Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Mengatur Air Mineral saat Mendaki Gunung biar Awet

ilustrasi pendaki sedang trekking
ilustrasi pendaki sedang trekking (pexels.com/Sergio Scandroglio)
Intinya sih...
  • Rencanakan kebutuhan air mineral selama mendaki, sesuaikan dengan kondisi fisik dan cuaca
  • Bawa wadah air mineral yang efisien, seperti water bladder atau botol kokoh
  • Kendalikan pemakaian air mineral, minum secara rutin dan pantau warna urin untuk menghindari dehidrasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air mineral adalah air yang telah melalui proses penyaringan dan mengandung mineral alami. Air ini aman diminum untuk membantu menjaga tubuh tetap hidrasi dan menyeimbangkan elektrolit selama beraktivitas.

Ketika mendaki gunung, tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk menjaga stamina, mencegah dehidrasi, dan menghindari masalah kesehatan lainnya. Maka dari itu, membawa air mineral saat mendaki wajib hukumnya. Biasanya, akan ada sumber mata air selama perjalanan pendakian.

Namun, tidak semua jalur memiliki sumber mata air, sehingga pendaki diwajibkan membawa air mineral selama pendakian. Lantas, bagaimana cara mengatur air mineral saat mendaki gunung agar persediaannya tetap cukup? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Rencanakan kebutuhan air mineral selama mendaki

ilustrasi sumber mata air
ilustrasi sumber mata air (pexels.com/Chen Te)

Kebutuhan air setiap pendaki berbeda-beda, tergantung dengan kondisi fisik, cuaca, dan tingkat kesulitan pendakian. Umumnya, pendaki membutuhkan sekitar 3—4 liter air untuk pendakian seharian.

Jangan lupa lakukan riset dahulu untuk melihat apakah di jalur pendakian terdapat sumber air alami. Kalau ada, pendaki bisa mengisi ulang di sumber air tersebut.

Pastikan membawa alat filter air, seperti water filter portabel dan filter pompa untuk memastikan air aman dikonsumsi. Waktu tempuh pendakian dan cuaca juga sangat berpengaruh dengan stok air mineral pendaki, jika cuaca panas akan membutuhkan air lebih banyak.

2. Bawa wadah air mineral yang efisien

ilustrasi botol minum
ilustrasi botol minum (pexels.com/Wendy Wei)

Penggunaan wadah air yang efisien juga menjadi hal penting selama pendakian. Water bladder (kantong air) menjadi pilihan utama, karena dapat disimpan di dalam ransel dan dilengkapi selang untuk memudahkan pendaki saat haus.

Kalau lebih nyaman menggunakan botol, pilih botol kokoh yang khusus mendaki gunung. Membawa dua botol berkapasitas 1 liter di sisi kanan dan kiri ransel juga dapat membantu menyeimbangkan beban.

Untuk pendakian kelompok, bawalah jeriken lipat yang berkapasitas besar, seperti 5 liter. Jeriken ini dapat digunakan untuk membawa cadangan air di area perkemahan.

3. Kendalikan pemakaian air mineral

ilustrasi pendaki sedang minum saat waktu istirahat
ilustrasi pendaki sedang minum saat waktu istirahat (pexels.com/MART PRODUCTION)

Demi menghindari dehidrasi, jangan menunggu haus untuk minum. Minumlah sedikit secara rutin sepanjang pendakian, bukan menenggak banyak air saat istirahat.

Pantau warna urin, jika berwarna gelap, maka menunjukkan kurang minum dan butuh asupan cairan. Hindari minuman dengan rasa manis, karena air mineral lebih baik diserap oleh tubuh.

Kalau persediaan air menipis, jangan panik. Tetap tenang dan hemat penggunaan air yang tersisa sambil mencari sumber air, bisa berupa mata air atau sungai, terdekat.

Kalau kamu berniat mendaki gunung, pastikan untuk mengatur persediaan air mineral dengan baik, ya. Hal ini bertujuan supaya pendakian berjalan lancar sesuai dengan jadwal tanpa ada hambatan, seperti kehabisan air atau mengalami dehidrasi yang bisa mengganggu perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

7 Spot Melihat Gunung Semeru dari Lumajang

21 Nov 2025, 08:31 WIBTravel