Mengenal Kompresi Mesin Motor, Kenapa Menentukan RON Bensin?

Mesin pembakaran internal merupakan jantung dari setiap kendaraan yang bergerak di jalan raya. Di dalam ruang gelap silinder tersebut, terjadi proses mekanis yang mengubah energi kimia menjadi tenaga gerak melalui siklus hisap, kompresi, usaha, dan buang.
Memahami cara kerja mesin bukan sekadar memuaskan rasa ingin tahu teknis, melainkan kunci dalam menjaga keawetan komponen. Salah satu aspek paling krusial yang menentukan efisiensi dan tenaga sebuah mobil adalah rasio kompresi dan pemilihan jenis bahan bakar yang tepat.
1. Mengenal kompresi mesin sebagai jantung pacu kendaraan

Secara teknis, kompresi mesin adalah proses penekanan campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar menjadi volume yang jauh lebih kecil sebelum terjadi percikan api dari busi. Rasio kompresi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang bakar saat piston berada di titik terendah (Titik Mati Bawah) dengan volume saat piston berada di posisi paling atas (Titik Mati Atas).
Semakin tinggi rasio kompresi, semakin padat campuran udara dan bensin tersebut ditekan. Tekanan yang tinggi ini menghasilkan energi potensial yang lebih besar saat terjadi ledakan. Mobil modern saat ini cenderung memiliki rasio kompresi yang tinggi, mulai dari 10:1 hingga 13:1 atau lebih, guna mengejar efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang lebih rendah tanpa mengorbankan performa mesin.
2. Hubungan antara angka oktan dan stabilitas pembakaran

Bahan bakar minyak memiliki peringkat yang dikenal sebagai Research Octane Number (RON) atau angka oktan. Angka ini mencerminkan seberapa kuat bahan bakar tersebut menahan tekanan sebelum terbakar dengan sendirinya (pre-ignition). Semakin tinggi angka oktan, semakin stabil bahan bakar tersebut terhadap panas dan tekanan tinggi di dalam silinder.
Mesin dengan kompresi tinggi memerlukan bahan bakar dengan RON tinggi agar pembakaran terjadi tepat waktu sesuai dengan percikan api busi. Jika mesin berkompresi tinggi dipaksa menggunakan bahan bakar dengan RON rendah, maka campuran bensin dan udara akan meledak lebih awal akibat tekanan piston, bukan karena busi. Fenomena inilah yang menyebabkan energi ledakan berlawanan dengan gerakan piston yang sedang naik.
3. Dampak salah memilih bahan bakar terhadap kesehatan mesin

Memilih RON yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabrikan dapat memicu masalah serius yang dikenal dengan istilah "knocking" atau mesin mengelitik. Ketukan ini bukan sekadar suara gangguan, melainkan getaran hebat yang dapat merusak dinding silinder, membuat piston berlubang, hingga mematahkan stang seher dalam jangka panjang.
Selain kerusakan fisik, penggunaan bahan bakar yang terlalu rendah oktannya pada mesin modern akan menurunkan tenaga secara signifikan dan membuat konsumsi bensin menjadi lebih boros karena sistem komputer mobil (ECU) akan mencoba memundurkan waktu pengapian demi menyelamatkan mesin dari kerusakan. Sebaliknya, menggunakan RON terlalu tinggi pada mesin tua dengan kompresi rendah juga tidak memberikan manfaat tambahan, justru berpotensi meninggalkan residu karbon karena bahan bakar tidak terbakar secara sempurna.















