Tips Nyaman Pakai Jaket Kulit Saat Riding

- Jaket kulit harus pas dan nyaman saat riding, perhatikan ukuran, potongan, dan ventilasi
- Pilih base layer yang tepat agar keringat cepat menjauh dari kulit
- Pastikan jaket dilengkapi armor bersertifikat CE untuk proteksi maksimal, tambahkan strip reflektif untuk keselamatan di jalan raya
Jaket kulit memang memancarkan aura klasik yang susah ditandingi. Tampilannya selalu memberi kesan maskulin, elegan, dan “otentik” di atas motor. Selain gaya, kulit tebal juga menawarkan proteksi abrasi yang nyata saat tergelincir, membuatnya jadi pilihan favorit banyak rider untuk touring dan kecepatan tinggi.
Namun kelembapan dan panas bisa jadi musuh utama: bahan kulit kurang bernapas sehingga saat macet atau cuaca tropis, panas dan keringat gampang terperangkap, membuat kamu cepat tidak nyaman bahkan kelelahan saat berkendara. Karena itu, sebelum memutuskan mengenakan jaket kulit, periksa dulu kondisi rute dan cuaca.
Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba agar jaket kulit nyaman saat dipakai riding.
1. Pilih ukuran dan potongan yang benar

Jaket kulit untuk riding harus pas: tidak terlalu longgar (berisiko terlipat saat gesekan) dan tidak terlalu sempit (mengganggu pergerakan). Cek beberapa hal: bahu harus pas di seam, lengan cukup panjang sehingga pergelangan tetap tertutup saat posisi berkendara, dan torso memberi ruang sedikit untuk layering tanpa membuat bahan tertarik. Coba posisi duduk di motor saat fitting—pastikan tidak ada tarikan di bahu atau kain yang menonjol saat menegakkan tubuh.
2. Perhatikan ventilasi dan tipe kulit

Kulit solid tanpa lubang memang kokoh, tapi untuk kenyamanan di cuaca hangat pilih model perforated (berlubang kecil) atau hybrid (panel mesh/tekstile di area underarm atau samping). Perforasi dan zip ventilasi di dada/bahu/punggung membantu aliran udara saat melaju. Jika kamu sering berkendara di kota yang macet, jaket kulit penuh bukan pilihan ideal—pertimbangkan jaket kulit dengan liner yang bisa dilepas.
3. Gunakan base layer yang tepat

Bahan dasar atau inner layer sangat menentukan rasa nyaman. Pilih kaos/inner berbahan moisture-wicking (mis. poliester teknis) agar keringat cepat menjauh dari kulit. Hindari kaos katun tebal karena menyimpan kelembapan dan membuat kulit terasa lembap serta lengket di bawah jaket.
4. Pastikan proteksi tidak dikorbankan

Jaket kulit memang terkenal tahan abrasi, tapi proteksi sebenarnya datang dari presence armor di titik-titik kritis seperti bahu, siku, dan punggung. Pastikan jaket yang kamu pilih dilengkapi armor bersertifikat CE (EN1621-1 untuk bahu/siku, EN1621-2 untuk punggung) karena standar itu menjamin kemampuan menyerap energi benturan.
Armor yang bisa dilepas punya keuntungan praktis: memudahkan mencuci jaket, memodifikasi posisi armor sesuai postur tubuh, atau mengganti ke level proteksi yang lebih tinggi bila diperlukan. Jangan lupa cek ruang saku armor—harus cukup dalam dan kencang sehingga protector tidak bergeser saat berkendara atau pada saat terjadi benturan.
5. Pilih warna/aksen reflektif untuk keselamatan

Kulit memang sering hadir dalam warna gelap yang elegan. Namun di jalan raya, warna gelap berarti kurang terlihat, terutama pada malam hari atau kondisi cuaca redup. Untuk mengurangi risiko, tambahkan strip reflektif pada area strategis jaket seperti punggung, lengan atas, dan dada supaya pantulan cahaya lampu mobil mudah tertangkap pengendara lain. Pilih juga jaket dengan aksen warna cerah (mis. oranye, kuning neon) di bagian depan atau belakang agar visibilitas meningkat meski tidak sedang terkena cahaya langsung.
Jika jaket favoritmu polos hitam dan kamu tak ingin mengubah tampilannya, solusi praktisnya adalah memakai rompi reflektif saat riding malam—mudah dipakai, ringan, dan sangat efektif. Selain rompi, pertimbangkan aksesori reflektif lain seperti strip stiker pada helm, gaiter, atau stiker pada top box; kombinasi beberapa elemen reflektif akan membuat siluetmu lebih mudah dikenali dari jauh, meningkatkan keselamatan tanpa mengorbankan gaya.