Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Aman Melintasi Jalur Pansela, Biar Nyaman Sampai Tujuan

Tim Jalan Pulang IDN Times saat blusukan menyusuri Jalur Pansela (IDN Times/Dwi Agustiar)

Jakarta, IDN Times - Jalur Pantai Selatan atau Pansela memang menawarkan keindahan alam yang memesona. Di jalur yang membentang sepanjang 1.500 km ini kamu bisa menikmati pantai-pantai indah, hamparan sawah dan ladang, hingga rimbunnya perbukitan.

Namun di balik pesonanya yang begitu menggoda, Jalur Pansela juga menyimpan banyak sekali risiko. Tapi bukan berarti Jalur Pansela gak aman, lho. Sebab Tim ‘Jalan Pulang’ IDN Times telah menelusuri Jalur Pansela selama sembilan hari pada 28 Februari hingga 8 Maret kemarin dan aman-aman saja.

Hanya saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melintasi jalur ini. Nah, berikut tips aman melintas di jalur yang membentang dari Anyer hingga Banyuwangi ini berdasarkan pengalaman kami menelusuri jalan tersebut.

1. Berangkat sepagi mungkin

IDN Times/Dwi Agustiar

Tips pertama, berangkatlah sepagi mungkin. Sebab banyak tempat cantik yang bisa kamu nikmati di sepanjang Jalur Pansela. Semakin pagi kamu berangkat, semakin banyak pula tempat yang bisa kamu singgahi.

Selain itu, dengan berangkat lebih pagi, kamu juga bisa meminimalisasi risiko kemalaman di jalan. FYI, belum banyak penginapan di jalur ini sehingga kalau kamu kemalaman pilihannya hanya dua, yakni tidur di mobil atau melanjutkan perjalanan.

Tapi ingat ya, memaksakan diri menyetir ketika kondisi ngantuk sangat berbahaya. Sebab berpotensi terjadi microsleep atau tertidur secara tiba-tiba. Selain itu penerangan di Jalan Pansela juga masih minim.

2. Mobil harus sehat, pasang lampu kabut kalau perlu

IDN Times/Dwi Agustiar

Tips berikutnya adalah pastikan mobilmu dalam kondisi sehat. Sehat artinya mesin, rem, ban, dan lampu-lampu bekerja maksimal tanpa kendala. Kalau perlu lengkapi mobilmu dengan lampu kabut.

Sebab ada beberapa wilayah di Jalur Pansela yang kerap diselimuti kabut, seperti di Kedungreja dan Gandrungmangu di Cilacap. Di kedua daerah ini kabut membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas.

Kondisi ban juga perlu kamu perhatikan. Sebab ban yang sudah gundul akan membuat traksinya jadi berkurang. Kalau sudah begitu mobil akan kepayahan saat menanjak. Padahal Jalur Pantura didominasi tanjakan-tanjakan terjal.

Oya, pastikan juga tekanan ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Sebab bagian satu ini jarang sekali diperhatikan.

3. Jangan lupa bawa dongkrak

IDN Times/Dwi Agustiar

Saat ini hampir semua mobil penumpang sudah dibekali ban tubeless. Dengan ban jenis ini kamu gak perlu lagi khawatir ban akan kempis di jalan saat melindas paku atau benda tajam.

Tapi kamu tetap perlu membawa dongkrak. Sebab yang akan kamu hadapi di Jalur Pansela bukan cuma paku, tapi juga lubang-lubang yang cukup dalam dan lebar. Sering kali lubang-lubang tersebut tak terhindarkan.

Nah, saat mobil menghajar lubang, ada potensi ban pecah atau pelek menjadi pengok atau peyang. Kalau sudah begitu tak ada solusi selain menggantinya dengan ban serep. Pada momen inilah dongrak akan memainkan peran penting.

Karena itu, jangan lupa membawa dongkrak. Kalau perlu dongkrak buaya karena cara manggunakannya lebih mudah dan lebih effortless. Dan jangan lupa juga membawa kunci roda untuk membuka dan memasang ban.

4. Gunakan aplikasi penunjuk arah

IDN Times/Dwi Agustiar

Tips aman melintasi Jalur Pantura lainnya adalah gunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze. Aplikasi navigasi ini penting bukan hanya sebagai penunjuk arah tapi juga untuk memperkirakan lama perjalanan dan jarak tempuh.

