Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Fisik Kamu Belum Siap Mendaki, Lebih Baik Latihan Dulu!

Ilustrasi pendaki
Ilustrasi pendaki (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Mendaki gunung membutuhkan persiapan fisik yang matang.
  • Latihan kardio, kekuatan kaki, dan punggung diperlukan sebelum mendaki.
  • Keseimbangan tubuh, daya tahan, dan istirahat juga penting untuk keselamatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung memang jadi salah satu aktivitas outdoor yang lagi hits belakangan ini. Banyak orang yang tergoda pemandangan indah dan ingin merasakan sensasi berada di puncak. Tapi tunggu dulu, jangan sampai kamu nekat mendaki tanpa persiapan fisik yang matang. Mendaki bukan sekadar jalan-jalan biasa, tubuh kamu harus siap menghadapi medan yang menantang.

Banyak pendaki pemula yang meremehkan kondisi fisik dan akhirnya menyesal di tengah perjalanan. Rasanya kayak mau pingsan, napas ngos-ngosan, atau bahkan harus dibawa turun karena kondisi drop. Daripada jadi beban tim dan membahayakan diri sendiri, lebih baik kenali dulu tanda-tanda kalau tubuh kamu belum siap. Yuk simak lima sinyal fisik yang menunjukkan kamu perlu latihan lebih dulu sebelum naik gunung!

1. Napas langsung ngos-ngosan setelah naik beberapa anak tangga

Ilustrasi mendaki gunung
Ilustrasi mendaki gunung (freepik.com/freepik)

Kalau kamu udah sesak napas cuma gara-gara naik tangga kantor sampai lantai tiga, itu tandanya kapasitas kardio kamu masih lemah banget. Mendaki gunung butuh stamina yang jauh lebih besar, apalagi dengan beban ransel di punggung. Bayangin aja kalau udah ngos-ngosan di tangga gedung, gimana nantinya di jalur tanjakan yang panjang dan terjal?

Latihan kardio seperti jogging, bersepeda, atau naik-turun tangga secara rutin bisa bantu tingkatkan daya tahan paru-paru kamu. Gak perlu langsung ekstrem, mulai dari 15-20 menit setiap hari dan tingkatkan secara bertahap. Kalau napas kamu udah stabil saat aktivitas ringan, baru deh mulai pertimbangkan mendaki.

2. Kaki langsung pegal setelah jalan kaki 30 menit

Ilustrasi pendaki laki-laki
Ilustrasi pendaki laki-laki (freepik.com/freepik)

Mendaki gunung bisa memakan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari tergantung tingkat kesulitannya. Kalau kamu udah ngeluh pegal setelah jalan santai 30 menit, jelas banget tubuh kamu belum siap menghadapi trek yang menantang. Otot kaki yang lemah bisa bikin kamu tersiksa di perjalanan dan rentan cedera.

Mulai latihan dengan jalan kaki rutin dan tingkatkan durasinya secara bertahap. Coba juga latihan naik-turun bukit kecil atau treadmill dengan incline untuk simulasi jalur mendaki. Pastikan otot betis, paha, dan glutes kamu sudah cukup kuat sebelum berangkat ke gunung sungguhan.

3. Punggung dan bahu sakit setelah bawa tas berat sebentar

Ilustrasi pendaki membawa perbekalan
Ilustrasi pendaki membawa perbekalan (freepik.com/rawpixel)

Ransel mendaki biasanya berisi perlengkapan yang gak sedikit, mulai dari pakaian, makanan, peralatan masak, sampai sleeping bag. Beratnya bisa mencapai 10-15 kg atau bahkan lebih untuk pendakian beberapa hari. Kalau kamu udah ngeluh sakit punggung cuma gara-gara bawa tas laptop atau belanja groceries, itu sinyal kuat kalau otot core dan punggung kamu masih lemah.

Latihan angkat beban ringan, plank, dan gerakan yang melibatkan otot punggung bisa bantu mempersiapkan tubuh. Coba juga latihan jalan dengan ransel berisi beban secara bertahap biar tubuh terbiasa. Jangan sampai di gunung malah jadi beban karena gak kuat bawa perlengkapan sendiri.

4. Keseimbangan tubuh masih goyah di medan yang gak rata

Ilustrasi pendaki kelelahan
Ilustrasi pendaki kelelahan (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Jalur mendaki gak selalu mulus kayak trotoar. Kamu bakal ketemu bebatuan, akar pohon, tanah licin, atau bahkan harus melewati sungai kecil. Kalau keseimbangan tubuh kamu masih goyah saat jalan di permukaan yang gak rata, risiko terjatuh atau terkilir bakal sangat tinggi. Apalagi kalau cuaca lagi gak bersahabat dan jalur jadi lebih licin.

Latihan keseimbangan bisa dimulai dari hal sederhana seperti berdiri satu kaki atau jalan di garis lurus dengan mata tertutup. Yoga dan pilates juga bagus banget buat melatih stabilitas tubuh. Semakin baik keseimbangan kamu, semakin aman perjalanan mendaki nantinya.

5. Mudah lelah dan butuh istirahat sering meski aktivitas ringan

Ilustrasi pendaki berkemas
Ilustrasi pendaki berkemas (freepik.com/freepik)

Mendaki gunung butuh daya tahan tubuh yang konsisten dalam waktu lama. Kalau kamu gampang capek dan harus istirahat setiap beberapa menit saat beraktivitas biasa, jelas kamu belum siap menghadapi tantangan fisik yang lebih berat. Di gunung, kamu gak bisa sembarangan istirahat karena ada target waktu dan cuaca yang bisa berubah kapan saja.

Mulai tingkatkan aktivitas fisik secara bertahap dan konsisten. Kombinasikan latihan kardio dengan strength training biar tubuh kamu lebih kuat dan tahan lama. Jangan lupa juga perhatikan pola makan dan istirahat yang cukup biar stamina tetap terjaga.

Mendaki gunung adalah pengalaman yang luar biasa, tapi persiapan fisik yang matang adalah kunci keselamatan dan kenyamanan kamu. Daripada menyesal di tengah perjalanan, lebih baik luangkan waktu beberapa bulan buat latihan dan mempersiapkan tubuh. Yuk, mulai dari sekarang biar petualangan mendaki kamu jadi pengalaman yang tak terlupakan, bukan malah jadi mimpi buruk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us