Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Banyak Orang Menolak Penerbangan Transit

ilustrasi bandara (unsplash.com/Erik Odiin)
ilustrasi bandara (unsplash.com/Erik Odiin)
Intinya sih...
  • Penerbangan transit dipilih untuk menghemat biaya atau menjangkau destinasi tidak langsung
  • Alasan penolakan terhadap penerbangan transit meliputi waktu tempuh lebih lama, risiko tertinggal pesawat, dan penanganan bagasi yang kompleks
  • Transit membuat penumpang harus menunggu lama di bandara tanpa fasilitas memadai, kurang nyaman, dan berisiko kehilangan bagasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dalam dunia perjalanan udara mungkin penerbangan transit Kenapa jadikan sebagai pilihan bagi banyak orang untuk menghemat biaya atau menjangkau berbagai destinasi yang tidak memiliki rute secara langsung. Meski memang dari sisi harga penerbangan transit dianggap lebih ekonomis, namun banyak orang yang tetap memilih untuk menghindarinya karena berbagai pertimbangan yang masuk akal, termasuk kenyamanan hingga efisiensi waktu.

Bagi sebagian pelancong, durasi waktu tunggu di bandara transit dan kemungkinan tertundanya jadwal sering menjadi alasan utama untuk menghindari opsi yang satu ini. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa alasan mengapa banyak orang menolak untuk memilih penerbangan transit, sehingga mungkin bisa menjadi pertimbangan untukmu pada saat akan bepergian dengan menggunakan pesawat.

1. Waktu tempuh yang terlalu lama

ilustrasi bandara (unsplash.com/JESHOOTS.COM)
ilustrasi bandara (unsplash.com/JESHOOTS.COM)

Salah satu alasan utama mengapa orang enggan memilih penerbangan transit dapat diakibatkan karena total waktu tempuh yang menjadi lebih lama jika dibandingkan penerbangan secara langsung. Penumpang harus rela menunggu berjam-jam di bandara transit, sehingga membuat perjalanan jadi terasa lebih melelahkan dan kurang efisien.

Tidak heran apabila masalah terkait waktu tempuh bisa menjadi kendaraan tersendiri, khususnya bagi para pelancong bisnis ataupun mereka yang memang memiliki jadwal cukup ketat, sehingga waktu yang sangat berharga jadi terbuang karena harus menunggu penerbangan lanjutan. Selain itu, durasi perjalanan yang panjang juga bisa meningkatkan potensi rasa lelah dan juga jet lag pada saat berpergian.

2. Risiko kehilangan koneksi penerbangan

ilustrasi pesawat (unsplash.com/Kevin Hackert)
ilustrasi pesawat (unsplash.com/Kevin Hackert)

Translate ternyata membawa risiko tambahan berupa kemungkinan untuk tertinggal pesawat lanjutan akibat adanya keterlambatan penerbangan pertama. Jika waktu jeda antar penerbangan terlalu singkat, maka sedikit gangguan saja justru bisa menimbulkan penumpang jadi gagal melanjutkan perjalanan tersebut.

Opsi yang satu ini akan memaksa penumpang untuk terus bersikap waspada dalam memantau waktu secara cermat, sehingga bisa menambah rasa stres selama perjalanan dilakukan. Bila hal ini terjadi, maka penumpang jadi harus berurusan dengan proses pengaturan ulang terkait jadwal dan juga kemungkinan biaya tambahan yang mungkin harus dibayarkan.

3. Potensi masalah dengan bagasi

ilustrasi koper (unsplash.com/ConvertKit)
ilustrasi koper (unsplash.com/ConvertKit)

Pada penerbangan transit ternyata penanganan terkait bagasi bisa terasa lebih kompleks karena harus dipindahkan antar pesawat dan kerap kali dengan maskapai yang berbeda. Hal ini mungkin akan meningkatkan potensi risiko bagasi tertinggal, salah kirim, hingga kehilangan pada proses perpindahan tersebut, sehingga sangat merepotkan.

Kondisi yang satu ini akan terasa sangat mengganggu, khususnya bagi penumpang yang mungkin membawa barang-barang penting atau memang memiliki koneksi waktu yang cukup ketat di tujuan akhir. Kekhawatiran yang ada sering menjadi alasan banyak orang lebih memilih penerbangan secara langsung karena dianggap minim berisiko kehilangan bagasi.

4. Kurangnya kenyamanan saat menunggu

ilustrasi bandara (pexels.com/ClickerHappy)
ilustrasi bandara (pexels.com/ClickerHappy)

Transit sering kali membuat banyak orang jadi harus menunggu lama di bandara yang mungkin tidak menyediakan fasilitas memadai atau pun tempat istirahat yang nyaman. Para penumpang jadi harus duduk di kursi umum selama berjam-jam lamanya, sehingga hal ini mungkin akan menimbulkan rasa kurang nyaman untuk tubuh.

Jika bandara tersebut ramai atau tidak memiliki adanya tempat makan dan toilet yang bersih, maka pengalaman transit pun akan terasa tidak menyenangkan. Hal ini juga dapat membuat banyak orang lebih memilih penerbangan secara langsung agar bisa segera sampai di tujuan tanpa mengalami jeda yang berlebihan.

Meski penerbangan transit menawarkan kelebihan dari sisi harga atau fleksibilitas rute, namun banyak penumpang yang memilih menghindarinya karena berbagai alasan yang berbeda. Oleh sebab itu, penting bagi setiap calon penumpang untuk mempertimbangkan semua aspek yang ada sebelum memutuskan rute penerbangan agar tidak sampai menyesal. Apakah kamu memilih untuk melakukan transit pesawat saat berpergian?

Sumber:

https://arangrant.com/en-us/blog/direct-non-stop-layover-flights-pros-and-cons/

https://www.traveloka.com/en-en/explore/destination/stopover-vs-layover-flights-trp/360342

https://www.flightsmojo.in/blog/direct-vs-layover-flights/

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us