Dengan mengetahui durasi dan lama perjalanan, kamu gak akan kemalaman di jalan. Bahkan di Google Maps dan Waze kamu juga bisa mencari penginapan serta SPBU di rute yang akan kamu lalui.

Hanya saja jangan sepenuhnya percaya pada arahan Google Maps dan Waze, sebab kedua aplikasi tersebut sering menyarankan pengemudi lewat jalan pintas yang sempit dan berlubang.

Jika Google Maps atau Waze tiba-tiba mengarahkanmu ke jalan sempit, sebaiknya tetaplah mengemudi di jalan utama. Sebab jalan sempit yang disarankan oleh Google Maps atau Waze biasanya berupa jalan pintas yang tidak lebih cepat dari jalan utama karena kondisi jalannya rusak.

FYI, Google Maps atau Waze sering kali hanya tahu jalur tercepat tanpa mengetahui kondisi jalur tersebut. Karena peta pada Google Maps atau Waze tidak setiap saat diupdate.

So, gampangnya ikuti saja jalan dengan garis berwarna kuning di tengahnya. Sebab garis kuning menandakan jalan tersebut adalah jalan nasional yang pasti lebar, meski tidak selalu mulus.

5. Jangan menunggu bensin tiris

IDN Times/Dwi Agustiar

Populasi SPBU di Jalur Pansela, terutama di jalur Pelabuhan Ratu-Batukaras, masih minim. Karena itu isilah bensin setiap bertemu SPBU. Sebab jarak antar SPBU ke SPBU berikutnya lumayan jauh.

Lebih baik mampir sebentar ke SPBU dari pada mogok di jalan, kan? Selain itu, kalau tangki bensin sudah penuh, kamu bisa fokus ke jalan tanpa perlu sedikit-sedikit melirik indikator bensin.

Dan karena rest area di Jalur Pansela masih minim, kamu juga bisa beristirahat di SPBU setelah mengisi bensin. Beberapa SPBU di Jalur Pantura, seperti di Jalan Daendels, juga dilengkapi kantin yang cukup nyaman untuk ngopi dan makan.

6. Jangan ngebut!

Ternak melintas di jalur Sindangbarang-Pamengpeuk (IDN Times/Dwi Agustiar)

Kalau kamu doyan ngebut, maka Jalur Pansela ini bukan untukmu. Sebab kontur jalan yang berbukit dengan tikungan yang berkelok-kelok jelas bukan tempat yang tepat untuk memacu kendaraan.

Belum lagi lubang-lubang yang bertebaran di banyak ruas jalan di Pansela yang sewaktu-waktu bisa membuatmu oleng saat menghajarnya dengan kecepatan tinggi. Satu lagi, banyak ternak melintas di Jalur Pansela, terutama di Jalur Sindangbarang menuju Batukaras.

Apa yang terjadi jika ternak tersebut tiba-tiba melintas ketika kamu sedang melesat dengan kecepatan 120 km/jam? Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, kan? So, sekali lagi, jangan ngebut.

Selain itu terlalu banyak spot menarik di Jalur Pansela yang akan kamu lewatkan begitu saja jika ngebut di jalur ini. Mengemudi santai sambil melihat-lihat pemandangan di kiri-kanan jalan adalah cara terbaik saat mengemudi di Jalur Pansela.

7. TapCash BNI membuat perjalanan mudik jadi lebih mudah dan nyaman

Istimewa

Mengemudi dengan perut kosong biasanya akan membuatmu menjadi agresif. Padahal Jalur Pansela cukup rawan dengan tikungan-tikungan tajam dan trek yang naik-turun. Belum lagi lubang yang banyak bertebaran dan ternak yang kerap tiba-tiba melintas. Agresivitas mengemudi di jalur ini bisa berujung petaka.

Karena itu tak ada salahnya menyiapkan camilan untuk di perjalanan. Kamu bisa mampir sebentar ke minimarket untuk membeli makanan ringan dan menggunakan Tapcash BNI saat membayarnya.

Selain mudah digunakan, TapCash BNI juga multifungsi, lho. Kamu bisa berbelanja hingga membayar tol dengan TapCash BNI. Dengan TapCash BNI, perjalanan mudikmu pasti akan lebih mudah!  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us