Hindari 10 Kesalahan Umum Wisatawan saat Liburan di Italia Ini!

Sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di dunia, Italia memiliki banyak tempat seru untuk dikunjungi, dan bakal jadi pengalaman liburan tak terlupakan. Mulai dari Colosseum yang megah, Menara Pisa yang ikonik, kanal-kanal cantik di Venesia, laut yang indah di Amalfi Coast, hingga desa yang tenang di Tuscany.
Meski terlihat seru, ternyata banyak wisatawan yang kerap melakukan kesalahan saat liburan di Negeri Pizza tersebut. Hal ini dikarenakan murni ketidaktahuan atau ketidaksengajaan mereka atau hal-hal lain di luar kendali. Dampaknya pun bisa merugikan wisatawan itu sendiri.
Nah, supaya kamu tidak melakukan hal yang sama, sebaiknya simak dahulu ulasan tentang kesalahan umum wisatawan saat liburan di Italia berikut ini! Liburanmu bakal aman dan menyenangkan selama di sana.
1. Terlalu fokus mengunjungi tempat-tempat populer

Umumnya, wisatawan yang datang ke Italia merasa wajib mengunjungi tempat-tempat wisata populer dan ikonik. Menang tidak sepenuhnya salah, tetapi tak jarang kondisinya sangat jauh dari ekspektasi. Turis-turis lain juga memiliki pikiran yang sama, sehingga tempatnya sangat ramai dan padat.
Kamu tidak harus ke tempat-tempat yang ikonik, kok. Apalagi kalau waktumu sangat terbatas. Sesekali, kamu pergi ke kawasan pedesaan yang cantik, seperti Tuscany.
Ada banyak kebun anggur dan bangunan-bangunan berarsitektur unik di sana. Suasananya juga tidak sepadat wilayah lain, sehingga kamu bisa liburan dengan tenang.
2. Tidak memesan tiket sebelum pergi ke tempat wisata populer

Banyak wisatawan yang berpikir untuk membeli tiket on the spot saat mengunjungi destinasi wisata populer dan ikonik. Hal ini sebaiknya kamu hindari. Selain antreannya panjang, waktumu juga akan tersita dan kamu tidak bisa menikmati liburan dengan maksimal.
Beberapa tempat wisata memberlakukan pemesanan tiket secara online dan tak jarang jumlahnya dibatasi per harinya. Di antarnaya seperti Uffizi di Florence, Colosseum di Roma, Perjamuan Terakhir di Milan, Kubah Duomo Florence, hingga Museum Vatikan.
Salah satu online travel agent yang menjual tiket-tiket resmi di beberapa destinasi wisata Italia adalah Get Your Guide. Kamu juga bisa membaca ulasan tentang destinasi-destinasi menarik di situs tersebut.
3. Tidak mau ikut paket tur

Banyak wisatawan, terutama backpacker, yang memiliki prinsip tidak mau dipandu orang lain dan ingin melihat "Italia yang sebenarnya." Sebenarnya hal ini tidak masalah, terutama bagi mereka yang sudah pernah ke Italia sebelumnya.
Jika baru pertama kali ke sana, ada baiknya kamu mendaftar paket tur. Selain gak pusing menentukan itinerary, kamu juga akan memiliki teman atau kenalan baru, serta pemandu yang akan mendampingimu. Tempat-tempat yang kaya akan sejarah, seperti Colosseum dan Menara Pisa, akan jauh lebih seru dinikmati dengan adanya pemandu wisata.
Tak jarang, akses ke beberapa destinasi wisata juga lebih mudah kalau kamu ikut paket tur. Kamu bisa melewati antrean atau bahkan akses khusus ke sana. Waktu liburanmu pun jadi lebih efektif dan efisien.
4. Menyantap makanan yang sama di seluruh Italia

Salah satu bucket list wisatawan yang liburan ke Italia adalah kulineran dan mencicipi beragam masakan khas Italia langsung di negara asalnya. Kamu bisa menemukan pasta, pizza, risotto, dan gelato dengan mudah di berbagai sudut tempat.
Namun, makanan-makanan tersebut sebenarnya adalah hidangan daerah. Jadi, kamu bisa menikmati rasa aslinya kalau datang ke wilayah asalnya. Misalnya seperti risotto di Milan, bistecca alla fiorentina di Florence, dan pizza di Napoli. Selain rasanya yang enak, kamu juga akan mendapatkan pengalaman kuliner yang luar biasa.
5. Tidak memvalidasi tiket kereta

