destinasi alternatif seperti Nagano, Fukui, atau Yamagata. Jalur kereta menuju kota-kota ini lebih tenang, harga tiketnya stabil, dan pemandangan momiji tidak kalah indah. Misalnya, perjalanan Tokyo–Nagano hanya sekitar 8.000 yen dengan Shinkansen Kagayaki, tapi kamu sudah bisa menikmati pemandangan Gunung Asama dan pedesaan khas Jepang dari jendela kereta.

Harga tiket kereta di Jepang memang bisa naik saat musim gugur, tapi bukan berarti kamu harus membatalkan rencana liburan. Dengan strategi yang tepat biaya perjalanan masih bisa dikendalikan. Lagipula, momen melihat daun merah keemasan langsung dari jendela kereta adalah pengalaman yang sayang untuk dilewatkan. Setelah tahu rahasianya, kamu jadi lebih siap menghadapi musim gugur di Jepang, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

5 Wisata Indoor di Sekitar Kuta, Cocok Dikunjungi saat Musim Hujan

20 Nov 2025, 05:45 WIBTravel