Benarkah Helm Bisa Kedaluwarsa? Begini Cara Mengenalinya

Helm adalah perlengkapan wajib yang berfungsi melindungi kepala pengendara dari benturan. Namun, tidak banyak orang tahu bahwa helm ternyata memiliki masa pakai atau bisa dikatakan “kedaluwarsa”. Banyak pengendara yang masih memakai helm lama bertahun-tahun tanpa pernah memeriksa kondisinya. Padahal, seiring waktu, bahan pelindung di dalam helm bisa menurun fungsinya, membuat perlindungan tidak lagi maksimal ketika terjadi kecelakaan.
Produsen helm ternama di dunia biasanya mencantumkan anjuran untuk mengganti helm setiap lima tahun sekali, bahkan lebih cepat jika sering digunakan. Faktor seperti panas matahari, keringat, hujan, dan benturan ringan dapat mempercepat proses penurunan kualitas. Helm yang tampak bagus dari luar belum tentu masih layak pakai, karena kerusakan sering kali terjadi pada bagian dalam yang tidak terlihat mata.
1. Tanda-tanda helm mulai kedaluwarsa

Ciri paling umum helm yang sudah melewati masa pakainya adalah busa bagian dalam yang mulai kempes atau mengeras. Busa yang kempes membuat helm terasa longgar, sehingga tidak lagi menempel erat di kepala. Selain itu, lapisan pelindung atau EPS liner yang berada di antara cangkang luar dan busa dalam bisa retak halus akibat usia atau paparan panas berlebih. Retakan ini berbahaya karena dapat membuat helm gagal menyerap benturan dengan baik.
Visor yang mulai buram, mekanisme pengunci yang longgar, serta bau tidak sedap yang tidak hilang meski sudah dicuci juga bisa menjadi tanda helm sudah tidak layak pakai. Jika kamu melihat bagian cat luar mulai mengelupas atau permukaannya terasa rapuh, bisa dipastikan bahan helm sudah menurun kualitasnya. Helm seperti ini sebaiknya segera diganti untuk menjaga keselamatan berkendara.
2. Cara mengenali umur helm

Setiap helm biasanya memiliki kode produksi yang tertera pada bagian dalam, seperti di tali pengikat, busa, atau stiker di belakang helm. Kode tersebut menunjukkan bulan dan tahun pembuatan. Dari situ, kamu bisa memperkirakan umur helm. Sebagai contoh, jika helm dibuat pada tahun 2020, maka idealnya diganti pada tahun 2025 meskipun tampak masih bagus.
Selain melihat tanggal produksi, kamu juga perlu memperhatikan frekuensi pemakaian. Helm yang digunakan setiap hari jelas akan lebih cepat aus dibanding helm yang jarang dipakai. Faktor penyimpanan juga berpengaruh — helm yang sering dibiarkan di atas motor dan terkena sinar matahari langsung akan lebih cepat rusak dibanding yang disimpan di tempat teduh.
3. Tips merawat agar helm awet dan tetap aman

Agar helm bisa bertahan lama, sebaiknya lakukan perawatan rutin. Lepas busa bagian dalam setiap beberapa minggu untuk dicuci dan dikeringkan di tempat teduh. Hindari menjemur langsung di bawah matahari karena panas ekstrem dapat membuat bahan helm mengeras dan retak. Bersihkan visor dengan kain lembut agar tidak tergores, dan semprot bagian dalam dengan cairan pembersih khusus agar tetap segar dan bebas jamur.
Selain itu, hindari menaruh helm di tempat panas seperti di atas tangki bahan bakar atau dekat knalpot. Suhu tinggi dapat merusak struktur plastik helm. Jika helm pernah terjatuh cukup keras, sebaiknya langsung diganti meski tidak terlihat rusak. Ingat, helm adalah investasi keselamatan, bukan sekadar aksesoris. Lebih baik mengganti lebih cepat daripada menyesal ketika helm gagal melindungi saat dibutuhkan.

















