Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Pengajuan Visa Perjalanan, Berujung Penolakan!

ilustrasi visa
ilustrasi visa (unsplash.com/ Global Residence Index)
Intinya sih...
  • Dokumen tidak sesuai dengan ketentuan kedutaan
  • Jadwal perjalanan tidak jelas atau terlalu singkat
  • Bukti keuangan tidak meyakinkan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengurus visa perjalanan sering dianggap langkah paling rumit sebelum berangkat ke luar negeri. Banyak orang yang sebenarnya sudah menyiapkan dokumen dengan teliti, tetapi tetap saja pengajuannya berakhir dengan penolakan. Situasi ini tentu bisa membuat rencana liburan jadi kacau, apalagi jika tiket pesawat dan akomodasi sudah dipesan jauh hari.

Visa perjalanan memang memiliki aturan yang ketat, sehingga sedikit saja kesalahan bisa berakibat fatal. Agar tidak mengulang pengalaman serupa, penting untuk tahu kesalahan apa saja yang kerap dilakukan para pelancong saat mengajukan izin masuk ke negara tujuan. Berikut beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan agar proses pengajuan visamu berjalan lebih lancar.

1. Dokumen tidak sesuai dengan ketentuan kedutaan

ilustrasi dokumen
ilustrasi dokumen (unsplash.com/Anastassia Anufrieva)

Salah satu penyebab paling sering membuat pengajuan ditolak adalah dokumen tidak sesuai syarat resmi. Beberapa orang menganggap semua visa memiliki persyaratan umum yang sama, padahal tiap negara menetapkan format berbeda untuk data finansial, surat sponsor, hingga itinerary perjalanan. Misalnya, ada negara yang meminta rekening koran minimal 3 bulan, sementara negara lain meminta 6 bulan.

Selain itu, kesalahan kecil, seperti nama di paspor yang berbeda dengan tiket pesawat, juga bisa memicu masalah. Kesannya sepele, tetapi pihak kedutaan akan menilai hal tersebut sebagai kurangnya konsistensi dalam dokumen. Itulah sebabnya, sebelum mengajukan visa perjalanan, penting untuk membaca panduan resmi kedutaan secara detail dan tidak hanya mengandalkan informasi dari forum perjalanan.

2. Jadwal perjalanan tidak jelas atau terlalu singkat

ilustrasi itinerary
ilustrasi itinerary (unsplash.com/Kyle Loftus)

Petugas imigrasi biasanya ingin tahu apakah rencana perjalananmu realistis. Banyak pelancong membuat itinerary asal-asalan, misalnya, hanya menuliskan kota yang ingin dikunjungi tanpa detail kegiatan, durasi, atau alamat tempat menginap. Kesalahan ini sering dianggap mencurigakan, karena tidak menunjukkan keseriusan dalam merencanakan perjalanan.

Ada juga yang membuat jadwal terlalu padat hingga tidak masuk akal, misalnya, berpindah antarkota atau negara dalam waktu singkat. Situasi semacam ini bisa membuat pihak kedutaan meragukan tujuan sebenarnya dari kunjunganmu. Makanya, lebih baik buat rencana perjalanan yang wajar, logis, dan sesuai kapasitas finansial maupun waktu yang kamu punya.

3. Bukti keuangan tidak meyakinkan

ilustrasi rekening
ilustrasi rekening (vecteezy.com/sasirin pamai)

Kekuatan finansial adalah salah satu faktor paling diperhatikan dalam pengajuan visa perjalanan. Banyak orang menganggap saldo rekening besar sudah cukup, padahal pihak kedutaan juga menilai alur transaksi, kestabilan pemasukan, dan kesesuaian dengan rencana liburan. Jika tiba-tiba ada dana masuk dalam jumlah besar, justru bisa menimbulkan tanda tanya.

Hal lain yang kerap diabaikan adalah bukti pekerjaan atau usaha yang mendukung kondisi finansial. Pihak imigrasi ingin memastikan kamu benar-benar mampu membiayai perjalanan sekaligus kembali ke negara asal. Jadi, penting melampirkan dokumen, seperti slip gaji, laporan usaha, atau surat keterangan kerja, agar gambaran keuangan terlihat lebih kredibel.

4. Riwayat perjalanan tidak mendukung aplikasi visa

ilustrasi visa
ilustrasi visa (unsplash.com/Kit (formerly ConvertKit)

Pihak kedutaan biasanya juga melihat rekam jejak perjalananmu sebelumnya. Bagi pemohon yang jarang bepergian ke luar negeri, ada kemungkinan pengajuan visanya lebih ketat. Sebab, pihak imigrasi ingin memastikan apakah kamu punya rekam jejak kepulangan yang baik atau justru berpotensi overstay.

Sebaliknya, riwayat perjalanan ke negara dengan sistem visa ketat, seperti Jepang, Korea Selatan, atau negara Schengen, biasanya bisa jadi nilai plus. Artinya, kamu dinilai sudah terbiasa menaati aturan perjalanan internasional. Jika riwayat perjalananmu masih minim, pastikan dokumen lain lebih kuat untuk meyakinkan pihak kedutaan.

5. Informasi wawancara tidak konsisten dengan dokumen

Ilustrasi wawancara paspor di luar negeri
Ilustrasi wawancara paspor di luar negeri (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Beberapa negara meminta sesi wawancara langsung dan di sinilah banyak orang melakukan kesalahan. Ada pelancong yang gugup, lalu memberikan jawaban tidak konsisten dengan dokumen yang sudah diajukan. Misalnya, rencana tinggal selama 2 minggu, tetapi saat ditanya, hanya menjawan 1 minggu. Inkonsistensi kecil ini bisa membuat pihak imigrasi meragukan tujuanmu.

Selain itu, bahasa tubuh juga berpengaruh. Terlalu ragu, terbata-bata, atau memberi jawaban yang berputar-putar bisa dianggap sebagai indikasi ketidakjujuran. Maka dari itu, sebaiknya pahami isi dokumenmu dengan baik, bersikap tenang, dan jawab pertanyaan sesuai fakta yang kamu tuliskan sebelumnya.

Mengurus visa perjalanan memang penuh detail yang sering terlewat jika tidak benar-benar teliti. Setiap negara memiliki aturan berbeda, sehingga persiapan yang matang jadi kunci agar rencana liburanmu tidak terganggu. Jadi, setelah membaca ini, apakah kamu sudah yakin persiapan pengajuan visamu cukup kuat untuk menghindari penolakan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

5 Alternatif Visa untuk Stay Lama selain Digital Nomad Visa

13 Okt 2025, 13:45 WIBTravel