Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Oli Sintetik vs Mineral: Mana Lebih Aman untuk Mesin Harian?

ilustrasi isi oli
ilustrasi isi oli (pexels.com/Daniel Andraski)
Intinya sih...
  • Perbedaan dasar: oli sintetik dibuat dengan rekayasa kimia khusus, stabil dalam berbagai kondisi mesin. Oli mineral berasal dari penyulingan minyak bumi, performanya mudah turun pada suhu ekstrem.
  • Stabilitas suhu: oli sintetik lebih stabil menghadapi perubahan suhu, optimal untuk penggunaan intensif. Oli mineral cenderung kurang optimal dalam perjalanan jarak jauh karena cepat mengental saat suhu dingin.
  • Frekuensi ganti oli: oli sintetik mampu bertahan lebih lama dengan daya tahan terhadap oksidasi yang lebih baik. Interval penggantian bisa lebih panjang dan praktis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memilih oli sering dianggap urusan sepele, asalkan mesin mau hidup dan tidak bunyi aneh. Padahal, jenis oli yang digunakan sangat menentukan umur dan kinerja mesin dalam jangka panjang. Dua jenis yang paling sering jadi perdebatan adalah oli sintetik dan oli mineral.

Banyak pengendara hanya ikut rekomendasi teman atau bengkel tanpa benar-benar paham bedanya. Ada yang merasa oli sintetik selalu lebih unggul, sementara yang lain menganggap oli mineral sudah cukup. Perbedaan ini bukan soal mana yang lebih mahal, tapi mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan mesin harian.

1. Perbedaan dasar yang jarang dijelaskan

ilustrasi ganti oli
ilustrasi ganti oli (pexels.com/Fatih Erden)

Oli mineral berasal langsung dari penyulingan minyak bumi. Prosesnya lebih sederhana dan struktur molekulnya tidak seragam. Inilah sebabnya performanya lebih mudah turun pada suhu ekstrem.

Sementara itu, oli sintetik dibuat dengan rekayasa kimia khusus. Molekulnya dirancang lebih stabil dan seragam. Akibatnya, pelumasan lebih konsisten dalam berbagai kondisi mesin.

2. Stabilitas suhu jadi kunci keamanan mesin

ilustrasi ganti oli mobil (unsplash/Tim Mossholder)
ilustrasi ganti oli mobil (unsplash/Tim Mossholder)

Oli mineral cenderung cepat mengental saat suhu dingin dan lebih cepat encer saat panas. Kondisi ini membuat pelumasan kurang optimal dalam perjalanan jarak jauh. Meski tidak langsung merusak, dalam jangka panjang gesekan bisa meningkat.

Oli sintetik lebih stabil menghadapi perubahan suhu. Saat mesin dingin atau panas, pelumasan tetap optimal. Inilah alasan oli sintetik dianggap lebih aman untuk penggunaan intensif.

3. Frekuensi ganti oli yang berbeda nasib

ilustrasi isi oli
ilustrasi isi oli (pexels.com/Sergey Meshkov)

Oli mineral umumnya perlu diganti lebih cepat. Struktur molekulnya lebih cepat rusak. Jika terlambat ganti, risiko sludge atau endapan semakin besar.

Oli sintetik mampu bertahan lebih lama. Daya tahannya terhadap oksidasi lebih baik. Ini membuat interval penggantian bisa lebih panjang dan praktis.

4. Pengaruh terhadap performa harian

ilustrasi ganti oli
ilustrasi ganti oli (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mobil atau motor yang menggunakan oli sintetik biasanya terasa lebih ringan saat dikendarai. Tarikan mesin lebih halus karena gesekan lebih minimal. Suara mesin pun cenderung lebih lembut.

Sebaliknya, oli mineral pada mesin tertentu terasa lebih berat saat suhu tinggi. Performanya cenderung menurun saat dipakai jarak jauh. Namun, untuk penggunaan ringan, masih tergolong aman.

5. Faktor biaya yang tidak bisa diabaikan

ilustrasi servis mobil
ilustrasi servis mobil (pexels.com/Jose Ricardo Barraza Morachis)

Harga oli mineral memang lebih ramah di kantong. Inilah mengapa banyak pemilik kendaraan lama masih mengandalkannya. Untuk budget terbatas, oli mineral jadi opsi realistis.

Oli sintetik memang lebih mahal di awal. Namun, interval ganti lebih panjang dan perlindungan lebih maksimal. Dalam jangka panjang, biaya bisa menjadi lebih seimbang.

Oli sintetik dan mineral tidak bisa disamaratakan untuk semua kondisi. Keamanan mesin ditentukan oleh kecocokan, bukan harga. Mesin harian membutuhkan pelumasan yang stabil dan sesuai spesifikasi.

Jika kendaraanmu sering dipakai jarak jauh atau bekerja berat, oli sintetik lebih layak dipertimbangkan. Namun, untuk penggunaan ringan dan kendaraan lama, oli mineral masih bisa diandalkan. Yang terpenting, rutin mengganti oli adalah kunci utama mesin awet, apa pun pilihanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Oli Sintetik vs Mineral: Mana Lebih Aman untuk Mesin Harian?

01 Des 2025, 18:05 WIBAutomotive