Mencampur Dua Merek Oli, Ini Efek Buruknya!

- Reaksi kimia antar aditif: Mencampur dua merek oli bisa menyebabkan reaksi kimia yang merugikan, seperti terbentuknya endapan di dalam mesin.
- Performa oli jadi tidak stabil: Mencampur dua merek oli dapat membuat sifat kimianya tidak stabil, mengakibatkan perubahan viskositas dan meningkatkan gesekan antar logam.
- Garansi kendaraan bisa hangus: Mencampur oli dari dua merek berbeda berisiko membatalkan garansi mesin, sehingga disarankan untuk menggunakan satu merek oli saja sesuai spesifikasi pabrikan.
Banyak pemilik kendaraan yang berpikir bahwa semua oli mesin sama saja, selama viskositasnya cocok dengan rekomendasi pabrikan. Akibatnya, mereka kadang mencampur dua merek oli berbeda ketika mengganti atau menambah volume oli. Padahal, mencampur oli dari merek yang tidak sama bisa menimbulkan efek negatif pada mesin, terutama jika kedua oli tersebut memiliki bahan dasar atau aditif yang berbeda.
Mesin memang tampak baik-baik saja setelah dicampur, namun efek buruknya sering muncul secara perlahan. Kinerja pelumasan bisa menurun, suhu mesin meningkat, bahkan endapan bisa terbentuk di dalam ruang mesin. Karena itu, penting untuk memahami risiko mencampur oli dan bagaimana cara menghindarinya agar mesin tetap awet dan bekerja optimal.
1. Reaksi kimia antar aditif

Setiap merek oli memiliki formula dan kandungan aditif yang berbeda. Aditif ini berfungsi menjaga kebersihan mesin, melindungi dari karat, dan mengurangi gesekan. Namun, ketika dua merek oli dicampur, bisa terjadi reaksi kimia yang tidak diinginkan antar aditif.
Misalnya, aditif deterjen pada satu merek bisa bereaksi dengan aditif antifoam pada merek lain, menyebabkan lumpur atau endapan terbentuk di dalam mesin. Endapan ini akan menghambat sirkulasi oli, membuat pelumasan tidak merata, dan mempercepat keausan komponen penting seperti piston dan camshaft.
2. Performa oli jadi tidak stabil

Oli dirancang agar bekerja optimal pada kondisi panas dan tekanan tertentu. Mencampur dua merek oli yang berbeda bisa membuat sifat kimianya tidak stabil. Salah satu efeknya adalah perubahan viskositas, yaitu kekentalan oli yang tidak lagi sesuai standar. Jika terlalu kental, oli sulit mengalir ke seluruh bagian mesin, sementara jika terlalu encer, pelumas tidak mampu melindungi komponen dengan baik. Akibatnya, gesekan antar logam meningkat dan suhu mesin naik lebih cepat. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menurunkan efisiensi bahan bakar dan memperpendek usia mesin.
3. Garansi kendaraan bisa hangus

Bagi kendaraan baru, mencampur oli dari dua merek juga berisiko membatalkan garansi mesin. Pabrikan umumnya hanya menjamin performa kendaraan jika menggunakan oli yang sesuai dengan spesifikasi dan rekomendasi mereka. Jika diketahui bahwa oli yang digunakan merupakan campuran dari dua merek berbeda, pihak bengkel resmi bisa menolak klaim garansi, terutama jika terjadi kerusakan pada bagian internal mesin. Hal ini tentu merugikan, karena biaya perbaikan mesin modern tidaklah murah.
Untuk menghindari risiko tersebut, sebaiknya gunakan satu merek oli saja dan pastikan sesuai dengan spesifikasi SAE serta API yang dianjurkan. Jika ingin berpindah merek, lakukan penggantian total agar sisa oli lama tidak bercampur dengan yang baru. Hindari pula menambah oli dengan merek lain meskipun viskositasnya sama. Mesin yang sehat bergantung pada pelumasan yang bersih dan stabil, sehingga menjaga konsistensi merek dan kualitas oli adalah langkah sederhana namun sangat penting bagi umur kendaraan Anda.