Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek Perang Dagang, Nissan Pertimbangkan Produksi Mobil di AS

Kantor Nissan (nissan-global.com)
Intinya sih...
  • Nissan pertimbangkan pindahkan produksi mobil dari Jepang ke AS akibat tarif impor 25% Donald Trump.
  • Tidak ada rencana menutup pabrik di Jepang meski produksi SUV Rogue dikurangi, fokus pada efisiensi dan adaptasi terhadap perubahan kebijakan internasional.
  • Nissan akan meningkatkan produksi SUV Patrol untuk pasar Timur Tengah dan Australia sebagai bagian dari strategi penyeimbangan produksi.

Nissan Motor mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian produksi mobil dari Jepang ke Amerika Serikat. Langkah ini menyusul kebijakan tarif impor sebesar 25 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. 

Dilansir dari Kyodo, Selasa (8/4), Nissan mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah produksi SUV Nissan Rogue, salah satu model terlaris mereka, yang dibuat di pabrik Prefektur Fukuoka, Jepang. Sebagai gantinya, Nissan akan meningkatkan produksi Rogue di fasilitas mereka yang berada di AS. 

1. Pabrik di Jepang tidak akan ditutup

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Meski akan ada penyesuaian produksi, pemerintah setempat menegaskan bahwa tidak ada rencana menutup pabrik di Jepang. Wakil Gubernur Prefektur Fukuoka, Masaru Eguchi, menyampaikan bahwa Nissan tetap berkomitmen mempertahankan fasilitas produksi yang ada. Jadi meskipun produksi SUV Rogue berkurang di sana, tenaga kerja dan operasional pabrik tidak akan serta-merta dihentikan.

Langkah relokasi ini lebih ke arah efisiensi dan adaptasi terhadap perubahan kebijakan internasional, bukan penurunan kinerja. Nissan seperti banyak pabrikan otomotif lain, saat ini sedang berusaha keras menyeimbangkan kebutuhan pasar global dengan tekanan dari kebijakan proteksionisme. Dengan adanya tarif tinggi di AS, perusahaan tentu perlu berpikir cermat agar tidak kehilangan pasar, apalagi untuk model seperti Rogue yang penjualannya cukup signifikan.

2.Produksi Patrol meningkat, fokus pasar lain diperkuat

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Di sisi lain, ada kabar baik dari pabrik Nissan lainnya di Prefektur Fukuoka. Nissan berencana untuk meningkatkan produksi SUV Patrol, model yang sangat populer di pasar Timur Tengah dan Australia. Patrol dikenal sebagai SUV tangguh dengan performa tinggi, dan terus mendapatkan permintaan yang kuat di kawasan tersebut.

Keputusan untuk memperkuat produksi Patrol bisa jadi bagian dari strategi Nissan untuk menyeimbangkan pergeseran produksi Rogue. Dengan fokus pada ekspor Patrol ke wilayah yang tidak terdampak tarif AS, Nissan tetap bisa menjaga volume produksi dan utilisasi pabrik di Jepang. Ini juga menjadi tanda bahwa Nissan tidak semata-mata “lari” dari Jepang, tapi sedang melakukan penyesuaian cerdas sesuai kondisi pasar global.

3. Strategi fleksibel hadapi gejolak perdagangan

SUV melaju di jalur offroad (nissan.co.id)

Langkah Nissan menunjukkan bahwa produsen otomotif global harus terus bersikap fleksibel dalam menyusun strategi produksi dan distribusi. Di tengah ketidakpastian kebijakan seperti tarif impor, perusahaan seperti Nissan tidak hanya mengandalkan satu pasar saja, tetapi menyusun peta jalan global yang mampu menjawab tantangan jangka pendek maupun panjang.

Dengan tetap menjaga operasional di Jepang, memperkuat lini produksi di AS, dan memperbesar ekspor ke Timur Tengah dan Australia, Nissan sedang membangun jalur distribusi yang lebih aman dan efisien. Hal ini menjadi bukti bahwa di dunia otomotif yang terus berubah, kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk bertahan dan tetap kompetitif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us