Kalau Kamu Nggak Mau Kehilangan Kreativitas dan Daya Saing, Jauhi 10 Pembunuh Berbahaya Ini!

"Kenali Siapa Saja Mereka."

 

Setiap orang adalah insan yang kreatif. Sayangnya, kreativitas kita pelan-pelan memudar ketika memasuki masa remaja, kemudian ke masa dewasa. Perlahan kita menjadi manusia yang anti akan ide-ide kreatif. Mengapa? Alasannya sederhana: ketakutan.

Kreativitas dan ketakutan ibarat sepasang saudara yang tak dapat dipisahkan. Manusia menahan kreativitas untuk membunuh rasa takut pada dirinya. Namun pada akhirnya, mereka ikut membunuh kreativitas itu sendiri. Tapi seperti yang kita tahu sendiri, sekarang kreativitas adalah sesuatu yang sangat dituntut di manapun kamu berada. Maka dari itu, kamu perlu menahan 10 rasa takut ini untuk kembali menghidupkan kreativitas.

1. Ketakutan yang membuatmu berpikir kamu tidak kreatif.

Banyak orang yang lupa bahwa pada mulanya mereka adalah manusia yang kreatif. Ingat waktu kamu kecil? Kamu menciptakan banyak gambar dan coretan sebagai luapan kreativitasmu!

Perluas pengertianmu tentang menjadi kreatif: tidak harus seperti Van Gogh. Sadari seberapa banyak masalah yang telah kamu atasi? See! Kamu sangat kreatif bisa mengatasi masalah tersebut dengan caramu sendiri! Kreativitas tidak melulu soal karya seni.

 

2. Ketakutan akan kegagalan.

Masyarakat mendikte kita bahwa cara terbaik untuk belajar adalah dengan melakukan hal tersebut. Namun kemudian, ketika kita membuat kesalahan, kita dituding-tuding dengan kritik pedas yang tidak membangun.

Kegagalan adalah sebuah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Dengan gagal, kemudian belajar, kita akan terus berkembang menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Lakukan hal baru yang membuatmu penasaran! Dengan demikian rasa penasaranmu akan terus terawat sehingga kreativitasmu tetap mengalir.

 

3. Ketakutan atas ketidaktahuan.

Ketidaktahuan selalu menghambat langkah kita dalam menuangkan kreativitas. Masalahnya, karena kita tidak tahu, kita takut untuk berkarya karena takut dinilai buruk.

Untuk mengatasinya, kamu bisa melakukan hal-hal tak terancana dan tak terduga. Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda tentang dunia. Berargumentasilah dan bertukarlah pikiran agar perspektifmu makin lebar.

 

4. Ketakutan untuk menjadi tidak terstruktur dan tidak logis.

Memang, rasionalitas sangat dihargai di budaya kita. Namun, ini bukan berarti kita hanya perlu menghargai otak kiri kita. Hargai juga otak kananmu sebagai sumber kreativitas!

Ingat, jangan mencoba untuk berkarya sembari menganalisisnya. Lupakan! Dua hal ini berada dalam proses yang berbeda. Berkaryalah terlebih dahulu, ciptakan hal-hal gila. Jika sudah, baru menganalisis.

 

5. Ketakutan untuk dinilai.

Penilaian terkadang memang sakit, bahkan dapat membuat kita malu. Walau terkadang penilaian (dalam hal ini bisa berupa kritik) ditujukan untuk membangun, namun tetap pasti meninggalkan luka.

Sekali lagi, ingatlah. Saat kamu berkarya, biarkan kreativitasmu membimbingmu. Jika selesai, barulah kamu boleh mengedit. Dengan demikian, kamu melihat hasil utuh dan dapat menilai dengan lebih utuh. Tujuannya satu: agar pekerjaanmu selanjutnya lebih bagus!

 

6. Ketakutan akan terungkapnya dirimu.

Kreativitas seringkali begitu personal, begitu mencerminkan diri kita sehingga sangat mungkin kamu merasa bahwa kamu 'telanjang' di muka umum. Semakin kamu bekerja keras, biasanya kamu akan semakin jauh dari zona nyaman dan hasilnya akan sangat berpengaruh bagimu.

Tapi ingatlah mengapa kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu? Jika jawabannya karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi dirimu, maka lakukan, hangan ditunda. Gunakan hal ini untuk menyingkirkan rasa takutmu.

 

7. Ketakutan atas penolakan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, menjadi kreatif artinya karya-karyamu akan selalu mengandung unsur sentuhanmu yang personal. Dengan demikian, semakin besar pula kemungkinannya untuk ditolak karena biasanya perkerjaan ini cenderung terlihat aneh di mata masyarakat.

Tenang, hal ini bukanlah hal baru. Lihatlah para tokoh terkenal, lihat kisah mereka. Selain itu, internet juga membuka akses untuk berkomunikasi dengan seluruh manusia di belahan manapun. Dengan demikian, kamu bisa mencari komunitas yang sepaham denganmu.

 

8. Ketakutan yang membuatmu merasa tak berharga.

Banyak orang yang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, bahkan pengusaha ternama! Mereka, atau bahkan kamu merasa bahwa kesuksesanmu adalah ketidak sengajaan dan kamu merasa tidak dapat merealisasikan kreativitasmu semaksimal mungkin. 

Sebagai catatan, ingatlah bahwa ide yang direalisasikan jauh lebih baik ketimbang sekadar ide. Ini adalah sifat alamiah manusia, tidak pernah merasa puas dan ingin mencapai kesempurnaan. Tapi, manusia mana yang bisa sempurna?

 

9. Ketakutan tidak memperoleh pernghargaan.

Bayang-bayang wejangan lama terus menghantui kita: mau jadi apa, mau makan apa nanti kalo kerja sebagai orang yang bergerak di bidang kreatif? Akhirnya kita memilih untuk mengikuti jalur rasional, mengejar jenjang karir kita di kantor sebagai orang biasa.

Lupakan hal tersebut! Buka matamu! Lihat, ada berapa banyak orang hidup nikmat karena bekerja di bidang kreatif. Ingat, bahkan bekerja di kantorpun sebenarnya menuntut kreativitas. Jika kamu bisa menyelesaikan pekerjaan A dengan cara B yang menurutmu lebih mudah dan efisien, itu pertanda kamu sudah kreatif!

 

10. Ketakutan untuk memulai langkah pertama.

Sudah bukan rahasia umum bahwa memulai adalah langkah yang susah. Mengapa? Karena rasa takut! Perasaan serta logika mengenai antisipasi kejadian A, B, C sudah muncul terlebih dahulu, bahkan sebelum kamu melakukan hal tersebut secara aktual!

Hal seperti ini, kata orang-orang ternama, hanya perlu diatasi dengan yang namanya disiplin: disiplin untuk memulai. Kerjakan apa yang ingin kamu kerjakan dan lupakan mengenai kualitas terlebih dahulu. Akan selalu ada waktu untuk merevisi, memperbaiki selama kamu terus dalam jalur disiplin.

Memang menahan atau membunuh ketakutan itu sulit. Namun, jika kamu memang bisa mundur selangkah untuk maju seratus langkah ke depan, mengapa tidak?