Kalau membeli tiket kereta kertas di beberapa stasiun Trenitalia (KAI-nya Italia), maka kamu harus memvalidasi tiket tersebut. Termasuk tiket kereta Leonardo Express yang sering digunakan pelancong dari bandara ke Roma PP. Validasi tiket ini dapat dilakukan di sebuah mesin kecil yang tak jauh dari peron kereta.
Jika tidak melakukannya, maka tiket dianggap tidak berlaku dan kamu bisa "ditilang." Kemungkinan terburuknya adalah diturunkan dari kereta saat itu juga. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya kamu membeli tiket secara daring dan menyimpannya di ponsel. Sebab, tiket virtual tidak perlu divalidasi.
6. Merasa tertipu praktik coperto

Coperto merupakan "biaya masuk" yang diterapkan di restoran-restoran di seluruh Italia untuk setiap pengunjung yang datang. Praktik coperto adalah merupakan standar di sana dan legal, sehingga pengunjung jangan merasa telah ditipu atau di-scam restoran tersebut.
Uniknya, penerapan biaya ini hanya dilakukan di restoran berjenis trattorie atau pizzerie. Setiap kali memesan minimal satu makanan, pengunjung akan dikenakan biaya sebesar 1-3 Euro dan tertera pada tagihan atau bill makanan.
Biaya tersebut mencakup biaya "sewa" peralatan makan, taplak meja, dan roti. Kalau hanya menikmati minuman pembuka atau espresso di kafe, maka coperto ini tidak diberlakukan.
7. Tidak memahami budaya kopi dan sarapan Italia

Pastri dan kopi adalah menu sarapan "sakral" di Italia. Tradisi yang dijuluki "caffè e cornetto" ini sudah berlangsung selama ratusan tahun dan tetap dilakukan orang-orang Italia hingga sekarang.
Biasanya, mereka menyantapnya sambil berdiri di depan bar atau kedai. Di beberapa wilayah, seperti kawasan utara, dan pastri biasanya diganti dengan brioche.
Sebagai wisatawan, kamu wajib mengetahui hal ini kalau hendak sarapan di kafe atau restoran. Jangan langsung memesan nasi atau makanan-makanan berat. Namun, kalau kamu sarapan di restoran yang menyajikan telur sebagai menu sarapannya, bisa jadi itu adalah restoran khusus turis.
8. Menerima barang dari orang tidak dikenal

Di beberapa tempat, khususnya Roma, ada sekelompok orang yang kerap membagikan barang-barang unik, seperti gelang persahabatan dan bunga mawar. Modusnya, salah satu dari mereka akan mendekati dan secara tiba-tiba mengenakan gelang ke tanganmu, sembari berkata bahwa itu adalah gelang persahabatan.
Setelah kamu mengenakannya, ia akan meminta uang sebagai bayaran atas gelang tersebut. Sialnya lagi, gelang tersebut biasanya diikat dengan sangat kuat, sehingga kamu akan kesulitan membuka dan mengembalikannya.
Sebaiknya jangan mudah berinteraksi dengan orang-orang yang sok akrab dan jauhi mereka, demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
9. Tidak belajar bahasa Italia sama sekali

Sebelum liburan ke Italia, tidak ada salahnya kamu belajar beberapa kosakata atau ungkapan dalam bahasa Italia. Misalnya grazie mille (terima kasih), buongiorno (selamat pagi), si (ya), no (tidak), arrivederci (selamat tinggal), ciao (hai), come stai? (bagaimana kabarmu?), dan quanto costa? (berapa harganya?).
Belajar kosakata dan ungkapan dasar dalam bahasa Italia akan memudahkanmu berinteraksi dengan warga lokal, terutama saat membeli makanan dan minuman. Mereka juga akan lebih merasa dihargai.
10. Terlalu mengandalkan kartu untuk pembayaran

Kartu pembayaran, baik debit maupun kredit, memang terlihat praktis dibawa saat liburan. Dengan sekali tap atau gesek, barang atau makanan yang kamu inginkan sudah terbayarkan. Namun, sebaiknya jangan terlalu bergantung pada kartu-kartu tersebut selama di Italia. Kamu harus tetap menyiapkan uang tunai.
Di beberapa kedai, seperti kedai kopi dan gelato, hampir seluruhnya dibayar tunai. Kamu juga tidak akan tahu kapan dan di mana menemukan restoran, objek wisata, atau bahkan hotel yang hanya menerima pembayaran tunai. Jadi, jangan lupa menukar uang dulu sebelum atau saat liburan di sini, ya!
Itu dia ulasan tentang kesalahan umum wisatawan saat liburan di Italia. Jangan sampai kamu mengulanginya lagi, ya! Semoga liburanmu di Negeri Pizza menyenangkan!