Kenapa Biker Memasang Knalpot Brong? Begini Kata Psikologi

- Knalpot brong sebagai simbol keberanian, eksistensi diri, dan kebutuhan pengakuan sosial
- Sensation seeking: suara keras motor sebagai bentuk ekspresi jiwa petualang dan anti monoton
- Identitas kelompok: knalpot brong sebagai simbol solidaritas komunitas, namun bisa mengganggu kenyamanan umum
Pernah dengar suara motor menggelegar bahkan dari kejauhan? Yup, itu dia si knalpot brong alias knalpot modifikasi bersuara keras. Buat sebagian orang, ini mungkin dianggap keren, gagah, atau tanda keberanian. Tapi dari sisi psikologi, perilaku ini bisa mengungkap banyak hal tentang karakter si pengendara. Salah satunya adalah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi diri.
Dalam teori psikologi sosial, ada istilah yang disebut self-presentation—atau cara seseorang ingin dilihat oleh orang lain. Biker dengan knalpot brong sering kali ingin tampil beda, menarik perhatian, atau terlihat dominan di jalan. Suara keras bukan cuma sekadar efek mesin, tapi bisa jadi bentuk “teriakan” simbolik: “Lihat aku!”.
Ini sering kali muncul pada individu yang merasa perlu pengakuan dari lingkungan sosialnya, terutama jika di kehidupan sehari-hari ia merasa kurang menonjol.
1. Biker, kebebasan, dan adrenalin

Menggunakan knalpot brong, menurut beberapa sumber, juga bisa dikaitkan dengan kebutuhan akan sensation seekin, yaitu dorongan untuk mencari pengalaman yang intens, menantang, dan tidak biasa. Dalam psikologi kepribadian, orang dengan karakter ini biasanya suka dengan tantangan, petualangan, dan bahkan risiko. Suara keras dari motor bisa memberikan sensasi tertentu, baik secara fisik (karena getaran dan suara) maupun psikologis (merasa lebih “liar” dan bebas).
Biker tipe ini biasanya punya jiwa petualang, anti monoton, dan senang berekspresi secara spontan. Sayangnya, jika tidak diiringi kesadaran sosial dan empati terhadap orang lain, ekspresi ini bisa mengganggu lingkungan. Bagi sebagian orang, suara motor keras itu bukan simbol kebebasan, tapi polusi suara yang bikin risih.
2. Antara identitas dan komunitas

Faktor lain yang sering mendorong penggunaan knalpot brong adalah kebutuhan akan identitas kelompok. Banyak pengguna knalpot bising ini tergabung dalam komunitas atau klub motor yang punya gaya atau “signature sound” tertentu. Dalam psikologi, hal ini disebut in-group identity, yaitu kecenderungan seseorang merasa aman dan diterima saat menjadi bagian dari kelompok tertentu.
Knalpot bukan lagi soal performa, tapi simbol dari “aku bagian dari mereka.” Ini mirip dengan orang yang memakai jersey klub bola favorit atau seragam komunitas. Sayangnya, dalam beberapa kasus, keinginan untuk mengikuti gaya komunitas ini bisa membuat seseorang menyalahi aturan, misalnya dengan memodifikasi motor secara ilegal atau mengganggu kenyamanan umum.
3. Ekspresi diri dan tanggung jawab sosial

Pada dasarnya, semua orang punya cara masing-masing untuk mengekspresikan diri. Tapi dalam hidup bermasyarakat, penting untuk menyeimbangkan antara ekspresi pribadi dan kenyamanan bersama. Knalpot brong memang bisa jadi simbol keberanian, ekspresi, atau solidaritas komunitas, tapi jika tidak disertai empati, maka suara keras itu justru akan lebih banyak menciptakan jarak daripada kedekatan.
Mau tampil keren? Boleh banget. Tapi jangan sampai kebebasan kita mengganggu ketenangan orang lain. Karena jadi biker keren itu bukan soal seberapa keras suaramu, tapi seberapa jauh kamu bisa melaju tanpa menyakiti orang lain.