Bolehkah Motor Matik Didorong Saat Mogok?
Banyak pengendara motor matik yang merasa panik ketika motornya tiba-tiba mogok di jalan. Salah satu hal pertama yang sering terpikir adalah mendorong motor agar bisa kembali hidup, sama seperti cara yang biasa dilakukan pada mobil manual atau motor bebek dengan transmisi gigi. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah motor matik boleh didorong untuk menghidupkannya kembali? Jawabannya adalah tidak bisa dan sebaiknya jangan dilakukan. Untuk memahami alasannya, mari kita bahas lebih detail sekaligus membandingkannya dengan mobil.
Motor matik menggunakan sistem transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) yang berbeda dengan motor manual. Sistem ini tidak memiliki gigi percepatan yang bisa dihubungkan langsung dengan mesin saat didorong. Itulah sebabnya mendorong motor matik saat mogok tidak akan membuat mesin menyala. Sebaliknya, cara ini justru bisa merusak komponen di dalam transmisi.
1. Motor matik tidak bisa distarter dengan cara didorong

Berbeda dengan motor manual, motor matik tidak memiliki kopling manual dan tuas gigi yang bisa dipakai untuk menghubungkan tenaga roda dengan mesin. Pada motor manual, saat didorong, roda belakang bisa memutar mesin melalui rantai dan transmisi sehingga mesin dapat kembali hidup.
Sedangkan pada motor matik, roda belakang hanya terhubung dengan pulley CVT dan sabuk penggerak. Putaran roda tidak diteruskan ke mesin, sehingga meski didorong sejauh apapun, mesin tidak akan menyala. Jadi, mendorong motor matik hanya membuat lelah tanpa hasil.
2. Risiko kerusakan jika dipaksa

Selain tidak efektif, mendorong motor matik dalam keadaan mogok bisa menimbulkan risiko kerusakan. Sistem CVT menggunakan sabuk karet yang sensitif terhadap tekanan berlebihan. Jika roda belakang dipaksa berputar dengan dorongan, sabuk CVT dan pulley bisa menerima beban yang tidak semestinya. Dalam jangka panjang, ini bisa mempercepat keausan bahkan menyebabkan kerusakan.
Karena itu, jika motor matik mogok, solusi yang benar adalah menggunakan starter elektrik, kick starter (jika masih tersedia di tipe motor), atau memeriksa aki dan busi. Jika tetap tidak bisa menyala, sebaiknya dorong motor ke pinggir jalan dengan posisi mesin mati, bukan untuk menyalakannya melainkan hanya untuk memindahkannya.
3. Perbandingan dengan mobil

Mobil manual memiliki sistem transmisi dengan kopling dan gigi percepatan. Ketika mogok karena aki lemah atau starter bermasalah, mobil manual bisa dihidupkan dengan cara didorong lalu menginjak kopling, memasukkan gigi dua, dan melepas kopling perlahan. Cara ini memungkinkan roda memutar mesin sehingga mesin kembali hidup.
Namun, hal ini tidak berlaku pada mobil matik. Sama seperti motor matik, mobil dengan transmisi otomatis tidak bisa dihidupkan dengan cara didorong. Sistem transmisinya tidak dirancang untuk mentransfer putaran roda ke mesin. Jika dipaksakan, justru bisa merusak gearbox yang biayanya sangat mahal.
So, motor matik tidak boleh dan tidak bisa dihidupkan dengan cara didorong. Berbeda dengan motor manual atau mobil manual yang memungkinkan untuk dihidupkan dengan dorongan, sistem CVT pada motor matik dan transmisi otomatis pada mobil matik tidak mendukung cara ini. Jika mogok, solusi terbaik adalah mengecek komponen kelistrikan atau meminta bantuan teknisi.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih bijak saat menghadapi motor atau mobil mogok di jalan. Jangan sampai upaya menyalakan mesin justru berakhir dengan kerusakan yang lebih besar.