5 Alasan Banyak Orang yang Menyembunyikan Tujuan Liburannya

- Takut dikomentari atau dianggap berlebihanBanyak orang merahasiakan tujuan liburannya karena takut dicap terlalu pamer, hedon, atau ngabisin uang orang tua.
- Menghindari gangguan dari rekan atau keluargaPenyembunyian tujuan liburan untuk menghindari permintaan ikut, titipan oleh-oleh, atau ajakan mendadak agar bisa menikmati momen secara pribadi.
- Khawatir membuat orang lain iriMenjaga sensitivitas sosial dengan tidak menceritakan destinasi liburan demi menjaga perasaan orang-orang terdekat yang mungkin sedang dalam kondisi berbeda.
Liburan sering kali identik dengan unggahan foto di media sosial dan cerita seru yang dibagikan ke teman atau keluarga. Namun, tidak sedikit orang yang justru memilih merahasiakan destinasi liburannya. Tentu menyembunyikan tujuan liburannya dilakukan bukan tanpa alasan.
Fenomena ini makin umum terjadi, terutama di kalangan anak muda yang ingin menikmati waktu istirahat tanpa banyak intervensi. Ada berbagai alasan personal di balik keputusan ini, dan sebagian besar berkaitan dengan kenyamanan, privasi, dan ekspektasi sosial. Daripada penasaran, berikut adalah kelima daftar alasannya.
1. Takut dikomentari atau dianggap berlebihan

Banyak orang memilih merahasiakan tujuan liburannya karena khawatir akan komentar negatif dari orang-orang di sekitarnya. Rasa takut dicap terlalu pamer, hedon, atau menghabiskan uang orangtua, sering kali muncul meski niat awalnya hanya ingin berbagi kebahagiaan. Media sosial yang cepat menghakimi membuat banyak orang berpikir dua kali sebelum membagikan rencana atau dokumentasi liburan mereka. Terlebih jika tujuan liburannya ke destinasi yang tergolong mewah atau populer. Akibatnya, sebagian orang memilih untuk tetap diam dan menikmati momen liburan secara pribadi.
2. Menghindari gangguan dari rekan atau keluarga

Salah satu alasan kuat di balik penyembunyian tujuan liburan adalah keinginan untuk menghindari permintaan ikut, titipan oleh-oleh, atau bahkan ajakan mendadak. Tak semua orang merasa nyaman berlibur dalam grup, terutama jika perjalanan dirancang sebagai momen untuk menyendiri atau healing. Dengan tidak mengungkapkan lokasi, seseorang bisa terhindar dari berbagai gangguan yang berpotensi merusak rencana awal. Apalagi jika liburan tersebut adalah reward pribadi yang ingin dinikmati secara utuh tanpa kompromi. Dalam beberapa kasus, ada juga yang memilih menyendiri untuk menghindari dinamika sosial yang melelahkan.
3. Khawatir membuat orang lain iri

Bukan rahasia lagi bahwa tidak semua orang punya kesempatan yang sama untuk berlibur. Saat seseorang mengunggah rencana atau foto liburan, bisa saja menimbulkan rasa iri atau sedih pada orang lain yang sedang dalam kondisi berbeda. Untuk menjaga perasaan orang-orang terdekat, sebagian memilih untuk tidak menceritakan destinasi atau bahkan keberangkatan liburannya sama sekali. Hal ini bukan karena tidak ingin berbagi kebahagiaan, melainkan demi menjaga sensitivitas sosial. Terutama jika ada teman yang sedang mengalami tekanan finansial, kesedihan, atau kesulitan waktu.
4. Belum pasti atau masih rencana awal

Tidak semua rencana liburan langsung final. Banyak yang masih dalam tahap perencanaan atau menunggu kepastian dari berbagai faktor, seperti cuti kerja, budget, hingga cuaca di destinasi tujuan. Karena itu, sebagian orang memilih untuk tidak membicarakannya dulu ke siapa pun.
Menyebarkan informasi yang belum pasti justru bisa memberi tekanan tersendiri, apalagi jika ternyata rencana gagal atau harus dibatalkan. Daripada harus menjelaskan ulang atau memberikan klarifikasi, lebih nyaman menyimpannya terlebih dahulu sampai segala sesuatunya benar-benar matang.
5. Ingin liburan yang lebih autentik dan bebas

Sebagian besar orang kini mulai menyadari bahwa liburan tak harus selalu tampil di media sosial. Dengan tidak membagikan tujuan, perjalanan terasa lebih personal, tanpa tekanan untuk menunjukkan liburan sempurna. Bebas dari pencitraan, bebas dari keharusan membentuk narasi estetik di setiap sudut tempat.
Kebebasan ini justru membuka ruang untuk menikmati liburan secara penuh, tanpa terganggu keinginan untuk terus membagikan momen. Fokus bisa lebih tertuju pada pengalaman dan ketenangan yang dirasakan selama perjalanan. Bagi banyak orang, inilah esensi liburan yang sesungguhnya.
Seseorang menyembunyikan tujuan liburannya bukan berarti anti-sosial atau tertutup, melainkan bentuk kendali atas privasi dan kenyamanan pribadi. Setiap orang punya cara tersendiri untuk menikmati waktu luangnya dan tidak semua momen harus dibagikan ke publik.