Tarif Trump Ancam Penjualan Audi di AS

- Audi Q5 terancam kena tarif timbal balik Trump, harga bisa naik signifikan
- Kuartal pertama 2021, Audi Q5 menyumbang hampir sepertiga penjualan mobil Audi di AS
- Audi sedang mempertimbangkan pindah produksi ke AS untuk menghindari tarif, namun belum ada keputusan final
Audi Q5, SUV premium yang selama ini jadi andalan penjualan Audi di Amerika Serikat, akan menghadapi tantangan berat. Sebab, kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump diprediksi bisa berdampak besar terhadap harga jual dan strategi distribusi mobil ini di pasar AS.
Bahkan, Audi terancam harus menaikkan harga Q5 secara signifikan, hal yang tentu bisa mengganggu minat konsumen.
1. Popularitas Q5 bisa terganjal tarif baru

Selama kuartal pertama tahun ini, Audi Q5 menyumbang hampir sepertiga dari seluruh mobil Audi baru yang dijual di Amerika. Tapi angka itu bisa berubah drastis karena Q5 diproduksi di Meksiko, dan itulah yang menjadi titik krusial.
Pemerintah AS di bawah Trump menerapkan tiga lapis tarif baru untuk mobil impor, khususnya yang diproduksi di luar Amerika. Pertama, tarif 25 persen untuk semua kendaraan dan suku cadang yang tidak berasal dari AS.
Kedua, tambahan 25 persen untuk kendaraan impor dari Meksiko. Dan terakhir, tarif 2,5 persen karena tidak memenuhi standar perjanjian perdagangan USMCA (perjanjian dagang antara AS, Meksiko, dan Kanada).
Jika digabung, total beban tarif yang bisa dikenakan pada Audi Q5 mencapai 52,5 persen, angka yang sangat besar untuk kendaraan dengan segmen harga premium. Jelas, ini bukan sekadar tantangan kecil—ini bisa berdampak pada kelangsungan distribusi Q5 di AS.
2. Audi dalam dilema

Karena Audi Q5 dibuat di pabrik San José Chiapa, Meksiko, dan hanya sekitar 2 persen komponennya berasal dari AS atau Kanada, mobil ini otomatis tidak memenuhi syarat bebas tarif USMCA. Dengan kata lain, Audi tidak bisa menghindari beban tarif tanpa melakukan perubahan besar.
Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah memindahkan produksi ke AS. Pemilik Audi, Volkswagen Group, saat ini sedang membangun pabrik baru di South Carolina, yang awalnya dirancang untuk merek Scout.
Namun, belum ada keputusan apakah pabrik ini akan dipakai juga untuk memproduksi Audi atau Porsche. Dan meskipun iya, pabrik tersebut baru akan siap beroperasi pada akhir tahun 2026, masih terlalu lama untuk jadi solusi jangka pendek.
Di sisi lain, menaikkan harga Q5 di AS bisa membuat konsumen berpaling ke merek lain, karena persaingan SUV premium di Amerika sangat ketat. Brand seperti BMW, Lexus, atau Mercedes bisa jadi alternatif yang lebih stabil dari sisi harga.
1. Dealer terancam kehabisan stok

Sementara itu, kondisi di lapangan sudah mulai terasa. Model Audi Q5 terbaru yang terkena tarif ditahan di pelabuhan AS, dan dealer diperkirakan hanya punya stok bebas tarif untuk dua bulan ke depan. Jika tidak ada kepastian baru dari pemerintah, atau jika Trump kembali menerapkan kebijakan serupa, bisa jadi Q5 akan menghilang sementara dari showroom Audi di AS.
Juru bicara Audi menyatakan bahwa perusahaan sedang mencari cara agar bisa tetap menjual Q5 di pasar Amerika tanpa membebani konsumen secara berlebihan. Namun, sejauh ini, belum ada jalan keluar instan. Satu hal yang pasti: tarif timbal balik ini akan menjadi ujian serius bagi strategi global Audi di era perdagangan yang makin kompleks.