Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bensin RON 90 vs 92: Seberapa Besar Perbedaannya ke Mesin Motor?

ilustrasi mesin motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi mesin motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Kenali perbedaan RON 90 dan RON 92 untuk mesin motor
  • Dampak bahan bakar terhadap performa sehari-hari
  • Efek jangka panjang terhadap kesehatan mesin

Bagi banyak pengendara motor di Indonesia, memilih bensin sering kali jadi dilema setiap kali mampir ke SPBU: Pilih bensin RON 90 seperti Pertalite atau naik level sedikit ke RON 92 seperti Pertamax?

Bedanya sih kelihatannya cuma angka. Tapi kalau dilihat dari efeknya ke mesin, performa, dan jangka panjang, pilihannya bisa bikin motor kamu makin sehat atau malah pelan-pelan sakit.

So, seberapa besar sih pengaruh beda dua angka RON ini ke mesin motor kesayangan kita?

1. Kenali dulu perbedaan RON 90 dan RON 92

Ilustrasi mengisi bensin (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi mengisi bensin (pexels.com/cottonbro studio)

RON alias Research Octane Number adalah ukuran seberapa besar tekanan yang bisa ditahan bahan bakar sebelum terbakar sendiri di dalam ruang mesin. Semakin tinggi RON, semakin tahan bahan bakar terhadap detonasi dini (istilah kerennya: knocking).
RON 90 seperti Pertalite cocok untuk motor dengan rasio kompresi rendah hingga sedang. Sedangkan RON 92 seperti Pertamax lebih pas untuk mesin dengan kompresi menengah ke atas.

Jadi, kalau motor kamu sudah menggunakan teknologi injeksi, berkompresi menengah, atau punya performa tinggi seperti motor sport 150 cc ke atas, maka RON 92 bakal lebih optimal. Tapi kalau cuma motor bebek jadul atau matic 110 cc standar, RON 90 masih bisa diterima, meski tidak ideal.

2. Dampaknya terhadap performa motor sehari-hari

ilusrasi motor mogok (pexels.com/Gijs Coolen)
ilusrasi motor mogok (pexels.com/Gijs Coolen)

Motor yang diberi bahan bakar sesuai atau lebih tinggi dari kompresi mesinnya akan bekerja lebih efisien. Mesin terasa lebih responsif, tarikan lebih ringan, dan konsumsi BBM cenderung lebih irit.

Kenapa? Karena pembakaran jadi lebih sempurna. Bensin RON 92 menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dan teratur, terutama saat mesin bekerja keras di tanjakan atau saat dipakai ngebut.

Sebaliknya, jika motor dengan kompresi tinggi dipaksa minum RON 90, gejala knocking atau ngelitik bisa muncul. Tarikan terasa berat, mesin cepat panas, dan efisiensi bahan bakar bisa turun.

Jadi, walaupun harga RON 90 lebih murah, bukan berarti lebih hemat kalau akhirnya bikin performa turun dan konsumsi BBM jadi boros.

3. Efek jangka panjang terhadap kesehatan mesin

Ilustrasi Mesin Motor Yamaha LIMI 125 (yamaha-motor.com.tw)
Ilustrasi Mesin Motor Yamaha LIMI 125 (yamaha-motor.com.tw)

Di sinilah perbedaan RON benar-benar terasa. Bensin RON 92 biasanya sudah mengandung zat aditif yang bisa membersihkan kerak karbon dan menjaga injektor tetap bersih. Ini penting banget buat motor-motor injeksi zaman sekarang yang sensitif terhadap kotoran.

Sementara itu, RON 90 cenderung meninggalkan residu lebih banyak, apalagi kalau dipakai di mesin yang tidak cocok. Akibatnya, ruang bakar jadi cepat kotor, komponen mesin aus lebih cepat, dan biaya perawatan bisa jadi membengkak dalam jangka panjang.

Jadi, kalau kamu ingin mesin lebih awet, jarang masuk bengkel, dan performa tetap maksimal, menggunakan bahan bakar dengan RON yang sesuai (atau lebih tinggi) dari rekomendasi pabrikan adalah investasi yang cerdas.

So, perbedaan antara RON 90 dan RON 92 memang terlihat kecil, tapi dampaknya ke mesin motor bisa sangat signifikan. Kalau kamu sayang mesin dan ingin motor tetap bertenaga sekaligus irit, maka RON 92 patut dipertimbangkan.

Kadang, memilih yang sedikit lebih mahal justru bisa menyelamatkan dompet dari biaya servis yang tidak perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us