Impresi Pertama Mengendarai Wuling Almaz Hybrid, Lebih Responsif!
Jakarta, IDN Times - Jurnalis IDN Times kemarin mendapat kesempatan untuk mencoba produk terbaru dari Wuling Motors (Wuling), yakni Almaz Hybrid (4/11/2022). Kegiatan ini digelar di lintasan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), di Kawasan Ancol, Jakarta Utara. Sebelum mulai berkendara, setiap jurnalis mendapatkan pemaparan tentang produk ini dari Danang Wiratmoko selaku Product Planning Wuling Motors.
Selain itu, karena pengetesan dilakukan di sirkuit, sosialisasi keselamatan berkendara yang dilanjut melakukan putaran orientasi lintasan juga diberikan oleh tim Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI). Lintasan dibagi menjadi beberapa area, mulai dari area akselerasi di jalur lurus 600 meter pertama, pengujian ADAS, zig-zag, dan free area di sektor terakhir.
1. Interiornya terasa lebih modern

Kalau secara eksterior, memang Wuling Almaz Hybrid sepintas mirip dengan Almaz RS, bahkan bisa dibilang fitur-fiturnya mirip juga dengan Almaz non-hybrid. Hanya saja ada beberapa aksen berwarna biru yang diberikan di sekitar bodi, ditambah menggunakan warna dual-tone dengan kombinasi warna hitam di bagian pilar sampai atapnya.
Masuk ke dalam interiornya, baru terasa suasana yang berbeda dari Almaz RS. Meski secara keseluruhan interior mirip, tetapi warna interior Warm Beige Leather Seats di Almaz Hybrid membuat interior terasa lebih futuristik. Belum lagi ada aksen-aksen berwarna biru pada tuas transmisi, sekitar tombol engine start/stop, dan panel intrumen Digital TFT Meter baru.
2. Mesin terasa lebih responsif dan bertenaga

Saat pertama kali memacu Almaz Hybrid di sirkuit, penulis merasakan kalau SUV ini lebih responsif dibandingkan Almaz versi non-hybrid. Hal ini diduga kuat berkat penyematan mesin baru, motor listrik, serta transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT), yang membuat dapur pacu Almaz Hybrid menjadi lebih optimal dari segala sisi.
Fyi, Almaz Hybrid menggendong mesin 2.0L yang benar-benar baru dengan output tenaga maksimum mencapai 123 dk dengan torsi 168 Nm. Sedangkan motor listriknya bertenaga 174 dk dengan torsi 320 Nm, yang ditenagai baterai Ternary Lithium berkapasitas 1.8 kWh. Saat mencoba di trek lurus, memang tenaganya langsung terasa mengisi tanpa ada delay terlebih dahulu.
3. Bisa melaju dengan mode full listrik

Menariknya, Wuling mengaplikasikan Multi-mode Hybrid Performance yang terdiri dari EV Mode, Series Hybrid, dan Hybrid Parallel. Pada EV Mode, roda digerakkan oleh motor listrik yang mengambil energi listrik dari baterai Ternary Lithium. Ketika salah satu dari tiga mode tersebut aktif, akan terlihat logonya pada panel instrumen sehingga pengendara bisa mengetahui mobil sedang melaju menggunakan tenaga dari mana.
Ketika memulai akselerasi, mobil akan sepenuhnya melaju dengan motor listrik. Tetapi begitu kecepatan bertambah dari 30-40 km ke atas, modenya langsung berubah menjadi Series Hybrid. Walaupun mobil ini bisa melaju dengan tenaga dari motor listrik saja dengan kecepatan rendah, tapi jarak yang bisa ditempuh hanya sekitar 1-2 km saja. Setelahnya, baterai motor listrik akan diisi lagi oleh mesin bensin melalui motor generator.
4. Belum bisa mengetes efisiensi bensin

Sayangnya, karena pengetesannya terbentur jarak dan waktu, penulis tidak bisa mendapatkan seberapa irit Almaz Hybrid. Karena, salah satu keunggulan mobil hybrid ialah efisiensi bahan bakarnya. Suspensi pun belum bisa penulis rasakan kemampuan sepenuhnya, karena tidak melewati medan jalan berlubang atau rusak.
Wuling memberikan klaim kalau mobil ini memiliki konsumsi bahan bakar sampai 19 km/liter, saat pengetesan internal yang dilakukan oleh Wuling Indonesia. Secara keseluruhan, menurut penulis Wuling Almaz Hybrid ini sangat menyenangkan dipakai berkendara, ditambah harganya sangat terjangkau untuk mobil hybrid yakni Rp470 juta on the road DKI Jakarta.